Sukses

Puisi Kontroversial Sukmawati Berujung Polisi

Karena puisi berjudul 'Ibu Indonesia', Sukmawati Soekarnoputri dilaporkan ke polisi.

Liputan6.com, Jakarta - "Aku tak tahu Syariat Islam. Yang ku tahu, sari konde Ibu Indonesia sangatlah indah. Lebih cantik dari cadar dirimu. Gerai tekukan rambutnya suci, sesuci kain pembungkus wujudmu." 

Itulah sepenggal puisi Sukmawati Soekarnoputri yang menuai kontroversi. Karena puisi berjudul "Ibu Indonesia" itu, Sukmawati pun dilaporkan ke polisi.

Puisi tersebut dibacakan Sukmawati dalam acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week 2018, Jakarta Convention Center (JCC), Kamis, 29 Maret 2018. Puisi tersebut dianggap sejumlah pihak sebagai bentuk penistaan agama.

Tercatat, sudah ada dua laporan yang diterima Polda Metro Jaya terkait puisi Sukmawati itu. Kedua pelapor adalah pengacara bernama Denny Adrian Kushidayat dan politikus Partai Hanura, Amron Asyhari. Denny mengaku mewakili umat Islam dalam membuat laporan.

Ia menilai Sukmawati dalam puisinya melecehkan dan menghina umat Islam. "Kalimat pembuka itu Syariat Islam disandingkan dengan sari konde, itu enggak pantas. Kalau saya harus jujur dia lebih parah dari Ahok," ujar Denny di Markas Polda Metro Jaya, Selasa (3/4/2018).

Laporan Denny bernomor LP/1782/IV/2018/PMJ/Dit.Reskrimum atas dugaan Penistaan Agama Islam sebagaimana diatur dalam Pasal 156 A KUHP dan atau Pasal 16 UU Nomor 40 tahun 2008 tentang penghapusan diskriminasi Ras dan Etnis.

Sedangkan laporan Amron bernomor LP/1785/IV/2018/PMJ/Dit.Reskrimum dengan dugaan Penistaan Agama Islam sebagaimana diatur dalam Pasal 156 A KUHP. Amron berharap polisi bertindak tegas dan profesional dalam mengusut laporan ini.

"Saya tak akan mencabut laporan meski dia meminta maaf nantinya. Ini jelas telah menghina dan melecehkan kami sebagai umat Islam. Saya minta agar polisi segera mengusut kasus ini," tegas Amron.

Tak hanya ke Polda Metro Jaya, Sukmawati Soekarnoputri juga akan dilaporkan ke Bareskrim Polri. Laporan itu akan dilayangkan Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) pada Kamis 4 April.

Laporan ke Bareskrim Polri akan dilakukan lantaran Sukmawati dinilai telah melecehkan agama melalui puisi yang dibacakannya. "FUIB mengajak ormas agar bersatu dan bersama melaporkan Sukmawati lantaran dinilai telah melakukan pelecehan dan penistaan agama," kata Ketua Umum FUIB Rahmat Himran saat dihubungi Liputan6.com, di Jakarta.

Dia menambahkan, FUIB akan mengawal kasus ini agar dapat diproses secara tuntas. "Agar kasus tidak terulang lagi. Kalau bergulir begitu saja, (sama saja) membiarkan agama dilecehkan orang tidak bertanggung jawab," ujar dia.

Rahmat menyayangkan sikap Sukmawati yang melakukan hal tersebut. Kendati sebagai anak Presiden ke-1 RI Sukarno, Sukmawati tetap sama di mata hukum.

"Proses hukum. Tidak terkecuali anak proklamator. Harusnya dia bisa menjaga lisan," ujar Rahmat.

Rencana pelaporan terhadap Sukmawati itu ditempuh sebagai jalan terakhir. Rahmat mengaku telah menghubungi Sukmawati agar menyampaikan permohonan maaf. Namun hal itu tidak direspons.

"Sudah saya hubungi, tidak ada itikad baik (untuk minta maaf), enggak ada. Dihubungi tak ada respons. Sudah saya SMS, telepon, tidak ada respons sama sekali," jelas Rahmat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bukan Sikap Keluarga Sukarno

Keluarga besar Presiden Pertama RI Sukarno melalui Guntur Soekarnoputra, angkat bicara terkait puisi yang dibacakan Sukmawati Soekarnoputri. Dia memastikan seluruh keluarga Bung Karno sejak kecil dididik dan diajarkan keagamaan sesuai syariat Islam.

"Sebagai anak tertua, saya saksi hidup, bahwa seluruh anak Sukarno dididik oleh Bung Karno dan Ibu Fatmawati Sukarno sesuai ajaran Islam," kata Guntur dalam keterangannya, Selasa (3/4/2018).

