Gara-Gara Ada Apa Dengan Cinta?, Nicholas Saputra Enggan Umbar Kehidupan Pribadi di Media Sosial

"Film pertama saya begitu populer, jadi memang lumayan besar impactnya terhadap hidup saya, saya langsung harus belajar untuk bisa mengenali diri saya," kenang Nico.

"Dulu saya keluar sekolah diikuti orang, rumah disatronin. Jadi saya tahu apa impact-nya bagi saya, keluarga saya, tetangga saya, teman dekat saya, pacar, dan lain-lain," imbuhnya.

Pengalaman itu kemudian mengajarkan Nico pentingnya melindungi privasi diri demi orang-orang sekitarnya. "Saya sangat menghargai privasi diri sendiri dan privasi orang lain," ujar Nico.

Selain perbincangan soal privasi, Nico juga sempat diajak untuk melakukan permainan dengan ia diminta langsung menjawab sejumlah pertanyaan sederhana. Misalnya saja ada pertanyaan tentang hal yang dipikirkan Nicholas Saputra sesaat usai bangun tidur.

"Ketika bangun pagi, hal apa yang langsung saya pikirkan?" tanya Putri Tanjung. "Hmm kopi di mana," jawab Nico dengan cepat.

Putri Tanjung yang merupakan pecinta kopi lantas mengajak Nico berbincang sejenak mengenai minuman tersebut. Ia mengaku paling suka minum kopi hitam. "Saya paling suka black coffee, terutama yang Arabica Gayo dan Flores," terangnya.

Putri juga bertanya tentang kejadian memalukan atau unik yang pernah dialami Nico saat masih kecil. Momen ini terbilang langka karena Nico membongkar kejadian di masa lalunya.

Lucunya, ia tak segan bercerita mengenai momen memalukan tersebut adalah saat ia dikejar oleh kalkun binatang peliharaannya sendiri. Ia menyebut kalkun memang cukup agresif sehingga malah balik mengejar dirinya.

"Kalkun itu memang, jadi kalau kita lari-lari dia suka reaktif. Maksudnya itu peliharaan sendiri tapi saya dikejar," tuturnya sambil tertawa. Untungnya saat itu Nico mengaku hanya dikejar dan tidak sampai membuat tubuhnya terluka.

Saat pandemi Covid-19, Nico menghabiskan banyak waktu luangnya dengan turun ke dapur. Masa itu memberinya kesempatan untuk mengeksplorasi beragam masakan Indonesia. Sebelum itu, ia mengaku ragu mempelajari masakan Indonesia, karena dianggap lebih rumit dibandingkan membuat masakan ala Barat. Utamanya soal bumbu dan proses memasak yang memakan waktu.

Menurut aktor film Aruna dan Lidahnya itu, kebanyakan resep ia pelajari via platform berbagi video. Ia juga sering mengontak ibu dan teman-temannya untuk mendapatkan rasa masakan yang lebih sedap.

"Tutorial YouTube itu basic-nya aja, tapi karakteristik di masakan itu sebenarnya kan lebih berdasarkan pengalaman pribadi orang-orang," jelasnya. Salah satu resep yang berhasil dikuasainya adalah ayam woku. Nico bahkan menunjukkan keahlian memasak masakan Indonesia itu saat memproduksi sekaligus membintangi video komersial peralatan dapur asal Jerman.

Di video itu, selain ayam woku, ia juga membuat dimsum dan pepes ikan. Selain itu, ia juga mengeksplorasi resep sendiri untuk mendapatkan masakan yang enak menurutnya. Utamanya saat mengolah sayur-sayuran, terlebih ia juga menanam sendiri beberapa bahan makanan di kebun rumahnya, seperti bayam, kangkung, dan oyong.

"Saya banyak explore berbagai macam jenis sayuran. Sayuran sangat versatile, bisa dibuat macam-macam, ala Western bisa, ala Indonesia juga. Bisa direbus, di-sautee," terang Nicolas.

Nico menambahkan, memasak merupakan keterampilan dasar yang semestinya dikuasai, baik pria maupun wanita, untuk bertahan hidup. Keterampilan itu juga membantunya saat traveling ke alam, seperti mendaki gunung.