Sukses

Buntut Invasi Rusia ke Ukraina, Restoran di Singapura Jadi Sasaran Ujaran Kebencian

Pemilik restoran Rusia ini telah meminta para pelanggan untuk "lebih ramah dalam berkata-kata."

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah restoran Rusia di Singapura mengimbau pelanggan untuk "lebih ramah dalam berkata-kata." Pemiliknya, pasangan Vadim Zoubovski dan Alena Zubovska, merupakan orang Rusia yang menjalankan Dumplings.ru di Maxwell Chambers dan City Gate.

Mothership melaporkan, Kamis (3/3/2022), Vadim lahir di Ukraina, tapi saat ini memegang paspor Rusia. Ia pindah ke Singapura pada 2004 bersama istrinya Alena karena sebuah lowongan pekerjaan. Pasangan itu kemudian tinggal di Negeri Singa dan telah jadi residen tetap.

Menyusul invasi Rusia ke Ukraina Kamis pekan lalu, 24 Februari 2022, oleh presiden Rusia Vladimir Putin, restoran itu dilaporkan telah menerima ujaran kebencian di halaman media sosial mereka.

"Kami berharap orang-orang dapat lebih ramah dalam berkata-kata dan menahan diri untuk tidak meninggalkan ujaran kebencian lebih lanjut di ruang sederhana yang telah kami buat ini," tulis unggahan di Facebook-nya.

Pasangan itu juga berbagi bahwa mereka memiliki hubungan dekat dengan orang-orang di Ukraina. Unggahan tersebut menambahkan keduanya memiliki keluarga yang berbasis di Kyiv, Ukraina.

Mendukung upaya kemanusiaan di Ukraina, restoran itu akan menyumbangkan 10 persen dari semua hasil penjualan mereka dari layanan pesan antar makanan. Pihaknya menulis, "Kami memulai Dumplings.ru dengan tujuan berbagi cinta yang kami miliki melalui hidangan keluarga kami dengan semua orang di sini."

"(Mereka menganggapnya sebagai) tempat orang dapat berkumpul untuk merayakan makanan di lingkungan yang nyaman, terlepas dari perbedaan budaya kita," mereka menambahkan. Selain dumpling, restoran ini juga menghidangkan sup, salad, dan hidangan utama, seperti daging.

Kecaman terhadap perang Rusia-Ukraina telah datang dari berbagai pihak, termasuk penyelenggara Miss Supranational. Panitia kontes kecantikan ini menyatakan akan memboikot Rusia dari ajang internasional yang berlangsung sejak 2009 itu.

Pernyataan itu disampaikan Presiden dan CEO Miss Supranational Organization, Gerhard Parzutka Von Lipinski, di akun Instagram resmi Miss Supranational, Selasa, 1 Maret 2022. Dalam unggahan itu, Lipinski tegas menentang invasi Rusia ke Ukraina . 

"Kami tidak akan menerima kontestan dari Rusia karena kami tidak bisa memaafkan aksi dari Rusia #misssupranationalstandswithukraine," tulisnya. Keputusan ini diambil sebagai bentuk toleransi dan solidaritas terhadap Ukraina.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Mendukung Kebebasan dan Persatuan

Lipinski menyambung, "Ukraina telah jadi bagian yang sangat istimewa dari Supra Family sejak kompetisi ini dimulai pada 2009. Saat itu, Oksana Moria (wakil Ukraina di Miss Supranational) memenangkan gelar pertama di Polandia."

Ia menyebut bahwa Uni Eropa merupakan contoh sempurna dari sebuah supranasionalisme. "Hari ini, kami bergabung bersama Uni Eropa. Kami juga bergabung dengan negara-negara di seluruh dunia, federasi olahraga, acara budaya, dan semua orang di seluruh dunia yang memilih mendukung kebebasan dan persatuan," tambahnya.

3 dari 5 halaman

Aksi Solidaritas di Dunia Seni

Aksi solidaritas juga diperlihatkan pelaku seni dunia. Mereka nyaris secara bersamaan memboikot seniman Rusia maupun dunia seni Rusia, dari membatalkan rencana pertunjukan, hingga memecat seniman yang dianggap sebagai pendukung Putin.

CNN melaporkan, Rusia dipastikan tidak akan tampil di Venice Biennale setelah panitia membatalkan kepesertaan Federasi Rusia. Paviliun Rusia, yang didesain arsitek Alexey Schusev, sebenarnya selalu dibuka setiap dua tahun sekali untuk memamerkan karya beberapa seniman kontemporer mereka sejak 1914.

4 dari 5 halaman

Dunia Teater

Aksi boikot juga ditunjukkan dunia teater. Gedung opera ternama di Amerika Serikat, New York's Metropolitan Opera, mengumumkan pada Minggu, 27 Februari 2022, bahwa mereka tidak akan bekerja sama dengan seniman atau organisasi Rusia yang mendukung Putin hingga invasi negara itu ke Ukraina dihentikan.

Penghentian kerja sama itu berdampak pada pembekuan hubungan yang terjalin dengan Teater Bolshoi di Moskow. Bersama teater itu, mereka awalnya berencana menampilkan pertunjukan Lohengrin tahun depan. Penyanyi soprano Rusia, Anna Netrebko, yang akan berperan di pementasan Turandot pada musim semi tahun ini, juga tidak akan tampil di New York maupun Zurich.

5 dari 5 halaman

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.