Dia menuturkan, seluruh keluarga diajarkan syariat Islam. Termasuk, Bung Karno yang menjalankan rukun Islam.

"Kami diajarkan syariat Islam. Dan Bung Karno pun menjalankan semua rukun Islam, termasuk menunaikan ibadah haji," jelas Guntur.

Atas nama keluarga besar Bung Karno, dia menyesalkan kemunculan puisi Sukmawati yang dibacakan di gelaran Indonesia Fashion Week 2018. Saat itu digelar acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya.

Guntur memilih tidak mau mengomentari lebih jauh puisi adiknya itu. Namun, satu hal yang pasti, masih kata dia, puisi yang dibuat Sukmawati sama sekali tidak terkait dengan pandangan dan sikap keluarga Bung Karno mengenai ajaran agama Islam.

"Itu pendapat pribadi Sukmawati, tidak ada urusannya dengan pandangan dan sikap keluarga," jelas Guntur.

Dia juga merasa yakin, puisi Sukmawati tidak mewakili sikap keimanannya sebagai pemeluk agama Islam.

"Saya juga yakin puisi Sukma tersebut tidak mewakili sikap keimanannya sebagai seorang muslimah, dan saya ingin Sukma segera meluruskannya," pungkas Guntur.

Terpisah, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto meminta Sukmawati Soekarnoputri memberikan klarifikasi terhadap puisi "Ibu Indonesia" yang dibacakan saat Indonesia Fashion Week. Hal ini, menurut dia, demi menghindarkan salah tafsir.

"Secara pribadi tentu saja, yaitu Sukmawati harus memberikan klarifikasi. Jangan sampai pernyataan-pernyataan kemudian menimbulkan salah tafsir," kata Hasto.

Dia berharap, klarifikasi ini bisa segera dilakukan. "Inilah yang kami harapkan (memberikan klarifikasi)," ujar Hasto.

Hasto juga mengatakan diperlukan proses tabayun untuk menyelesaikan masalah ini.

"Tabayun saja. Kita, kan, bangsa yang berdialog," pungkas Hasto.

Tak Dibuat Gaduh

Sementara itu, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menilai, puisi dari putri Bung Karno, Sukmawati Soekarnoputri tidak perlu dibuat gaduh.

"Tapi mungkin Mba Sukma enggak terlalu mengira bahwa di sebagian orang, azan dan hijab juga indah, buat kami inilah Indonesia. Kita harus saling toleran, dan tak perlu dibuat gaduh," kata Mardani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Mardani menganggap puisi anak dari Presiden Sukarno itu hanya sebagai otokritik. Sehingga tidak perlu dibuat gaduh dan bisa diselesaikan secara formal ataupun nonformal.

"Usul saya penyelesaian bukan di jalur hukum atau minta maaf, tapi di jalur silaturahmi, jalur ketemuan, ngopi bareng, ngeliwet bareng, kalau perlu maulidan bareng, sehingga Mba Sukma tahu ada orang Islam yang sedikit sensitif," ujar Mardani.

Anggota Komisi II DPR ini berharap masalah ini tidak diperbesar. Namun, menurut dia, jika memang Sukmawati ingin meminta maaf tentu harus dengan perasaan yang tulus.

"Kalau boleh saya imbau jangan dibuat gaduh, Mba Sukma orang baik, dan yang disampaikan buat kami otokritik biar dakwah ini bisa lebih diterima berbagai kalangan," ucap Mardani.

 

3 dari 3 halaman

Puisi Lengkap Sukmawati

Ibu Indonesia

Aku tak tahu Syariat Islam

Yang kutahu, sari konde Ibu Indonesia sangatlah indah

Lebih cantik dari cadar dirimu

Gerai tekukan rambutnya suci

Sesuci kain pembungkus wujudmu

Rasa ciptanya sangatlah beraneka

Menyatu dengan kodrat alam sekitar

Jari jemarinya berbau getah hutan

Peluh tersentuh angin laut

Lihatlah Ibu Indonesia

Saat penglihatanmu semakin asing

Supaya kau dapat mengingat kecantikan asli dari bangsamu

Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif

Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia

Aku tak tahu syariat Islam

Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia sangatlah elok

Lebih merdu dari alunan azanmu

Gemulai gerak tarinya adalah ibadah

Semurni irama puja kepada Illahi

Nafas doanya berpadu cipta

Helai demi helai benang tertenun

Lelehan demi lelehan damar mengalun

Canting menggores ayat-ayat alam surgawi

Pandanglah Ibu Indonesia

Saat pandanganmu semakin pudar

Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu

Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.