Sukses

Kisah Mbok Cikrak, Penerang Kegalauan Pekerja Indonesia di Taiwan

Mbok Cikrak terketuk hatinya untuk membantu para tenaga kerja Indonesia, khususnya di Taiwan.

Liputan6.com, Jakarta Menjadi tenaga kerja di luar negeri bukanlah hal mudah. Ketidaktahuan dan kebingungan seringkali mewarnai kehidupan tenaga kerja Indonesia (TKI) di negeri sebrang.

Penerang kegalauan pun sangat membantu, apalagi jika berasal dari asal yang sama. Mbok Cikrak terketuk hatinya untuk membantu para TKI, khususnya di Taiwan.

Berawal dari desakan ekonomi, Mbok Cikrak bertandang ke Taiwan. Ia pun sangat tahu bagaimana sulitnya menjadi TKI yang kebingungan saat baru tiba di negara asing bahkan bagi mereka yang ingin pulang ke Indonesia.

Kerap kali para TKI jadi sasaran agen yang kurang bertanggung jawab saat akan kembali ke Tanah Air. Beberapa kali Mbok Cikrak menemukan sesama orang Indonesia terlantar begitu saja di bandara. Kebanyakan mereka tak tahu apa yang dilakukan, yang lainnya bahkan tertipu dengan tiket pulang.

“Kadang petugas di Taiwan tidak peduli, padahal tenaga kerja perlu dibantu,” ujar Mbok CIkrak saat dihubungi.

Ia pun membantu dengan cara memberikan informasi ke para TKI. Bahkan ia membantu mencarikan tiket pulang.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kisah Mbok Cikrak, Penerang Kegalauan Pekerja Indonesia di Taiwan

Salah satu hal yang sering tidak diketahui TKI adalah barang bawaan yang bisa dan tidak bisa dibawa pulang ke Indonesia. Misalnya barang-barang elektronik seperti senter, kipas angin, raket nyamuk, dan sebagainya.

“Memang barang-barang itu sangat murah di Taiwan, tetapi tidak bisa dibawa begitu saja ke Indonesia, harus pakai kargo. Hal-hal itu yang seringkali mereka tidak tahu,” ujar wanita yang sudah 18 tahun menetap di Taiwan ini.

 

3 dari 3 halaman

Kisah Mbok Cikrak, Penerang Kegalauan Pekerja Indonesia di Taiwan

Niat mulia Mbok Cikrak pun tidak selalu berjalan mulus karena ia sering juga disebut calo. Namun, ia tidak mempedulikannya karena tujuannya adalah untuk membantu.

Nama Mbok Cikrak sendiri berasal dari bahasa Jawa. Mbok adalah sebutan bagi seorang wanita yang lebih tua, sementara cikrak adalah tempat sampah. Mengapa disebut demikian? Karena Mbok Cikrak kerap menjadi “tempat sampah” bagi para TKI, menerima curahan hati, dan berusaha mencari solusi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.