Sukses

Politikus hingga Menteri yang Merajut Puisi

Belakangan, para politikus nampaknya menjadi puitis dengan sering menulis puisi.

Liputan6.com, Jakarta - Belakangan, para politikus nampaknya menjadi puitis. Mereka seakan berlomba-lomba membuat puisi untuk mengkritisi dan mengeluarkan suara masing-masing kepada masyarakat.

Salah satu yang termasuk cukup sering merangkai puisi adalah Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon. Politikus Partai Gerindra itu sudah beberapa menulis puisi-puisi. Ia bersuara mengkritik pemerintah melalui bait puisinya.

Yang terbaru, Fadli Zon menulis puisi ketika Ahmad Dhani dijebloskan ke penjara. Seperti diketahui, Ahmad Dhani divonis 18 bulan penjara karena dugaan kasus ujaran kebencian.

Selain Fadli, rupanya ada politikus-politikus lain yang gemar merajut bait demi bait puisi. Di antaranya adalah politikus Partai Nasdem, Irma Suryani Chaniago dan Menteri Susi Pudjiastuti.

Berikut politikus-politikus yang menghasilkan puisi dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Sukmawati Soekarnoputri

Kala itu, Sukmawati membacakan puisi karyanya dalam acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week 2018, Jakarta Convention Center (JCC), Kamis, 29 Maret 2018.

Puisi Sukmawati mendapat tanggapan dari berbagai pihak. Isi puisi dianggap sejumlah pihak sebagai bentuk penistaan agama. Sukmawati pun dilaporkan ke pihak berwajib.

Dengan derai air mata, Sukmawati meminta maaf atas kontroversi puisi buatannya tersebut. Meski pada akhirnya polisi mengakhiri kasus puisi Sukmawati, ini puisi lengkapnya.

"Ibu Indonesia

Aku tak tahu Syariat Islam

Yang kutahu, sari konde Ibu Indonesia sangatlah indah

Lebih cantik dari cadar dirimu

Gerai tekukan rambutnya suci

Sesuci kain pembungkus wujudmu

Rasa ciptanya sangatlah beraneka

Menyatu dengan kodrat alam sekitar

Jari jemarinya berbau getah hutan

Peluh tersentuh angin laut

Lihatlah Ibu Indonesia

Saat penglihatanmu semakin asing

Supaya kau dapat mengingat kecantikan asli dari bangsamu

Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif

Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia

Aku tak tahu syariat Islam

Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia sangatlah elok

Lebih merdu dari alunan azanmu

Gemulai gerak tarinya adalah ibadah

Semurni irama puja kepada Illahi

Nafas doanya berpadu ciptaHelai demi helai benang tertenun

Lelehan demi lelehan damar mengalun

Canting menggores ayat-ayat alam surgawi

Pandanglah Ibu Indonesia

Saat pandanganmu semakin pudar

Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu

Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya."

 

3 dari 7 halaman

2. Menteri Keuangan Sri Mulyani

Menteri Keuangan Sri Mulyani kembali memberikan pembelaan atas tudingan menteri pencetak utang oleh calon presiden nomor urut 02 Prabowo.

Lewat akun media sosial instagram @smindrawati, Sri Mulyani menuliskan jawabannya lewat puisi dengan memaparkan sejumlah kinerja dan program yang telah dilakukan lewat Kementerian Keuangan pada Jumat, 1 Februari 2019.

"Kala kamu menuduh aku Menteri Pencetak Utang,

Kami menyelesaikan ribuan kilometer jalan raya, tol, jembatan untuk rakyat, untuk kesejahteraan

Kami menyelesaikan puluhan embung dan air bersih, bagi jutaan saudara kita yang kekeringan

Puluhan ribu rumah, untuk mereka yang memerlukan tempat berteduh

Kala kamu menuduh aku Menteri Pencetak Utang,

Kami bekerja menyediakan subsidi

Jutaan sambungan listrik untuk rakyat untuk menerangi kehidupan, hingga pelosok Kami terus bekerja

Meringankan beban hidup 10 juta keluarga miskin

Menyediakan bantuan pangan 15 juta keluarga miskin

Menyekolahkan 20 juta anak miskin untuk tetap dapat belajar menjadi pintar

Kala kamu menuduh aku Menteri Pencetak Utang,

Kami bekerja siang malam

Menyediakan jaminan, agar 96,8 juta rakyat terlindungi dan tetap sehat.

Merawat ratusan ribu sekolah dan madrasah, agar mampu memberi bekal ilmu dan takwa, bagi puluhan juta anak-anak kita untuk membangun masa depannya

Kami tak pernah berhenti, agar 472.000 mahasiswa menerima beasiswa untuk menjadi pemimpin masa depan

20.000 generasi muda dan dosen berkesempatan belajar di universitas terkemuka dunia untuk jadi pemimpin harapan bangsa.

Puluhan juta petani mendapat subsidi pupuk, benih dan alat pertanian,

170.400 hektar sawah beririgrasi untuk petani

Jutaan usaha kecil mikro memiliki akses modal yang murah

Jutaan penumpang kereta dan kapal yang menikmati subsidi tiket

Jutaan keluarga menikmati bahan bakar murah

Jutaan pegawai negeri, guru, prajurit, polisi, dokter, bidan, dosen hingga peneliti mendapat gaji dan tunjangan untuk mengabdi negeri

Terus, kami terus bekerja agar 74.953 desa mampu membangun, membasmi kemiskinan, 8.212 kelurahan terbantu untuk melayani rakyat lebih baik

Triliunan rupiah tersedia membantu saudara kita yang terkena bencana membangun kembali kehidupannya

Dan masih banyak lagi yang aku mau ceritakan padamu agar engkau Tidak Lupa

Karena itu adalah cerita tentang kita MEMBANGUN INDONESIA

Aku tak ingin engkau lupa itu. Sama seperti aku tak ingin engkau lupa akan sejarah negeri kita."

 

4 dari 7 halaman

3. Fadli Zon

Bukan hanya menggunakan kata-kata biasa, Fadli Zon pun kerap mengomentari kinerja pemerintah saat ini. Komentar tersebut dituangkan dalam puisi.

Fadli sendiri adalah alumni Jurusan Sastra Rusia Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Sejak tahun 2014 dirinya aktif membuat puisi tentang perpolitikan di Indonesia.

Yang terbaru, Fadli Zon mengeluarkan puisi berjudul Doa yang Ditukar saat Ahmad Dhani masuk ke dalam jeruji besi.

"DOA YANG DITUKAR

doa sakral

seenaknya kau begal

disulam tambal

tak punya moral

agama diobral

 

doa sakral

kenapa kau tukar

direvisi sang bandar

dibisiki kacung makelar

skenario berantakan bubar

pertunjukan dagelan vulgar

 

doa yang ditukar

bukan doa otentik

produk rezim intrik

penuh cara-cara licik

kau Penguasa tengik

 

Ya Allah

dengarlah doa-doa kami

dari hati pasrah berserah

memohon pertolonganMu

kuatkanlah para pejuang istiqomah

di jalan amanah

 

Fadli Zon

Parung, Bogor, 3 Feb 2019"

 

5 dari 7 halaman

4. Romahurmuziy

Ketua Umum PPP Romahurmuziy atau Rommy juga ikut membuat puisi. Puisi tersebut seakan membalas puisi Fadli Zon. Puisi yang ditulis pada 4 Februari 2019 itu berjudul Katanya Bela Ulama.

"Katanya Bela Ulama

Katanya bela ulamaKyai paling sepuh pun kau nistaDengan aneka meme dan cela

Katanya bela agamaTapi kau halalkan semuaTuk gelapkan siang sebelum waktunya

Katanya hasil ijtima'Baca Qur'an pun kau hindari dengan berbagai cara

Jadi sebenarnya kau makhluk apa?Editan atau manusia"

 

6 dari 7 halaman

5. Irma Suryani Chaniago

Politikus Partai Nasdem yang juga juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Irma Suryani Chaniago membuat puisi. Puisi tersebut juga seakan membalas puisi Fadli Zon.

Irma dan Fadli sebelumnya juga pernah berbalas puisi. Kali ini, puisi Irma berjudul Aku yang dikeluarkannya pada 6 Februari 2019.

"Aku

Aku adalah raja segala ambisi,Semua hal kukomentari, pokoknya semua kucaci maki Tak peduli benar atau salah, bahkan ulama sepuh pun kukriminalisasi

Aku adalah raja ambisi, cita-citaku pingin jadi menteri, Semua panggung ku isi dengan puisi dan ujaran-ujaran sakit hati,yang penting aku tampil di TV dan media tiap hari

Aku adalah raja ambisi, tidak peduli salah, benar, hoax, dara dan politisasi, yang penting aku bisa terus membully...Kursi menteri cita-cita harga mati Tidak peduli harga diri, yang penting aku jadi menteri

Siang malam aku terus mencari, siapa yang akan aku bully dan politisasi hari ini, esok atau lusa nanti!Yang penting aksi dan kursi menteri di tangan kiri

Akulah raja nyinyir, raja bully, raja diraja puisi basiSiapa pun aku kriminalisasi, tidak peduli ulama sepuh yang dihormati, salah sedikit langsung ku kapitalisasi!

ISC"

 

7 dari 7 halaman

6. Menteri KKP Susi Pudjiastuti

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti membaca puisi berjudul 'Kau Bohong' di sebuah tepi dermaga, di hadapan para nelayan.

Puisi itu dialamatkan Menteri Susi untuk beberapa orang spesial dan menyiarkannya di Instagram pada 7 Februari 2019.

"Untuk seorang kawan spesial dan beberapa kawannya yang juga spesial."

"Judulnya, Kau Bohong."

"Kau bilang: mamah, kawan, papah, dan semua orang dekatku, bicara begini dan begitu.

Kutanya dan kucek, ternyata: kau bohong."

Meski begitu, Menteri Susi tak ingin secara eksplisit membocorkan sosok spesial yang dimaksud. Susi terkenal aktif di Instagram dalam mengabarkan program-program ekonomi dan bisnis kementeriannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.