Sukses

Sederet Ucapan Duka Wafatnya Mantan Menteri Pendidikan Abdul Malik Fadjar

Abdul Malik Fadjar yang juga merupakan mantan pengurus PP Muhammadiyah ini meninggal dunia pada usia 81 tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri Pendidikan Abdul Malik Fadjar meninggal dunia pada Senin, 7 September 2020, pukul 19.00 WIB.

Malik Fadjar yang juga merupakan mantan pengurus PP Muhammadiyah ini meninggal dunia pada usia 81 tahun. Ia lahir di Yogyakarta, 22 Februari 1939.

Selain pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Malik Fadjar pernah menduduki posisi Anggota Dewan Pertimbangan Presiden di era kepemimpinan Presiden Jokowi jilid pertama.

Jabatan Menteri Pendidikan Nasional diemban olehnya saat kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri di Kabinet Gotong Royong.

"Benar, beliau meninggal dunia, wafat pada pukul 19.00 WIB tadi. Beliau meninggal di RS Mayapada Kuningan," ucap Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta Agus Suradika saat dihubungi Liputan6.com, Senin, 7 September 2020.

Ucapan duka dari berbagai kalangan pun mengalir atas wafatnya Malik Fadjar. Sebagai menteri, kata Agus, banyak karya dan prestasi yang dihasilkan dari almarhum.

Agus pun mengungkapkan Muhammadiyah merasa kehilangan atas berpulangnya Malik Fadjar, yang juga pernah menjabat sebagai Menko Kesejahteraan Rakyat (Kesra) itu.

"Kita kehilangan salah satu tokoh, pemikir, dan penggerak Pendidikan Muhammadiyah,” ucap mantan Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta itu.

Berikut deretan ucapan duka atas meninggalnya Mantan Menteri Pendidikan Abdul Malik Fadjar dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta

Ucapan duka disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta Agus Suradika usai membenarkan wafatnya Abdul Malik Fadjar.

Agus mengatakan, sebagai menteri banyak karya dan prestasi yang dihasilkan dari almarhum. Dia pun mengungkapkan Muhammadiyah merasa kehilangan atas berpulangnya Malik Fadjar, yang juga pernah menjabat sebagai Menko Kesejahteraan Rakyat (Kesra) itu.

"Kita kehilangan salah satu tokoh, pemikir, dan penggerak Pendidikan Muhammadiyah,” ucap Agus yang juga mantan Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta itu saat dihubungi Liputan6.com, Senin, 7 September 2020.

 

3 dari 7 halaman

Ketua Umum PP Muhammadiyah

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, dirinya banyak belajar dari Malik Fadjar.

"Sebagai orang yang lebih muda dan banyak berinteraksi dengan Prof Malik, saya banyak belajar dari beliau," kata Haedar kepada Liputan6.com.

Menurut dia, almarhum bukan hanya sekedar tokoh Muhammadiyah saja, tapi juga sosok yang bersahaja bagi umat Islam dan bangsa Indonesia.

"Yang bersahaja, gigih, penuh prestasi di bidang pendidikan, berpikiran maju, inklusif, dan diterima banyak pihak," ungkap Haedar.

Dia menuturkan, bangsa Indonesia sudah kehilangan tokoh besar, yang lebih banyak bekerja untuk umat daripada bicaranya.

"Kita kehilangan tokoh besar yang dimiliki bangsa ini. Beliau lebih banyak bekerja bangun pusat keunggulan dan membawa umat untuk maju ketimbang banyak bicara. Pengabdiannya untuk bangsa sangat besar tanpa mengeluh, radius pergaulan dan pemikirannya pun melintasi," Haedar memungkasi.

 

4 dari 7 halaman

Menko PMK

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy turut berbelasungkawa atas wafatnya mantan Mendikbud Abdul Malik Fadjar.

Tokoh nasional kelahiran Yogyakarta, 22 Februari 1939 ini mengembuskan napas terakhirnya pada pukul 19.00, Senin malam, 7 September 2020 dalam usia 81 tahun.

"Innalilillahi wa innailaihi rajiun. Turut berdukacita atas wafatnya guru saya, senior saya Prof H Abdul Malik Fadjar," ucap Menko PMK dalam keterangan tertulis.

