Sukses

Waspadai Kandungan Berbahaya dalam Disinfektan Berbasis Alkohol

Kandungan berbahaya di disinfektan berbasis alkohol ini bisa mengakibatkan kerusakan mata, pusat sistem saraf, hingga gagal ginjal.

Liputan6.com, Jakarta - Publik diminta untuk ekstra hati-hati saat membeli disinfektan berbasis alkohol di tengah pandemi corona COVID-19, kata Dewan Konsumen Hong Kong.

Melansir laman South China Morning Post, Kamis, 16 April 2020, pada Rabu, 15 April 2020, pihaknya mengungkap tes memperlihatkan kandungan berbahaya di sekian banyak merek disinfektan.

Pada 11--13 Maret, Dewan Konsumen setempat membeli 24 disinfektan berbasis alkohol di sejumlah wilayah di seantero Hong Kong. Selama uji laboratorium, ditemukan kandungan metanol pada setidaknya empat sampel dengan kadar antara 0,007 persen hingga 0,0336 persen pada kemasan berukuran 450 mililiter (ml).

Profesor Nora Tam Fung-yee, Chairwoman Dewan Konsumen Hong Kong mengatakan, meski jumlah kandungan metanol masih berada dalam level aman rekomendasi World Health Organisation (WHO), konsumen tetap punya risiko keracunan kronis.

Tam menjelaskan, metanol bisa masuk ke tubuh lewat kulit dan berpotensi jadi sebab kerusakan mata maupun berdampak pada pusat sistem saraf. Sementara, masuknya metanol dalam jumlah besar bisa sebabkan kebutaan, hingga gagal ginjal.

WHO merekomendasikan bahwa orang dewasa dengan berat badan 70 kilogram (kg) tak seharusnya menghirup lebih dari 35 miligram metanol setiap hari. Sedangkan, menurut keterangan Tam, seseorang bisa saja mengirup 104 miligram alkohol terkonsenterasi metanol di kondisi sekarang.

"Yang harus jadi catatan, disinfektan dipakai di berbagai kebutuhan, entah untuk membersihkan luka, sebagai bahan membuat hand sanitizer sendiri, atau membersihkan rumah mereka. Jadi, kemungkinan penghirupan metanol harian mereka bisa tinggi," ucapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kadar Alkohol Tak Sesuai Klaim

Tes laboratorium itu juga menemukan 75 persen sampel punya kandungan alkohol lebih rendah dari yang mereka klaim, penurunannya mencapai 21 persen. Berdasarkan petunjuk WHO, konsenterasi alkohol yang direkomendasikan berada antara 60--80 persen.

"Bila Anda curiga dengan kualitas alhokol yang dibeli, kami minta untuk hati-hati. Lebih baik setop penggunaan produk tersebut dan dapatkan yang lebih terpercaya," kata Gilly Wong, Chief Executive Consumer Council. 

Pihaknya menyebut menerima 76 komplain terkait produksi alkohol di tiga bulan perama tahun ini, sedangkan keluhan tentang disinfektan mencapai 769 pada periode yang sama dengan komplain terbanyak dari pembelian secara daring.

"Dari sebegitu banyak, kami bersyukur belum ada yang mengeluh soal kesehatan. Kebanyakan mereka hanya mempermasalahkan pengiriman yang terlambat atau proses pengembalian dana yang lambat," sambungnya.

Dari penelitian tersebut, Dewan Konsumen Hong Kong meminta publik memerhatikan kadar metanol dalam produk dan kemungkinan kadar penghirupan harian dengan batas-batas rekomendasi WHO.

3 dari 3 halaman

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini