Sukses

Ziarah Makam WR Soepratman, Menpora Ajak Pemuda untuk Selalu Kenang Jasa Pahlawan Nasional

Menpora Imam Nahrawi ziarah ke makam pencipta Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, Wage Rudolf Soepratman di Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (31/3) pagi.

 

Liputan6.com, Surabaya Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi berharap pemuda dan pemudi Indonesia selalu mengenang jasa pahlawan nasional. Salah satunya dengan mendatangi makam pahlawan atau ziarah makam pencipta Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, Wage Rudolf Soepratman di Surabaya.

"Seluruh anak muda Indonesia harus berkunjung ke tempat ini (komplek pemakaman WR Soepratman), berziarah dan kirim Al Fatihah karena beliau pencipta lagu Indonesia Raya yang saat ini mempersatukan kita semua sebagai bangsa Indonesia. Anak-anak muda Indonesia harus segera berkunjung ke sini," kata Menpora usai ziarah makam WR Soepratman di Kenjeran, Surabaya, Sabtu (31/3).

 

Wage Rudolf Soepratman, kelahiran Jatinegara 9 Maret 1903, merupakan pahlawan nasional yang berawal dari tokoh muda inspiratif dan monumental, yang lagu gubahannya menjadi identitas nasional sehingga seluruh masyarakat dunia mengenal Indonesia.

Sebagai anak muda yang memiliki mobilitas tinggi, pada tahun 1924 berada di Bandung pada usia 21 tahun. Di situlah lahir gubahan fenomenal lagu Indonesia Raya. Pada bulan Oktober 1928 di Jakarta dilangsungkan Kongres Pemuda II. Kongres itu melahirkan Sumpah Pemuda.

 

Pada malam penutupan kongres, tanggal 28 Oktober 1928, Soepratman secara monumental memperdengarkan lagu ciptaannya secara instrumental di depan peserta umum. Pada saat itulah untuk pertama kalinya lagu Indonesia Raya dikumandangkan di depan umum. Semua yang hadir terpukau mendengarnya.

Sesudah Indonesia merdeka hingga kini dan selamanya, lagu Indonesia Raya dijadikan lagu kebangsaan, lambang persatuan bangsa, sebuah identitas nasional yang sangat membanggakan.

Tetapi, pencipta lagu itu, Wage Roedolf Soepratman, tidak sempat menikmati hidup dalam suasana kemerdekaan dan tidak mengetahui bahwa lagunya dijadikan lagu kebangsaan karena beliau meninggal sebelum kemerdekaan, 17 Agustus 1938. Sungguh arti pahlawan yang merelakan karyanya meskipun tanpa menikmatinya.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini