Sukses

ASN Pemprov DKI Jakarta Mulai WFH, Apa Plus dan Minusnya bagi Lingkungan?

Pemerintah Provinsi atau Pemprov DKI Jakarta mulai menerapkan work from home atau WFH 50 persen kehadiran bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). Kebijakan yang dilakukan untuk mengurangi polusi udara di Jakarta ini dimulai pada hari ini, Senin (21/8/2023) hingga 7 September 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi atau Pemprov DKI Jakarta mulai menerapkan work from home atau WFH 50 persen kehadiran bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). Kebijakan yang dilakukan untuk mengurangi polusi udara di Jakarta ini dimulai pada hari ini, Senin (21/8/2023) hingga 7 September 2023.

Polusi udara Jakarta kian mengkhawatirkan dengan kualitas udara yang memburuk di beberapa wilayah. Secara umum, lebih banyak pekerja yang WFH, berarti lingkungan yang lebih sehat, tetapi tingkat konsumsi energi yang lebih tinggi mungkin menjadi poin minusnya.

Lantas, apa poin plus dan minusnya dari pemberlakuan WFH seperti yang dijalani 50 persen ASN DKI Jakarta, terutama bagi lingkungan? Simak rangkuman selengkapnya dikutip dari Earth.org, Senin (21/8/2023)

1. Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK)

Tidak dapat disangkal bahwa pekerja jarak jauh mendapat manfaat dari penghapusan perjalanan. Lingkungan juga mendapat manfaat dari WFH, yakni pengurangan emisi gas rumah kaca dari kendaraan pribadi dan moda transportasi umum, seperti kereta api atau bus.

Menurut Global Workplace Analytics, pengurangan emisi GRK sebesar 54 juta ton dapat dilakukan jika pekerja yang kompatibel dengan telework bekerja dari rumah setengah dari waktu yang mereka lakukan saat ini. Selain itu, saat pekerjaan jarak jauh dimulai, data dari Breathe London menunjukkan bahwa emisi gas rumah kaca turun 25 persen selama perjalanan pagi dan 34 persen selama perjalanan malam. Ini menunjukkan WFH dapat berdampak positif pada lingkungan.

2. Peningkatan Kualitas Udara

Sebagai hasil dari penurunan emisi gas rumah kaca, kualitas udara di lingkungan akan jauh lebih baik. Ada banyak orang meninggal akibat polusi udara dibandingkan dengan malaria dan HIV/AIDS, menurut laporan dari The Guardian.

Sudah umum diketahui bahwa peningkatan kualitas udara datang dengan keuntungan yang adil, termasuk:

  • Kematian dini akibat penyakit dan stroke
  • Kasus kanker paru-paru
  • Penyakit jantung
  • Kondisi pernapasan kronis dan akut, termasuk asma

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

3. Lebih Sedikit Polusi Plastik

Merupakan tantangan untuk menemukan data yang andal tentang seberapa banyak polusi plastik dapat dikurangi. Namun, jika pekerja tidak berangkat kerja di kantor, tempat bekerjanya dapat mengurangi limbah plastik.

Bahkan sesuatu yang sederhana seperti menghilangkan gelas atau sedotan plastik di kantor dapat membantu mengurangi jumlah plastik yang masuk ke lingkungan. Satu survei di Inggris menemukan bahwa orang yang bekerja dari rumah lebih bersedia untuk mengurangi konsumsi plastik mereka daripada mereka yang bekerja di tempat.

4. Mengurangi Dampak pada Infrastruktur

Sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak kota besar kesulitan memenuhi permintaan, seperti transportasi umum. Sebelum pandemi, kota-kota penuh sesak dengan kendaraan selama perjalanan pagi dan sore hari.

Lebih banyak orang di rumah, terlihat jelas bahwa kota-kota mengalami kemacetan lalu lintas yang lebih sedikit, bahkan jarang melihat jalan-jalan pusat kota yang kosong.

Kendaraan meningkatkan emisi gas rumah kaca dan membuat jalan lebih padat. Semakin banyak mobil di jalan, kian banyak kerusakan yang ditimbulkannya. Saat karyawan jarak jauh tak berangkat ke kantor mereka, hal ini dapat membantu membuat transportasi umum lebih andal dan memenuhi permintaan masyarakat.

3 dari 4 halaman

Poin Minusnya WFH:

1. Konsumsi Energi Lebih Tinggi

Anda mungkin bertanya-tanya, "Apakah bekerja di rumah menyebabkan konsumsi energi lebih sedikit?" Jawaban atas pertanyaan ini adala kerja virtual juga menghabiskan energi di dalam rumah pekerja.

Bukti menunjukkan bahwa pekerjaan jarak jauh menyebabkan tagihan utilitas yang lebih tinggi bagi pekerja, yang tentunya berdampak negatif terhadap lingkungan. Perhitungan iklim terkait pekerjaan kantor versus pekerjaan jarak jauh sangat rumit, hal ini menjadi faktor perhitungan semua orang yang bekerja dari jarak jauh dan perangkat yang mereka gunakan untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.

Laptop, tablet, dan smartphone semuanya membutuhkan daya. Meskipun satu orang mungkin tidak memberikan dampak yang signifikan, tapi hal tersebut disumbang oleh total populasi pekerja jarak jauh lainnya.

2. Pengurangan Sebagian Jejak Karbon Global

Beberapa perusahaan mengadopsi model kerja hybrid yang berarti karyawan hybrid, mereka bekerja dari rumah sambil. Untuk benar-benar memerangi dampak perubahan iklim, perlu ada perubahan kebijakan yang menyeluruh, dan semua negara perlu fokus pada keberlanjutan dan mengurangi jejak karbon mereka.

Tidak ada satu solusi pun yang akan memperbaiki krisis iklim. Tetap saja, pekerjaan jarak jauh sedikit membantu memperbaiki keadaan lingkungan.

Bukan rahasia lagi bahwa lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk membantu lingkungan berkembang. Pekerjaan jarak jauh dapat berkontribusi pada lingkungan yang sebagian sehat, tetapi itu tidak akan menyelesaikan krisis lingkungan dengan sendirinya.

4 dari 4 halaman

5 Tips Lindungi Diri dari Polusi Udara Jakarta yang Memburuk

Dikutip dari Airly, Selasa, 15 Agustus 2023, polusi udara berasal dari berbagai sumber, baik alami maupun buatan manusia. Beberapa polusi udara dipancarkan langsung ke udara, sementara yang lain terbentuk ketika berbagai polutan bercampur.

Sumber polusi udara alami termasuk kebakaran hutan, gunung berapi, dan badai debu. Di sisi lain, sumber polusi udara buatan manusia termasuk emisi dari pabrik, mobil, dan pembangkit listrik.

Lantas, bagaimana cara melindungi diri dari udara dan polusi yang tidak sehat? Ada beberapa tips sederhana yang dapat Anda lakukan untuk melindungi diri sendiri, yakni:

1. Tutup Jendela

Jika Anda tahu bahwa kualitas udara buruk pada hari tertentu, berhentilah membuka pintu dan jendela untuk ventilasi rumah. Ini juga merupakan ide bagus untuk berinvestasi pada kipas dan filter khusus yang akan membantu Anda mengedarkan udara di dalam ruangan.

2. Pakai Masker

Belilah masker N95 dan kenakan jika Anda harus pergi ke luar. Langkah ini akan memungkinkan Anda melindungi diri dari partikel halus.

3. Mandi Setelah dari Luar Ruangan

Cara ini akan membantu menghilangkan polutan yang mungkin ada di kulit atau rambut Anda.

4. Berada di Dalam Ruangan Sebisa Mungkin

Pada hari-hari ketika kualitas udara tidak sehat, cobalah untuk tetap berada di dalam ruangan sebanyak mungkin. Jika Anda harus keluar, batasi waktu Anda di luar dan istirahatlah di tempat yang berventilasi baik.

5. Tetap Gali Informasi dan Pantau Kualitas Udara

Ada banyak alat untuk memantau kualitas udara dan beberapa di antaranya bahkan tersedia secara gratis. Pastikan untuk memeriksa peta, aplikasi, dan filter kualitas udara khusus yang akan membantu Anda tetap waspada dan membuat keputusan yang tepat.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini