Sukses

Fenomena Warga Malaysia Kawin Lari di Thailand Selatan, dari Ditentang Keluarga hingga Poligami

Fenomena warga Malaysia kawin lari di Thailand selatan ini sampai dimanfaatkan agen untuk menjual paket pelayanan pernikahan.

Liputan6.com, Jakarta - Kisah beberapa warga Malaysia yang memilih kawin lari di Thailand selatan bukanlah isu baru. Biasanya pilihan itu diambil lantaran pertentangan dari pihak keluarga. Ada juga yang menikah di Thailand karena malu berpoligami tanpa sepengetahuan istri pertama.

Sebuah laman Facebook yang dikenal dengan 'Pakej Nikah Thailand' atau Paket Nikah Thailand, terlihat gencar mempromosikan jasanya hingga menyedot perhatian warganet.

"Kami memberikan pelayanan yang terbaik dan sesuai dengan hukum Syariah Islam. Semua dokumen yang diperlukan untuk melengkapi akta nikah, poligami, perceraian, fasakh di pengadilan Syariah Malaysia disediakan oleh departemen, kantor, kami yang berwenang dan sah," keterangan yang terdapat di akun tersebut, dikutip dari MStar, Sabtu, 31 Desember 2022.

"Kepada individu atau pasangan yang berminat untuk nikah, kawin, poligami atau cerai dan fasakh, Anda boleh booking dengan Encik Mie," tulis admin akun tersebut.

Pemilik Facebook itu turut mendaftarkan empat pejabat negara di Selatan Thailand sebagai lokasi pelayanan. Lebih lanjut, pihaknya juga akan menyediakan paket tertentu buat pelanggan dari Malaysia, termasuk penginapan ketika mereka berada di sana. 

"Antara paket yang ada dibagi dalam urusan nikah, kawin, poligami, dan cerai, atau fasakh termasuk transportasi pulang pergi, penginapan dua hari satu malam, sertifikat dan salinan yang sah, foto akad, urusan kartu, wali, saksi, dan semua urusan di Pejabat Agama Islam Thailand Selatan," keterangan akun.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Fatwa di Malaysia

Dalam unggahan yang sama, pemilik Facebook ikut mempromosikan layanan lain, yakni pengacara syariah dari Pahang, Terengganu, Selangor, dan Kuala Lumpur, serta pesanan untuk pembelian barang grosir seperti baju, celana, hijab, barang makeup dan spare part motor dari Selatan Thailand.

Akun Facebook yang aktif sejak 2018 tersebut turut membagikan foto, menjelaskan upacara pernikahan yang dipercayai melibatkan masyarakat Malaysia. Di kolom komentar ramai orang memasukan berbagai balasan yang bernada canda, bahkan termasuk yang berminat dengan paket yang ditawarkan tersebut.

"Banyak juga peminatnya, masuk pak haji," komentar seorang warganet.

"Ingin komentar mau tanya nanti istri lihat," sambung yang lain.

Sementara itu, terkait kasus kawin lari di Thailand Selatan, Muzakarah Komite Fatwa Nasional Majelis Urusan Agama Islam Malaysia (Komite Muzakarah MKI) telah memutuskan bahasa hukum nikah di luar negeri sah dengan syarat:

1. Pernikahan itu mengikuti rukun nikah.

2. Pernikahan itu melebihi dua marhalah.

3. Tidak ada keputusan mahkamah yang menghalangi perempuan menikah atas dasar syariah di mana ia tinggal.

4. Pernikahan itu dilakukan wali hakim yang diakui oleh wilayah negara tersebut dengan akad nikah di wilayah tempat ia ditugaskan sebagai wali hakim. 

3 dari 4 halaman

Kawin Lari di India

Ada juga fenomena toko serba ada penyedia layanan semi-hukum bagi pasangan kawin lari di India tengah booming. Dalam layanannya, mereka tercatat menyediakan pengacara, agen, dan pendeta, seperti dilaporkan South China Morning Post, Senin, 26 Juli 2021.

Rohit dan Neha, bukan nama sebenarnya, adalah salah satu pasangan yang memanfaatkan jasa tersebut. Tidak mengantongi restu dari keluarga Neha membuat mereka nekat menikah dalam kondisi tidak biasa. 

"Kami kawin lari ke Meerut dan menikah lewat agen yang mengorganisir seorang pengacara serta pendeta seharga sekitar 250 dolar Amerika Serikat (AS) (Rp3,6 juta). Kami berharap memiliki kehidupan lebih baik bersama usai pengadilan memberi kami surat-surat yang relevan," kata Neha.

Fasilitas ini dideskripsikan "sangat sibuk" di negara bagian Uttar Pradesh, Punjab, dan Haryana di bagian utara India. Kehidupan sosial masyarakat di wilayah itu didominasi kasta dan komunitas. Menikah karena cinta bisa dianggap sebagai pemberontakan.

Hal ini mengarah pada keterasingan, bahkan "pembunuhan demi kehormatan" dalam beberapa kasus jika ketidaksetujuan keluarga berubah jadi kekerasan. Pratiksha Parikh, pengacara hak-hak sipil yang berbasis di Delhi, sudah mewakili banyak pasangan yang menentang norma-norma masyarakat untuk menikah. 

4 dari 4 halaman

Proses Berbulan-bulan

Parikh membantu pasangan mendapatkan akta nikah yang membuat ikatan sah. Prosesnya dapat memakan waktu berbulan-bulan tanpa fasilitator seperti Parikh dan sertifikat tersebut diwajibkan hukum sebelum pasangan bisa hidup bersama secara sah.

Menurut Parikh, "pernikahan terlarang" ini menjadi lebih umum di bawah pemerintahan Perdana Menteri India, Narendra Modi, lantaran pernikahan beda agama, terutama melibatkan Muslim, bertentangan dengan agenda Hindutva. Parikh menggambarkan "tumbuhnya intoleransi" telah menciptakan "iklim ketakutan."

"Beberapa selebritas Hindu, termasuk Kareena Kapoor Khan, sudah 'dipermainkan' lantaran menikahi pria Muslim," katanya. "Supaya tidak menarik perhatian dan kecaman yang tak diinginkan, sebagian besar pasangan semakin memilih kawin lari dan melakukan pernikahan rahasia."

Tergantung jenis pernikahan, antar-kasta, antar-agama, atau melibatkan non-penduduk India, broker menawarkan paket seharga mulai dari tujuh ribu sampai 21 ribu rupee (Rp1,4 juta--Rp4 juta). Ram Sevak, seorang agen dari Panchkula, pernah menyelenggarakan pernikahan semacam itu lebih dari 10 tahun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.