Sukses

Lemhannas: Toleransi Bangsa Indonesia Mengalami Penurunan

Pasca Pemilu 2019, disampaikan Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, masyarakat Indonesia terpolarisasi dengan tajam.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas RI) Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo mengungkapkan tingkat toleransi bangsa Indonesai terus mengalami penurunan sejak 2010. Hal itu terlihat dari tingginya tingkat intoleransi yang ditandai dengan masih maraknya konflik sosial di kalangan masyarakat, begitu pula masalah kerukunan sosial dan solidaritas sosial.

"Berdasarkan indikator toleransi sesama anak bangsa, kulitas persatuan bangsa Indonesia paling tidak sejak mulai dibukanya keran demokrasi pada tahun 1998, mengalami kemunduran," tutur Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, Kantor Lemhannas RI, Jakarta Pusat, Selasa (23/4/2019).

Pasca Pemilu 2019, disampaikan Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, masyarakat terpolarisasi dengan tajam. Hal itu terlihat dari adanya konflik antarkelompok di media sosial.

"Kedewasaan dalam berbangsa, kedewasaan dalam berdemokrasi, kedewasaan dalam menjadi bangsa yang beradab, termasuk kedewasaan dalam memaknai Sesanti Bhineka Tunggal Ika sedang diuji setelah baru saja melewati hari pencoblosan tanggal 17 April 2019," katanya.

Hal ini juga mendapatkan dari Kepala Laboratorium Pengukuran Ketahanan Nasional (Labkurtannas) Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Dadan Umar Daihani. Ia menyampaikan dari lima indikator ketahanan nasional, ideologi --yang mencakup di dalamnya variabel toleransi-- serta sosial budaya memperoleh raport buruk.

"Dari sosial budaya dalam kondidi kurang tangguh, dari lima gatra memang ada dua yang kurang tangguh. Pertama ideologi dan yang kedua sosial budaya dan ini sebenarnya merupakan dasar konsensus berdirinya sebuah negara," tutur Dadan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harmonisasi Instrumen

Indikator gatra ideologi dan sosial budaya hanya memperoleh kondisi kurang tangguh dari lima level kondisi sebagai berikut: rawan, kurang tangguh, cukup tangguh, tangguh, serta sangat tangguh.

Dedi mengumpamakan bangsa Indonesia adalah sebuah musik yang terdiri dari masing-masing instrumen yang saling berharmonisasi. Menurutnya, musik akan terdengar indah bilamana semua instrumen saling berharmonisasi dan tidak ingin saling mendominasi suara.

"Kalau salah satu instrumen ingin memdominasi maka akan terdengar noise bukan harmoniasai," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.