Sukses

CVR Lion Air Ditemukan, Seberapa Pentingnya Ungkap Kecelakaan?

CVR Lion Air ini melengkapi penemuan kotak hitam yang ditemukan sebelumnya yakni Flight Data Recorder (FDR).

Liputan6.com, Jakarta - Tim penyelam TNI Angkatan Laut menemukan bagian kotak hitam yaitu Cockpit Voice Recorder (CVR) dari pesawat Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat. Seberapa pentingkah CVR untuk mengungkap penyebab kecelakaan?

Ketua Sub-Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Nurcahyo Utomo mengatakan, CVR berisikan suara yang ada di kokpit pesawat. Selain itu, juga dapat merekam suara peringatan yang ada di dalam pesawat.

Ia melanjutkan, durasi rekam CVR hanya dua jam. CVR mulai merekam jika listrik sudah menyala.

"Pembicaraan di kokpit atau flight deck. Semua ada di sini. Misalnya, suara warning kadang ada bunyi ping, ada bunyi tet-tet-tet. Ada bunyi apa nanti kita dengar," kata dia, Senin (14/1/2019).

Ia menerangkan, CVR Lion Air melengkapi penemuan kotak hitam yang ditemukan sebelumnya yakni Flight Data Recorder (FDR).

"Kita kan sudah ada FDR, nah sekarang lewat CVR kita ingin dengar itu waktu ada masalah ini apa diskusi yang terjadi antarpilotnya. Bagaimana mengambil keputusan. Alasannya apa, nah itulah yang kita ingin lihat. Mengapa kok dia punya pandangan seperti ini pas terjadi masalah ini," terang dia

Dia mengatakan, laporan final mengenai penyebab kecelakaan berdasarkan aturan internasional memang maksimal setahun. Namun, Nurcahyo tidak dapat memastikan penemuan CRV bisa langsung mengungkap penyebab jatuhnya pesawat, seperti Lion Air.

"Tidak, masih ada beberapa alat lagi. Jadi kalau kita menemukan fakta baru, pasti ada yang butuh lain lagi. Sekarang tiba-tiba misalnya di CVR kita nemu pembicaraan yang kita tidak duga, maka kita cari ini apa nih. Jadi bukan langkah terakhir," ujar dia.

"Diharapkan setahun selesai. Kalau bisa secepatnya. Karena seluruh dunia itu menunggu, Ini ada apa sama pesawat max (Boeing 737 Max 8). Kita juga ingin jawab ini loh masalahnya," tandas  Nurcahyo

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pencarian CVR

Tim Tim Penyelam (Kopaska & Dislambair) Koarmada I berhasil menemukan dan mengangkat Cockpit Voice Recorder (CVR) Lion Air yang jatuh di Perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat pada 29 Oktober 2018. CVR ini penting untuk mengungkap percakapan di kokpit pesawat dengan nomor penerbangan JT 610 itu.

Kapushidrosal Laksamana Muda TNI Harjo Susmoro mengatakan, jajarannya diberi waktu 15 hari untuk menemukan CVR tersebut, terhitung sejak 8 Januari 2019. Sebab, pada saat perintah diberikan, umur CVR Lion Air tinggal 25 hari lagi.

"Saya hanya diberi batas waktu 15 hari karena waktu CVR 25 hari. Kita bagi dua, 7 hari pertama dan 7 hari kedua. Harapannya 7 hari pertama sudah ketemu," ujar Susmoro, di Jakarta, Senin (14/1/2019).

KRI SPICA berangkat dari Jakarta International Container Terminal (JICT) pada Selasa 8 Januari 2019. Kapal berangkat dengan membawa 84 personel yang terdiri dari 55 awak kapal, 3 spesialis dari PUSHIDROSAL, 18 penyelam dari DISLAMBAIR dan SATPASKA, serta 8 personel Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Operasi ini bertujuan untuk mencari CVR Lion Air dan jenazah korban.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, operasi ini melanjutkan operasi sebelumnya yang selesai pada 29 Desember 2018. Tim langsung menuju ke koordinat Signal Under Water Locaror Beacon (ULB) yang sudah diidentifkasi pada operasi sebelumnya.

"Operasi ini menggunakan peralatan yang ada di KRI SPICA seperti, magnetometer, side scan sonar, multi beam sonar, alat penyedot Iumpur di tambah dengan alat KNKT Remotely Operated Vehicle (ROV) dan ULB locator," tutur Soerjanto.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.