Sukses

Menko PMK Ungkap Alasan 2 WNI di Diamond Princess Menolak Dievakuasi

Pemerintah pun tidak bisa memaksakan keinginan mereka yang memilih tetap tinggal di Jepang, meski ada wabah virus corona.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) mengatakan dua Warga Negara Indonesia (WNI) kru Diamond Princess memilih untuk tetap bekerja di Jepang. Keduanya pun tak mau dievakuasi bersama 68 WNI di Diamond Princess.

"Menurut informasi awal, mereka (2 WNI) ingin tetap bekerja (di Jepang)," ujar Muhadjir saat dikonfirmasi Liputan6.com, Jumat (28/2/2020).

Pemerintah pun tidak bisa memaksakan keinginan mereka yang memilih tetap tinggal di Jepang, meski ada wabah virus corona. Sebab, evakuasi ini bersifat sukarela.

Kendati begitu, kedua WNI tersebut dipastikan sehat dan negatif virus corona. Mereka sebelumnya juga telah menjalani observasi bersama 68 WNI lainnya di Diamond Princess.

"Alasannya, dia sehat (tapi) dia ndak mau (dievakuasi). Ini nanti tolong ditanyakan ke Kemlu karena memang (2 WNI) tidak mau," jelas Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto di Kompleks Istana Kepresidenana Jakarta, Kamis 27 Februari 2020.

Saksikan video di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Segera Dievakuasi

Sebelumnya, pemerintah memutuskan segera mengevakuasi 68 WNI yang menjadi anak buah kapal Diamond Princess ke Tanah Air dengan menggunakan pesawat. Proses evakuasi akan dilakukan paling lambat dua hari ke depan.

Pemerintah Indonesia masih berkoordinasi dengan pihak Jepang guna rencana tersebut. Para ABK yang dievakuasi nantinya akan ditempatkan di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu.

Menlu Retno Marsudi mengatakan, memang total ada 78 WNI di kapal Diamond Princess. Namun, delapan di antaranya dinyatakan positif Coronavirus atau Covid-19.

"Jadi jumlahnya 78 dari sembilan sampai kemarin dinyatakan positif. Kemudian satu sudah dinyatakan negatif jadi yang positif ada delapan," ungkap Retno di Kantor Kemenko PMK Jakarta, Kamis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.