Muhadjir mengaku mengenal baik Malik Fadjar. Hubungannya telah terjalin semenjak di Persyarikatan Muhammadiyah. Selain sebagai senior, bagi Muhadjir, Malik Fadjar telah menjadi mentor dalam kariernya di pemerintahan.

"Saya mengenal baik Prof Malik. Beliau adalah tokoh senior yang telah lama berkiprah di Muhammadiyah. Beliau juga ikut andil dalam pemerintahan, pendahulu saya sebagai Mendiknas dan Menkokesra. Saya banyak belajar dari kiprah kepemimpinan beliau," akunya.

"Saya amat merasa kehilangan. Semoga beliau ditempatkan di sisi Allah di tempat yang terbaik," sambung dia.

 

5 dari 7 halaman

Gubernur Jawa Timur

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Mantan Menteri Pendidikan Abdul Malik Fadjar.

"Inna lilahi wa inna ilaihi raji’un. Selamat Jalan Bapak Prof Abdul Malik Fadjar. Atas nama Pemprov Jatim dan seluruh masyarakat Jatim, saya menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya," tulis Khofifah lewat akun instagramnya @khofifah.ip, ditulis Selasa (8/9/2020).

Khofifah juga turut mendoakan almarhum Abdul Malik Fadjar.

"Semoga Almarhum, husnul khotimah, seluruh amal dan ibadahnya diterima di sisi Allah SWT, serta keluarga diberikan keikhlasan dan ketabahan, Amin," tulis dia.

Khofifah juga menuliskan, semasa hidup Prof Abdul Malik Fadjar pernah mengabdikan diri sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Menteri Pendidikan Nasional Kabinet Gotong Royong, Menteri Agama Kabinet Reformasi Pembangunan dan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

 

6 dari 7 halaman

Menteri Agama

Menteri Agama Fachrul Razi mengungkapkan rasa duka cita mendalam atas berpulangnya Menteri Agama era Presiden BJ Habibie, Abdul Malik Fadjar.

Fachrul Razi mengungkapkan, kepergian Abdul Malik Fadjar merupakan kehilangan besar bagi Kementerian Agama.

"Innalillahi wa innailaihi raji'un. Saya menyampaikan duka cita mendalam atas berpulangnya Prof Abdul Malik Fadjar pada Senin malam ini," ujar Fachrul dalam keterangan tertulis, Selasa (8/9/2020).

"Ini menjadi kehilangan besar bagi kami Keluarga Kementerian Agama. Bukan saja pernah menjabat sebagai Menteri Agama, tapi beliau juga merupakan tokoh pengembangan pendidikan Islam," imbuh dia.

Fachrul mengungkapkan, Abdul Malik Fadjar memiliki kiprah besar dalam pendidikan Islam sejak muda. Lahir dari keluarga Muhammadiyah pada 22 Februari 1939, Malik, begitu ia biasa disapa, merupakan produk pendidikan Kementerian Agama.

Malik muda menamatkan gelar Doktorandus (Drs) dari Fakultas Tarbiyah Cabang Sunan Ampel Surabaya pada 1972 (saat ini telah menjadi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang).

"Yang menarik, beliau telah membangun karier mulai menjadi guru pada Sekolah Rakyat Negeri (SRN), hingga kemudian menjadi Dirjen pada Ditjen Bimbingan Islam Kemenag di tahun 1995-an," kata Fachrul.

 

7 dari 7 halaman

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Saat Ini

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim turut bebelasungkawa atas wafatnya tokoh nasional yang juga mantan Mendikbud Abdul Malik Fadjar.

"Innalillahi wainna illaihirojiun. Mewakili keluarga besar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, saya menyampaikan duka cita mendalam atas berpulangnya Bapak Prof. Abdul Malik Fajar," kata Nadiem dalam keterangan tulis, Selasa (8/9/2020).

"Insya Allah amal ibadah almarhum diterima oleh Allah SWT," lanjut dia.

Di mata Mendikbud, Abdul Malik Fadjar merupakan sosok yang memberikan banyak inspirasi terkait demokrasi dan sikap humanisnya. Tak ketinggalan juga mengenai prinsip-prinsip HAM

"Beliau adalah sosok yang memberikan banyak inspirasi dan pembelajaran bagi kita semua, termasuk tentang pendekatan humanis, demokratis, dan memberikan kebebasan hak asasi manusia dalam pendidikan. Selamat jalan pahlawan dan guru bangsa," ucap Nadiem.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.