Sukses

Ditemukan Pasien Diduga Terpapar Virus MERS di Sumut dan Riau

2 Orang diduga suspect virus MERS dirawat di RS Adam Malik, Medan. Sementara 3 lainnya di rawat di RS di Pekanbaru.

Liputan6.com, Medan - SP, pasien rujukan dari Deli Serdang, Sumatera Utara mulai mengeluh sesak nafas dan demam saat menjalankan ibadah umrah di Tanah Suci. Sepulangnya ke Tanah Air, Senin 5 Mei lalu, demamnya semakin tinggi hingga dirujuk ke RS Adam Malik, Medan.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Rabu (7/5/2014), SP dirawat di ruang karantina khusus bersama pasien terduga terserang virus MERS lain berinisial SHN.

SHN warga Serdang Bedagai, Sumatera Utara juga dilaporkan baru pulang dari Arab Saudi, Sabtu 3 Mei lalu. Sebelumnya KHS pasien diduga suspect virus MERS meninggal dunia di RS Adam Malik, Medan, setelah gagal pernafasan akibat infeksi paru.

Sementara di Pekanbaru, Riau 2 orang pasien terduga suspect virus MERS tengah dirawat di Rumah Sakit Umum Arifin Ahmad. Seorang pasien lagi dirawat di Rumah Sakit Awal Bros, Pekanbaru.

Ketiganya berjenis kelamin laki-laki dan berusia di atas 50 tahun. Mereka juga dilaporkan baru pulang dari umrah.

Namun Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Prof Tjandra Yoga Adhitama menegaskan kasus MERS belum terbukti menjangkiti pasien Indonesia.

Rata-rata virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS) menyerang pasien berusia 50 tahun ke atas. Sebagian besar yang terjangkit adalah laki-laki.

Lebih dari setengahnya memiliki penyakit ISPA disertai demam, batuk, dan radang paru-paru. Sebagian kecil juga ditemukan memiliki penyakit lain seperti ginjal, diabetes dan jantung.

Terkait wabah ini, Asosiasi Penyelenggara Haji Umrah dan Inbound Indonesia (Asphurindo) terus melakukan sosialialisasi agar jamaah bisa mengantisipasi penyebaran virus tersebut.

Meski virus MERS terus mengancam, minat jamaah Indonesia untuk ke Tanah Suci tidak surut. Sejauh ini 15 negara telah melaporkan kasus MERS. Salah satunya adalah Malaysia. (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini