Sukses

Antusiasme Warga Pada Fenomena Super Blue Blood Moon

BMKG Padang Panjang memasang peralatan pemantauan gerhana di pelataran jam gadang.

Liputan6.com, Padang - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyediakan sejumlah teleskop di berbagai daerah agar warga bisa memanfaatkannya untuk melihat lebih jelas gerhana bulan.

Seperti ditayangkan Liputan6 Pagi SCTV, Kamis (1/2/2018), gerhana kali ini menjadi istimewa bagi warga Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Pasalnya, BMKG Padang Panjang memasang peralatan pemantauan gerhana di pelataran jam gadang.

Selain teropong, BMKG juga memasang layar lebar, sehingga proses gerhana dari detik ke detik bisa dilihat warga secara jelas.

BMKG juga mengedukasi warga, sehingga masyarakat awam bisa memahami fenomena alam yang terjadi secara berkala ini dan warga pun cukup antusias. Bahkan, beberapa warga dari luar daerah Bukittinggi, juga mendatangi jam gadang untuk menyaksikan gerhana bulan ini.

Di Makassar, Sulawesi Selatan, fenomena Super Blue Blood Moon dapat terlihat jelas. Warga bisa menyaksikan fenomena ini selama kurang lebih setengah jam. Sejumlah warga keluar rumah untuk menyaksikan fenomena alam yang terbilang langka ini.

Fenomena Super Blue Blood Moon adalah kondisi dimana matahari, bumi dan bulan berada dalam satu garis dan bulan berada pada jarak terdekat dengan bumi.

Sementara di Denpasar, Bali, BMKG wilayah tiga Denpasar, gagal melakukan pengamatan fenomena Super Blue Blood Moon. Lapisan awan yang cukup tebal menghalangi teropong pemantau milik BMKG. Kondisi cuaca dengan awan yang berpotensi hujan memang sebelumnya sudah diperkirakan oleh BMKG wilayah 3 Denpasar.

Kegagalan mengamati fenomena Super Blue Blood Moon juga dialami oleh Komunitas Astronomi Jember. Sejumlah teropong yang disediakan tak bisa menembus awan mendung yang menyelimuti kawasan ini. Kendati gagal, hal ini tidak menyurutkan antusias warga terutama kalangan pelajar dan mahasiswa untuk mengikuti sosialisasi yang digelar oleh anggota Komunitas Astronomi.

Hal yang sama juga terjadi di Pusat Penelitian Astronomi Observatorium Bosscha, di kawasan Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat, ini disebabkan awal tebal yang menyelimuti kawasan Lembang dan sekitarnya. Apalagi sejak Sore hari, kawasan Lembang diguyur hujan sehingga cuaca kabut dan awan tebal menyelimuti. Meski pengamatan tertutup untuk umum, tetap saja banyak warga yang sengaja datang ke lokasi ini.