Sukses

Pedihnya Siksa Kubur Dialami Ruh atau Jasad? Ini Penjelasan Buya Yahya

Siapa yang disiksa di alam kubur? Apakah ruh, atau jasadnya, Buya Yahya ungkap jawabannya.

Liputan6.com, Jakarta - Pertanyaan mengenai siapa yang mengalami siksa kubur dalam Islam sering mencerminkan ketertarikan umat terhadap dimensi kehidupan setelah kematian. Apakah ruh atau jasad, atau dua-duanya.

Al-Quran dan hadis memberikan gambaran tentang pengalaman di alam kubur, namun detailnya sering kali menjadi subjek perdebatan dan penafsiran yang beragam di antara ulama dan cendekiawan Islam.

Beberapa ulama lebih menekankan bahwa siksa di alam kubur lebih berhubungan dengan ruh, yang dianggap memiliki kesadaran dan perasaan, daripada dengan jasad yang sudah mati.

Menanggapi pertanyaan tersebut ulama KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya menjelaskan dengan gamblang siapa yang akan disiksa saat di alam kubur. Seperti dalam unggahan Youtube channel @tausiyahislami7810.

"Kalau ada orang meninggal dunia nanti kalau mendapatkan kenikmatan adalah ruh dan jasadnya dan kalau mendapatkan siksa adalah ruh dan jasad," tegas Buya Yahya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Jika Ruh Saja yang Disiksa, maka Seperti Mimpi

"Di sana ada seperti kaum mu'tazilah ada yang mengingkari urusan azab kubur bahkan sebagian mengatakan azab kubur hanya roh saja," kata Buya Yahya.

Kaum mu'tazilah adalah salah satu aliran dalam teologi Islam, yang menggunakan pemikiran rasional untuk menjelaskan masalah ketuhanan. Secara epistemologi pemikiran rasional mu'tazilah terpengaruh oleh pemikiran filsafat. Mu'tazilah menggunakan metoda berfikir filsafat untuk memnjelaskan dan menetapkan persolan Ketuhanan.

Menurut Buya, jika ruh saja yang mendapat siksa, maka hal tersebut hanya seperti mimpi.

"Kalau saja nih yang disiksa ruhnya kayak mimpi jadi disiksa dengan ruh dan jasadnya," tambah Buya,

Lalu bagaimana jika jasadnya ternyata hancur, semisal terbakar, atau korban kecelakaan pesawat, kan tidak ada jasadnya, lalu bagaimana akan disiksa?

"Siapa yang menjadikan kita ada? Kalau dari tidak ada jadi ada, kok dari ada diadakan lagi gak bisa?," ujara Buya.

Meskipun hancur atau terbakar sekalipun, bagi Allah hal tersebut sangat mudah. "Gampang bagi Allah, kita dari tidak ada diadakan. Apalagi dari ada untuk diadakan lagi bagi Allah adalah sangat mudah. Itu keyakinan kita bahwa yang disiksa adalah jasad dan rohnya," tandas Buya Yahya.

3 dari 4 halaman

Pendapat Sejumlah Ulama

Mengutip almanhaj.or.id, pada dasarnya azab kubur itu akan menimpa ruh, karena hukuman setelah mati adalah bagi ruh. Sedangkan badannya adalah sekedar bangkai yang rapuh.

Oleh karena itu badan tidak memerlukan lagi bahan makanan untuk keberlangsunganya, tidak butuh makan dan minum, bahkan justru dimakan oleh tanah.

 Akan tetapi Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah berkata bahwa ruh kadang masih bersambung dengan jasad sehingga diadzab atau diberi nikmat bersama-sama.

Adapula pendapat lain di kalangan Ahlus Sunnah bahwa azab atau nikmat di alam kubur itu akan menimpa jasad, bukan ruh.

Pendapat ini beralasan dengan bukti empiris. Pernah dibongkar sebagian kuburan dan terlihat ternyata bekas siksa yang menimpa jasad.

 

4 dari 4 halaman

Bukti Empiris Jasad Utuh

Dan pernah juga dibongkar kuburan yang lain ternyata terlihat bekas nikmat yang diterima oleh jasad itu.

Ada sebagian orang yang bercerita kepadaku bahwa di daerah Unaizah ini ada penggalian untuk membuat benteng batas wilayah negeri. Sebagian dari daerah yang di gali itu ada yang bertepatan dengan kuburan. Akhirnya terbukalah suatu liang lahat dan di dalamnya masih terdapat mayat yang kafannya telah dimakan tanah, sedangkan jasadnya masih utuh dan kering belum dimakan apa-apa.

Bahkan mereka mengatakan melihat jenggotnya, dan dari mayat itu terhambur bau harum seperti minyak misk.

Para pekerja galian itu kemudian menghentikan pekerjaannya sejenak dan kemudian pergi kepada seorang Syaikh untuk mengutarakan persoalan yang terjadi.

Syaikh tersebut berkata, “Biarkan dalam posisi sebagaimana adanya. Hindarilah ia dan galilah dari sebelah kanan atau sebelah kiri !”.

Beralasan dari kejadian-kejadian seperti ini, ulama menyatakan bahwa ruh terkadang bersambung dengan jasad, sehingga siksa itu menimpa ruh dan jasad. Barangkali ini pula yang diisyaratkan oleh sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Sesungguhnya kubur itu akan menghimpit orang kafir sehingga remuk tulang-tulang rusuknya”.

Ini menunjukkan bahwa siksa itu menimpa jasad, karena tulang rusuk itu terdapat pada jasad. Wallahu A’lam

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.