Sukses

SMA di Kupang, Komika Abdur Arsyad Siap Diskusi dengan Gubernur NTT Soal Sekolah Jam 5 Pagi

Abdur Arsyad menyarankan agar diskusi dengan Gubernur NTT soal sekolah jam 5 pagi diadakan secara terbuka.

Liputan6.com, Jakarta - Kebijakan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Victor Bungtilu Laiskodat yang menerapkan masuk sekolah jam 5 pagi di SMA Kupang masih terus menuai perdebatan. Hal itu juga menarik perhatian komika dan aktor Abdur Arsyad yang berasal dari NTT.

Tak hanya menanggapi, Abdur juga mengaku siap mengikuti ajakan Gubernur NTT yang membuka ruang diskusi kepada masyarakat luas perihal kebijakannya mengenai siswa SMA dan SMK di Kota Kupang yang wajib masuk pukul 5.00 yang kabarnya kini diubah menjadi pukul 5.30 WITA. Pasalnya kebijakan tersebut belakangan banyak menuai sorotan dan kritik masyarakat yang dirasa kurang tepat.

Menanggapi hal itu, komika Abdur menyatakan kesiapannya untuk berdiskusi bersama Gubernur NTT dan jajaran guna memberikan masukan mengenai kebijakan tersebut. "Saya baca di berita bahwa Bapak mengatakan bahwa silakan yang mau diskusi tatap muka asal syaratnya punya pengetahuan, kepedulian, keberanian," ucap Abdur melalui Instagram miliknya,@abdurarsyad, Jumat, 3 Maret 2023.

[bacajuga:Baca Juga](5222380 5223744 )

Abdur sendiri menghabiskan masa kecil hingga dewasa di NTT lebih tepatnya di Kupang dan Lamakera. Saat SMA ia bersekolah di Kupang. Usai SMA, pemilik nama lengkap Abdurrahim Arsyad ini kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang dengan mengambil jurusan Pendidikan Matematika. Ia kenudian lulus S2 dengan jurusan yang sama di Universitas Negeri Malang.

Abdur mengatakan dirinya memang tidak lebih tahu soal pendidikan, lebih peduli, maupun lebih berani jika dibandingkan sang gubernur. Namun jika dirinya masuk dalam kategori syarat dalam diskusi itu, dia mengaku sangat siap untuk berdiskusi bersama demi kemajuan pendidikan di NTT.

"Kalau menurut Bapak, saya memenuhi syarat itu, saya siap sekali untuk tatap muka dengan Bapak Gubernur untuk kita diskusi masalah ini," katanya.

Meski begitu, Abdur pun menyarankan agar diskusi itu nantinya diadakan secara terbuka. Dengan begitu, banyak masyarakat yang bisa melihat secara langsung untuk memberi masukan.

"Lebih enak kalau kita diskusi terbuka, Bapak, kita live YouTube atau media-media lain kita secara terbuka, supaya masyarakat yang lain yang mungkin mempunyai perasaan yang sama seperti saya juga bisa memberikan pendapat," terangnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tak Punya Landasan Kuat

Menurut Abdur, dirinya tidak berusaha untuk menentang kebijakan pemerintah, diskusi itu bertujuan agar pendidikan di NTT menjadi lebih baik. "Bapak ingin pendidikan NTT maju, saya juga sama, saya dukung Bapak 100 persen bahkan kalau saya bisa kasih jiwa dan raga saya untuk dukung itu, saya kasih ini 100 persen. Saya ingin sekali membantu pendidikan di NTT," ujarnya.

Abdur pun mencoba memahami bahwa Gubernur NTT kecewa karena 35 persen APBD untuk pendidikan di NTT sudah terserap tapi tidak ada perubahan yang signifikan sehingga mengeluarkan kebijakan tersebut.  Namun,menurutnya kebijakan masuk sekolah di pagi hari itu dirasa masih belum tepat, apalagi, dasar kebijakan tersebut tidak punya landasan yang kuat.

"Saya paham itu, tapi apakah kemudian kebijakan masuk jam 5 subuh itu sudah tepat atau belum?" ucapnya. "Karena ketika ditanya alasannya apa Bapak Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Linus Lusi, beliau tidak menjawab itu. Beliau cuma bilang ini landasannya landasan budaya karena opa dan oma dari dulu dari subuh mereka bekerja, jadi anak-anak sekarang juga harus begitu, ya sudah lah," lanjutnya.

Abdur pun meragukan pihak sekolah, guru, maupun orangtua murid yang memang benar-benar setuju dengan kebijakan tersebut. Dia menilai bahwa memang tidak ada pilihan selain mengikuti ketentuan sang gubernur. Hal itu karena Gubernur NTT juga mempersilakan para siswa pindah jika tidak berkenan mengikuti kebijakannya. "Guru-guru dan kepsek juga setuju karena siapa yang akan menjamin keadaan mereka di era otonomi seperti sekarang ini?" ucapnya lagi.

3 dari 4 halaman

Mekanisme Tubuh

Abdur juga menyoroti kinerja yang dilakukan oleh pemerintah provinsi NTT yang dianggap terlalu terburu-buru dan tidak santai dalam membuat kebijakan. "Bukan hanya modal kunjungan kerja terus pulang langsung buat kebijakan, harus santai jangan terburu-buru," katanya.

Pria berusia 34 tahun ini mengatakan untuk sekolah jam 5 pagi, supaya para pelajar terbiasa bangun pada pukul 4 dini hari, kemudian persiapan 30 menit menuju sekolah. "Dan untuk sekolah jam 5, harus terbiasa bangun jam 4 pagi, kemudian setengah jam mandi habis itu berangkat sekolah,” sambungnya.

Jika di rumah pada saat mandi tidak ada antrean siswa bisa tepat waktu berangkat ke sekolah. Namun beda halnya jika di rumah ada kakak dan adik yang juga harus sekolah mereka harus antre di depan pintu kamar mandi mengingat mayoritas masyarakat di sana hanya punya satu kamar mandi.

Jika berangkat sekolah pukul 5 pagi tentu ada perubahan mekanisme dalam tubuh kita. Mereka yang terbiasa buang air besar pada saat pagi hari ini kemungkinan kini harus dilakukan di toilet sekolahnya. "Ditambah lagi tentang mekanisme tubuh, karena ada anak yang terbiasa buang air besar jam 6 pagi, ini harus buang air di sekolah. kemudian untuk buang air besar di sekolah itu bukan pilihan terbaik, karena kondisi toilet sekolah yang memprihatinkan," jelasnya.

Bukan hanya para murid yang mendapatkan dampak kebijakan sekolah pukul 5 pagi. Hal ini dirasakan oleh para guru di sekolah. Tugas guru tentu bukan hanya mengajar, ada pula yang harus mengantar anaknya sekolah kemudian ada yang harus membuat sarapan pagi untuk keluarga.

 

4 dari 4 halaman

a

“Untuk guru yang berangkat jam 5 pagi. Mereka tidak hanya mengajar mereka punya keluarga. Belum lagi untuk ibu guru yang harus menyiapkan makanan untuk keluarga yang di rumahnya. Harus bangun jam berapa untuk masak?," tanya Abdur.

Yang terakhir, Abdur juga menyarankan daripada membuat kebijakan sekolah jam 5 pagi pemerintah provinsi NTT harusnya lebih fokus mengatasi gizi buruk yang terjadi di sana mengingat pada tahun 2021 NTT merupakan provinsi dengan gizi buruk tertinggi di Indonesia.“Asal bapak ibu tau 2021 NTT adalah Provinsi tertinggi gizi buruk di indonesia. Lebih baik bapak dan ibu perbaiki itu daripada suruh orang sekolah jam 5 subuh," kata Abdur.

Dalam unggahan Abdur, ada komentar dari Youtuber Andovi da Lopez yang juga berasal dari NTT. Ia mengisyaratkan akan bertemu langsung dan berdiskusi dengan Gubernur NTT. Victor Laiskodat. Andovi bersama kakaknya, Jovial da Lopez juga mengajak Abdur untuk bertemu langsung dengan Victor Laiskodat.

“Gua dan @jovialdalopez lagi berusaha untuk bisa duduk langsung dan diskusi dengan Pak Gubernur. Kalau bisa, kita bareng bareng pergi dan bertemu langsung. Baru akan dapat kabar fix nya besok,” tulis Andovi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.