Sukses

Sabam Sirait: Isi Kemerdekaan dengan Politik Rempah-rempah

Di tengah perayaan kemerdekaan ini, Sabam mengajak semua pihak untuk kembali membangkitkan pertanian rempah-rempah.

Liputan6.com, Jakarta - Di antara motif penjajah datang ke Nusantara adalah untuk mengambil keuntungan dari rempah-rempah yang melimpah di berbagai daerah. Bahkan setelah kedatangan Potugis dan Spanyol, Belanda membentuk Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) atau persekutuan dagang Belanda.

"Apalagi cita rasa dan kualitas rempah-rempah di Indonesia sangat tinggi," kata politisi senior Sabam Sirait saat ditanya tentang HUT ke-75 Kemerdekaan Indonesia, belum lama ini.

Karena itu, di tengah perayaan kemerdekaan ini, Sabam mengajak semua pihak untuk kembali membangkitkan pertanian rempah-rempah. Sebab rempah-rempah juga merupakan bagian kekayaan dari sumber daya alam yang bisa membuat rakyat sejahtera.

"Lahan-lahan kosong yang tidak dimanfaatkan, manfaatkan. Petani-petani kita juga harus dididik dan dilatih untuk kembali menanam rempah-rempah. Buat peta potensi antara daerah, wilayah mana yang akan ditanam apa. Jangan semua bikin sawit semua. Atau pabrik semua. Ini kita sebut sebagai politik rempah-rempah," kata Sabam yang juga anggota MPR RI paling senior.

Senator dari daerah pemilihan DKI Jakarta itu tidak setuju dengan penyeragaman makanan pokok Indonesia. Misalnya semua orang Indonesia dipromosikan makan nasi semua.

"Padahal ada juga yang makan jagung, sagu, singkong, ubi dan pisang. Kita ini sangat kaya bukan saja dalam hal keragaman suku, agama, budaya dan etnis. Bahkan dalam hal makanan pokok saja kita sangat kaya," ungkap Sabam.

Sabam pun mengapresiasi kebijakan Presiden Joko Widodo terkait dengan dana desa. Sebab di sejumlah daerah dana desa ini membangkitkan anak-anak muda di desa untuk menghidupkan pertanian dan peternakan dengan cara-cara yang semakin modern.

"Banggalah jadi petani," ujar Sabam.

Sabam pun menekankan bahwa Kemerdekaan Indonesia berhasil dicapai berkat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, baik para tokohnya maupun semua rakyat Indonesia. Di berbagai daerah, semua elemen bangsa kompak bersatu melakukan perlawanan kepada penjajah yang mau datang kembali setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Semangat dan Giat Bekerja

Mantan anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) ini juga mengingatkan bahwa tak semua negara lain suka dengan kemerdekaan Indonesia. Pasti ada yang tidak suka dan masih punya niat menjajah Indonesia dengan gaya dan cara baru.

"Bung Karno mengatakan, awas nekolim. Neo-kolonialisme dan neo-imperialisme. Makanya, anak-anak muda, jangan berleha-leha dalam memperjuangkan dan mengisi kemerdekan itu. Harus terus semangat dan giat bekerja sehingga Indonesia terus berdaulat dan membuat rencana agar Indonesia menjadi semakmur-makmurnya mungkin sebagaimana kata DR Leimena," pesan Sabam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.