Sukses

Wakil Ketum Demokrat: PDIP Jangan Salah Sangka dengan Orasi AHY

Sebelumnya, AHY mengkritik pemerintahan Jokowi. AHY menyinggung janji Jokowi yang ingin melakukan revolusi mental masyarakat Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrat membantah adanya inkonsistensi dalam berkomunikasi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Bahkan, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan menegaskan, saat ini peluang berkoalisi dengan PDIP masih tetap terbuka lebar.
 
"Ya terbuka. Terbuka untuk berkoalisi dengan PDIP. Berkoalisi dengan siapa saja, tetapi juga sangat terbuka untuk kita mengusung sendiri. Bikin koalisi sendiri," kata Syarief saat dihubungi merdeka.com, Rabu (13/6/2018).
 
Syarief membantah jika ada anggapan komunikasi PDIP dan Demokrat tersendat. Kata dia, selama ini komunikasi mereka sangat lancar. 
 
"Ya kita komunikasi masih bagus," ungkapnya. 
 
Anggota Komisi I DPR ini menjelaskan, PDIP juga tidak boleh salah sangka dengan orasi Ketua Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) beberapa waktu lalu. Menurutnya, beberapa ucapan AHY hanyalah sebuah masukan bagi pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi.
 
"Apa yang disampaikan AHY kemarin itu bukan kritikan yang menyudutkan, tetapi sesungguhnya adalah masukan buat pemerintah supaya itu diperbaiki. Jadi feedback itu perlu," ujarnya. 
 
"Kita itu karena AHY mendapat masukan langsung dari rakyat. Kejadian di masyarakat, ya itu yang harus disampaikan ke pemerintah. Karena kan oposisi enggak. Kritik itu untuk membangun," ucapnya. 
 
 
 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

AHY Kritik Jokowi

Sebelumnya beberapa waktu lalu, Ketua Kogasma Partai Demokrat AHY mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo. AHY menyinggung janji Jokowi yang ingin melakukan revolusi mental masyarakat Indonesia.
 
Sebagai partai pengusung Presiden Jokowi, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto tidak mau terpancing dengan manuver dari putra SBY itu. Dia hanya  mengatakan, kritikan harus didasari obyektivitas.

"Kalau kritik itu harusnya diberikan berdasarkan objektifitas. Bukan hasil pada kepentingan politiknya," kata Hasto di Stasiun Senen, Jakarta Pusat, Selasa, 12 Juni 2018.

"Saat mau ketok pintu cerita yang baik-baik, kemudian ada agenda yang berbeda dan memberikan kritik yang berbeda. Rakyat melihat ketidakkonsistenan di situ," ucap Hasto.

Reporter: Sania Mashabi

Saksikan video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.