Sukses

Jelang Hari Pendidikan Nasional 2024, Nadiem Makarim Diminta Tinjau Penerima Beasiswa KIP Buntut Kontroversi Mahasiswa Hedon

Sebelum Nadiem Makarim disenggol jelang Hari Pendidikan Nasional 2024, beberapa mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang yang merupakan penerima beasiswa KIP ramai-ramai mengklarifikasi usai dikritik bergaya hidup hedon.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim selalu jadi sasaran pengaduan seputar isu pendidikan yang tengah disorot. Jelang Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2024, yang diperingati setiap 2 Mei, Mendikbudristek diminta meninjau pemerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Permintaan ini merupakan buntut kontroversi mahasiswa penerima beasiswa KIP yang ternyata memperlihatkan gaya hidup hedon di media sosial. "Pak, mohon pemberian beasiswa KIP itu ditinjau lagi ya, diperiksa bener-bener, apakah calon penerima KIP memang berhak dapet bantuan itu," kata seorang warganet di unggahan Instagram Nadiem yang dibagikan Senin, 29 April 2024.

Ia menyambung, "Terus jangan lupa cek terus penerima KIP, siapa tau ada yang udah sukses/udah mampu bayar kuliah sendiri, jadi lumayan kan beasiswanya buat orang lain yang lebih membutuhkan🙌." Sebelumnya, beberapa mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang yang merupakan penerima beasiswa KIP ramai-ramai mengklarifikasi.

Dua di antara nama yang jadi sorotan online mengaku mengundurkan diri dari daftar mahasiswa penerima beasiswa KIP setelah foto-foto mereka memperlihatkan "gaya hidup mewah" dikritik warganet. "Selamat sore. Saya memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan saya mengenai beasiswa KIP Kuliah. Terima kasih atas teguran yang diberikan, saya mengaku bersalah dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi," tulis salah satunya melalui cuitan di akun X-nya.

Pengakuan serupa diungkap mahasiswa lain yang juga telah jadi sasaran kritik warganet. "Saya ingin memohon maaf terkait berita yang beredar di medsos di mana saya tidak segera mengundurkan diri dari program KIP ketika saya sudah mampu membiayai kuliah saya sendiri dan kebutuhan sehari-hari," tulis dia di akun Instagram pribadi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pembelaan Penerima Beasiswa KIP

Namun, ada juga mahasiswa yang memutuskan tetap mempertahankan diri sebagai penerima beasiswa KIP di tengah deras kritik yang ditujukan padanya. "Sebelum adanya kesalahpahaman yang berkelanjutan, izinkan saya untuk memberikan statement," kata dia di keterangan daringnya.

"Atas beberapa pertimbangan faktor perekonomian, beserta bukti yang sudah dilampirkan, saya memutuskan untuk tetap melanjutkan beasiswa KIPK saya dengan beberapa alasan berikut: 1. Saya anak pertama dari dua bersaudara yang dibesarkan oleh seorang ibu tetap yang merupakan single parent. Ayah kandung meninggalkan saya dan keluarga ketika saya masih kelas 3 SD, sehingga perekonomian ditopang ibu saya."

"2. Ibu saya berprofesi sebagai guru PPPK (nonPNS) dengan gaji kurang dari Rp3 juta. Alokasi dana gaji orangtua, Rp1,3 juta untuk saya (include kos Rp700 ribu, Ro600 ribu makan dll), dan sisanya untuk sekolah adik saya dan keperluan rumah tangga lain," bebernya, seraya melampirkan slip gaji, nota kos, dan kondisi tempat tinggal saat ini.

3 dari 4 halaman

Anggaran Beasiswa KIP Kuliah

Mahasiswa penerima beasiswa KIP itu melanjutkan, "3. Saya berjuang untuk membantu ibu saya dalam membayar pendidikan melalui beasiswa prestasi, dari SD sampai SMP dengan mendapatkan peringkat paralel, dan memenangkan beberap perlombaan."

"4. Saya juga mendapatkan beasiswa hampir serupa di SMA Unggulan CT Arsa Foundation yang di mana sekolah ini diperuntukkan untuk siswa yang berprestasi, namun terbatas perekonomiannya," tandasnya.

Menurut laman Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kemdikbudristek, pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp13,9 triliun untuk membiayai 985.577 penerima program KIP Kuliah tahun ini. Inisiasi itu menyasar mahasiswa penerima KIP Kuliah on going, mahasiswa penerima KIP Kuliah baru, serta mahasiswa penerima biaya pendidikan on going, kata mereka.

Dijelaskan bahwa KIP Kuliah merupakan salah satu program prioritas nasional periode 2019-2024. Itu juga jadi pendanaan wajib Kemendikbudristek tahun 2024 yang perencanaan, pengelolaan, dan penyalurannya dilakukan Puslapdik.

Program ini disebut sebagai transformasi dari Bidikmisi yang sudah berlangsung sejak 2010. KIP Kuliah mulai diluncurkan pada 2020 dan disempurnakan pada 2021 melalui KIP Kuliah Merdeka.

4 dari 4 halaman

Sasaran Penerima Beasiswa KIP

KIP Kuliah bertujuan "meningkatkan perluasan akses dan kesempatan belajar di perguruan tinggi secara lebih merata, serta berkualitas bagi masyarakat yang kurang atau tidak mampu secara ekonomi," kata Puslapdik. Sasaran utamanya adalah siswa yang saat di SMA atau SMK dan sederajat memiliki KIP Dikdasmen.

Selain itu, program ini menyasar calon mahasiswa dari keluarga peserta Program Keluarga Harapan (PKH) atau pemilik Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), serta pemilik Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM). Pendaftar KIP Kuliah disebut wajib harus lulus seleksi di semua jalur seleksi pada prodi dengan Akreditasi A atau B atau akreditasi C dengan pertimbangan tertentu.

Hingga tahun lalu, Kemendikbudristek telah membiayai lebih dari 700 ribu mahasiswa penerima KIP Kuliah dan 85 mahasiswa penerima biaya pendidikan. Mahasiswa penerima KIP Kuliah terbanyak pada 2023 berasal dari Jawa Barat, yakni 20.774 mahasiswa.

Lalu, Jawa Timur sebanyak 19.127 mahasiswa, Jawa Tengah sebanyak 14.540 mahasiswa, dan dari Sumatra Utara sebanyak 13.647 orang. Program studi terbanyak yang jadi tujuan mahasiswa penerima KIP Kuliah pada 2023 adalah prodi pendidikan, yakni sebanyak 33.623 mahasiswa atau 21 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini