Sukses

Kalah Pilkada, Protes Menyusul

Sekitar 500 pendukung dari empat kandidat bupati Poso, Sulteng, yang kalah suara menuntut pilkada ulang. Tuntutan pilkada ulang juga disuarakan massa Gerakan Rakyat untuk Demokrasi dan Keadilan di Surabaya, Jatim.

Liputan6.com, Jakarta: Kekalahan hanyalah kemenangan yang tertunda. Pepatah itu tak berlaku di Poso, Sulawesi Tengah. Senin (4/7) siang, sekitar 500 pendukung dari empat kandidat bupati Poso yang kalah dalam perhitungan suara sementara mendatangi Kantor Komisi Pemilihan Umum setempat.

Pengunjuk rasa tidak puas dengan hasil perhitungan suara pemilihan kepala daerah (pilkada), 30 Juni silam, yang tengah dilakukan KPU Poso. Mereka menuduh pasangan Piet Ikiriwang dan Muthalib yang saat ini memimpin perolehan suara sementara berlaku curang. Karena itulah, mereka menuntut pilkada ulang.

Massa kemudian mencoba masuk ke Kantor KPU Poso yang saat itu hanya dijaga beberapa anggota polisi. Mereka sempat menguasai halaman kantor, merusak jendela, dan membakar ban-ban bekas. Pasukan polisi yang datang kemudian berhasil menghalau massa keluar halaman Kantor KPU Poso. Aksi ini mereda setelah Ketua KPU Poso Yasin Mangun menemui pengunjuk rasa. Yasin berjanji akan menindaklanjuti keberatan mereka.

Hasil penghitungan suara sementara, pasangan Piet Inkiriwang-Muthalib yang didukung Partai Damai Sejahtera telah mengumpulkan 31 persen dari 80 ribu suara pemilih yang terdaftar.

Demonstrasi menolak hasil pilkada juga terjadi di Surabaya, Jawa Timur, Senin ini. Unjuk rasa dilakukan massa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat untuk Demokrasi dan Keadilan di Kantor KPU Surabaya.

Lain lagi yang terjadi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Kekalahan pasangan calon bupati Asep Rukhiyat-Yusuf Fuad yang diusung Partai Persatuan Pembangunan (PPP) membuat partai berlambang Kabah di daerah itu terbelah. Hari ini, puluhan orang yang menamakan Barisan Penyelamat Partai Persatuan Pembangunan merusak sekaligus menyegel Kantor Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Kabupaten Sukabumi. Mereka kecewa hasil pilkada karena calon yang didukung PPP kalah telak. Dalam pemilihan umum legislatif 2004, PPP di daerah ini menduduki urutan kedua dengan perolehan sekitar 18 persen suara.

Mereka menduga hasil itu tak lepas dari intervensi dari Dewan Pimpinan Pusat PPP yang mengalihkan dukungan kepada calon lain. Jadi, tak heran jika DPC mendukung penuh calon yang diusung mereka. Dalam aksi ini, pengunjuk rasa membakar kalender yang terdapat foto Lukman Hakim, anggota DPR dari PPP yang dianggap paling bertanggung jawab atas kekalahan pasangan Asep-Yusuf. Pasangan ini hanya mendapat 107.379 suara atau sekitar 11.05 persen dari jumlah suara seluruhnya. Pilkada dimenangkan pasangan Sukma Wijaya-Marwan Hamami yang mendapat 42,50 persen suara atau 412.961 suara.

Aksi perusakan tidak berlanjut setelah puluhan polisi dari Kepolisian Resor Kota Sukabumi datang ke lokasi. Polisi menjaga ketat Kantor DPC PPP Sukabumi dari amukan massa.(AWD/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.