Sukses

Massa Aksi Reuni 212 Mulai Bubarkan Diri

Panitia penyelenggara sempat mengumumkan agar massa aksi memberikan sumbangannya untuk korban bencana alam sebelum keluar dari pintu Monas.

Liputan6.com, Jakarta - Massa reuni aksi 212 mulai membubarkan diri di kawasan Monas, Jakarta Pusat. Pantauan Liputan6.com, sebelum membubarkan diri, massa aksi melantukan selawat dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW yang diiringi musik hadroh.

Panitia penyelenggara sempat mengumumkan agar massa aksi memberikan sumbangannya untuk korban bencana alam sebelum keluar dari pintu Monas.

"Sebelum pulang, di setiap pintu keluar ada anggota FPI yang menggelar penggalangan dana untuk korban bencana seperti di Jogja dan Bali. Kami mohon bantuannya untuk saudara-saudara kita," ucap salah seorang panitia di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (2/12/2017).

Penutupan reuni aksi 212 dilakukan usai Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Bachtiar Natsir menyampaikan tausiahnya.

Setelah bertausiah, Bachtiar bersama tokoh lainnya memimpin massa untuk berselawat bersama. Selepas itu, mereka langsung menyanyikan lagu "Indonesia Raya" yang kemudian diikuti doa bersama.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Diduga Bermuatan Politis

Acara reuni aksi 212 ini sudah dimulai sejak pukul 03.00 WIB tadi. Peserta sempat salat subuh bersama sebelum akhirnya semua berkumpul di Lapangan Monas.

Berbagai tokoh pun hadir dan memberikan sambutannya. Mereka di antaranya Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Fahri Hamzah. Lalu Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid dan politisi senior Amien Rais.

Nampak hadir Presiden PKS Sohibul Iman, tokoh FPI Munarman dan Novel Bamukmin, serta Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam Al Khaththath. Terlihat juga Buni Yani beserta artis dan penyanyi Opick juga pesulap Limbad.

Sebelumnya Kapolri Jenderal Tito Karnavian menduga acara reuni akbar gerakan 212 bermuatan politis. Dia menyebut ada agenda terkait Pilkada serentak 2018 dan persoalan Pilpres 2019 di balik pelaksanaan acara tersebut.

"Ini enggak akan jauh-jauh dari politik juga, tapi politik 2018/2019. Sudahlah, ini pasti larinya ke arah politik 2018-2019," kata Tito di Hotel Bidakara, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (30/11/2017).

Menurut Tito, gerakan massa 212 dan aksi lanjutannya sejak awal sangat bermuatan politis.

"Jelas sekali arahnya ke mana kan. Itu kan arahnya ke gubernur yang lama. Politiknya tinggi sekali," ujar dia.

Kendati demikian, Tito mengaku tidak melarang pelaksanaan acara tersebut. Namun dia meminta agar reuni 212 dilakukan di Masjid Istiqlal.

Terkait jumlah estimasi massa yang akan datang dalam acara tersebut, Tito menduga tidak akan sebesar aksi-aksi sebelumnya.

"Yang jelas enggak akan seperti dululah. Kalau yang dulu kan banyak kepentingan politik," ungkap Tito.

 

Saksikan video di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.