Sukses

Incar Semua Jenis Kulit, Ini Jenis dan Gejala Hiperpigmentasi

Untuk mengurangi risiko hiperpigmentasi atau memudarkan gejalanya, kamu dapat melakukan beberapa cara.

Liputan6.com, Jakarta Setiap wanita selalu ingin mendapatkan kulit sehat dan bersinar. Untuk mendapatkan kondisi kulit yang diinginkan, tentu nggak semudah membalikkan telapak tangan. 

Butuh konsistensi untuk merawat kulit dan wajah. Jika kamu mengabaikannya, tentunya masalah kulit gampang muncul, salah satunya adalah hiperpigmentasi. Ini adalah kondisi kulit yang menggambarkan area dengan pigmentasi nggak merata. 

Laman Medical News Today menjelaskan bahwa hiperpigmentasi dapat memengaruhi semua orang dari semua jenis kulit. Meski nggak berbahaya namun jika dibiarkan membuat seseorang jadi nggak percaya diri. 

Penyebab hiperpigmentasi pun beragam, tergantung dari jenisnya, seperti: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Melasma

Ini merupakan kondisi kulit yang ditandai dengan munculnya bercak kulit gelap. Kondisi tersebut muncul ketika seseorang mengalami perubahan hormonal dan umum terjadi selama kehamilan. 

Melasma juga menjadi salah satu masalah kulit yang muncul selama kehamilan dan umumnya dapat hilang pasca melahirkan. Gejala yang dialami munculnya bercak besar atau kulit berwarna lebih gelap dari biasanya. 

Kondisi tersebut umumnya muncul di dahi, wajah, leher, dan perut. Selain ibu hamil, wanita yang mengonsumsi pil KB dan wanita dengan kulit cenderung gelap, juga dapat mengalami melasma. 

 

3 dari 4 halaman

Age Spot

Tubuh memproduksi lebih banyak melanin, untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari yang terlalu lama. Artinya, jika kamu terlalu lama terpapar sinar matahari, dapat menyebabkan bintik hitam atau munculnya bercak hitam di kulit. Umumnya dikenal dengan istilah age spot atau sun spot. 

Jenis hiperpigmentasi ini umumnya muncul di bagian wajah dan tangan atau area tubuh yang terpapar sinar matahari. Age spot biasanya dialami orang berusia 40-50 tahun. 

 

4 dari 4 halaman

Hiperpigmentasi Inflamasi

Area kulit menjadi gelap karena mengalami hiperpigmentasi pasca inflamasi. Gejalanya bintik-bintik atau bercak gelap di area tubuh mana saja, setelah kondisi kulit meradang, seperti jerawat dan eksim.

Nah, untuk mengurangi risiko hiperpigmentasi atau  memudarkan gejalanya, kamu dapat melakukan beberapa cara. Pertama, kamu harus tahu dulu, apakah hiperpigmentasinya disebabkan karena kondisi medis tertentu. 

Jika memang disebabkan karena kondisi medis tertentu, kamu dapat meringankan bercak gelap dengan berkonsultasi ke dokter kulit. Kedua, hindari mengorek kulit saat terjadi jerawat menggunakan jari. 

Ketiga kamu wajib melindungi kulit dari sinar matahari, menggunakan tabir surya SPF30 atau lebih tinggi, bukan hanya di luar rumah, tapi juga saat di dalam ruangan. 

Selain tabir surya, kamu juga dapat menggunakan serum vitamin C yang menekan produksi melanin kulit karena mengandung 3% Alpha Arbutin. Maka dari itu, kamu bisa memilih vitamin C+ Brightening Booster yang mencerahkan kulit maksimal dan hasilnya bekas jerawat, noda hitam, dan flek hitam jadi lebih samar. 

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.