Liputan6.com, Malang - Sedikitnya 10 pria bersenjata api laras panjang menguasai Balaikota Malang, Jawa Timur. Berkali-kali letusan tembakan keluar dari moncong senapan.
Â
Suasana mencekam, tidak ada satu pun pegawai Pemkot Malang yang berani keluar dari ruang kerjanya. Walikota Malang M Anton, beserta stafnya disandera oleh para teroris tersebut.
Â
Tim penanggulangan teror (Gultor) Yonif/500 Raider Kodam V Brawijaya diterjunkan melakukan penyerbuan untuk membebaskan sandera. Sebanyak 30 personil tim Gultor, 2 Rantis PJD, 1 Rantis Anoa, 1 unit Helikopter Bell 105 dan 4 unit trail serbu dikerahkan melakukan operasi pembebasan.
Â
Aksi saling tembak disertai ledakan membuat suasana semakin mencekam. Operasi berjalan hampir 8 menit, Walikota Malang M Anton berhasil diselamatkan dan diangkut menggunakan rantis Anoa menuju tempat aman.
Â
Aksi itu merupakan bagian dari simulasi untuk mengantisipasi jika terjadi kondisi darurat di wilayah Malang Raya. Dipilihnya Balai Kota Malang sebagai lokasi, lantaran gedung itu sekaligus sebagai symbol pemerintahan.
Â
"ni sebenarnya latihan rutin, sebagai antisipasi jika ada kondisi darurat di wilayah Malang Raya," kata pimpinan latihan Rindam V/Brawijaya, Kolonel Inf Agus YR Agustinus, Jumat (14/11/2014).
Â
Dengan latihan tersebut, kata dia, jika sewaktu–waktu terjadi aksi teror, jajaran TNI siap mengatasi. Sementara itu Walikota Malang M Anton, mengaku cukup tegang saat mengikuti simulasi tersebut.
Â
"Ini pertamakali saya ikut simulasi seperti ini, jujur saya sempat panic saat ada suara tembak – tembakan," ungkap Anton.
Â
Pegawai di lingkungan Balai Kota Malang berhamburan keluar usai simulasi tersebut. Saat melihat salah seorang petugas yang memerankan teroris masih tergeletak di depan balai kota, mereka berebut memotretnya. (Mut)
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.