Sukses

Banjir Bandang Lahar Hujan Sumatera Barat Sapu Restoran di Lembah Anai, Menparekraf Harap Korban Terima Bantuan

Menparekraf Sandiaga Uno mengingatkan bahwa keselamatan jadi prioritas utama pemangku kepentingan sektor pariwisata dalam menanggapi bencana banjir bandang lahar hujan Sumatera Barat.

Liputan6.com, Jakarta - Lembah Anai yang indah menarik perhatian sejumlah pengusaha untuk membuka usaha restoran dan kafe di tepi sungai. Namun, banjir bandang lahar hujan menghancurkan apapun yang dilintasinya, salah satunya menimpa Restoran Xakapa yang berlokasi di Tanah Datar, Sumatera Barat.

Lewat sebuah video berdurasi 24 detik yang beredar di dunia maya, salah satunya diunggah akun X @bdleonanda, restoran yang awalnya berdiri tepat di tepi Sungai Batang Lurah di kawasan wisata Lembah Anai tersebut sudah tidak berwujud. Bangunan kokoh itu disebut hanyut terbawa air bah.

"Xakapa sudah tidak ada lagi guys," kata pria yang merekam video tersebut dalam bahasa Minang, dikutip Senin, 13 Mei 2024.

Yang tersisa dari lokasi itu hanya sedikit puing-puing bangunan. Pihak restoran pun sempat mengunggah Insta Story yang berisi ucapan terima kasih atas perhatian dan simpati yang diberikan kepada mereka atas musibah yang terjadi.

Terkait bencana yang menimpa pelaku ekonomi kreatif, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyampaikan keprihatinannya, terlebih saat ini sektor pariwisata sedang mempersiapkan diri menyambut liburan sekolah mengingat kawasan Lembah Anai menjadi salah satu destinasi favorit. Ia menyebut bencana yang disebabkan guguran batu dan hujan deras di wilayah Sumbar itu tidak hanya berdampak pada pelaku ekraf, tetapi juga kegiatan pariwisata Sumbar secara keseluruhan.

"Seperti yang saya sampaikan, keselamatan adalah yang utama. Kita pastikan daerah tersebut tidak berpotensi longsor, tidak ada bencana susulan, banjir bandang susulan, apalagi dengan cuaca ekstrem. Kita harus pastikan keselamatan dari pariwisata itu harus kita prioritaskan," ucapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Potensi Banjir Lahar Hujan Susulan

Sandi juga berharap para pelaku UMKM bisa mendapat bantuan dari pemerintah, baik pemulihan lahan usaha maupun lewat sejumlah kegiatan yang dilakukan pemerintah.

"Pemerintah membeli produk ekraf mereka melalui e-katalog. Ini yang sedang kita pasarkan melalui LKPP agar produk-produk ekraf UMKM itu bisa terbeli oleh kegiatan pemerintah," ucap Menparekraf.

Sementara itu, melansir Antara, Selasa (14/5/2024), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan banjir lahar hujan susulan Gunung Marapi Sumatera Barat berpotensi terjadi dengan dampak lebih besar dari sebelumnya. BMKG pun mengimbau masyarakat dan petugas tim gabungan penanganan bencana untuk meningkatkan kewaspadaan.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat ditemui di Padang Pariaman, Sumatera Barat, Selasa, mengatakan bahwa hal demikian dipicu oleh masih tingginya potensi turun hujan berintensitas sedang, lebat-sangat lebat selama sepekan ke depan atau berdasarkan analisa tim meteorologi berlangsung sampai dengan 22 Mei 2024.

"Hujan tidak perlu lebat tapi sedang pun juga bisa menyapu material lahar Gunung Marapi yang juga dikhawatirkan masih tebal, sisa erupsi beberapa waktu lalu," kata dia.

3 dari 4 halaman

Hal yang Dikhawatirkan BMKG

Menurut dia, guyuran hujan yang bercampur partikel pasir-pasir halus menjadikan aliran pekat yang sanggup mengangkut sebuah mobil truk, menggelontorkan bebatuan berdiameter 2-3 meter dari bagian puncak gunung ke bawah. Hal yang dikhawatirkan oleh BMKG, yaitu gelontoran material besar yang terbawa oleh hujan tersebut akan menjangkau pula pemukiman penduduk di sekitar lereng perbukitan dan aliran sungai.

Berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang diterima BMKG melaporkan bahwa sebanyak 28 jalur aliran lahar Gunung Marapi yang berhulu ke sungai pada sisi Utara, Selatan dan Timur gunung api itu. Di antaranya merupakan wilayah Kabupaten Agam, Tanah Datar, Padang Panjang yang beririsan langsung.

"Karena permukaan sungai ini sudah penuh oleh endapan dari banjir lahar fase sebelumnya maka potensi menjangkau ke kampung-kampung juga besar," kata dia.

Dwikorita memastikan, pihaknya akan selalu melaporkan kondisi cuaca setiap hari dan sesegera mungkin menerbitkan informasi peringatan dini bencana dengan ketepatan tiga jam ke depan sebelum kejadian. Masyarakat dan petugas gabungan diharapkan bisa cepat mengevakuasi diri.

4 dari 4 halaman

Data Korban Hilang dalam Bencana Banjir Bandang

"Rekomendasi kami untuk segeralah mengamankan zona-zona rawan wilayah pemukiman, jalan, jembatan, karena bencana susulan sangat mungkin terjadi kalau masih hujan," kata dia.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sejumlah kecamatan di Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Padang Panjang dilanda banjir bandang bercampur material lahar pada Sabtu malam, 11 Mei 2024. Bencana tersebut dilaporkan menimbulkan dampak kerusakan yang cukup serius. Data Kantor SAR Sumatera Barat melaporkan sampai Senin, 13 Mei 2024, pukul 13.00 WIB, tercatat 15 korban banjir lahar hujan yang hilang.

Untuk Kabupaten Tanah Datar ada 12 orang korban hilang dengan identitas masing-masing Sukmi Cai Nova, Nurbaidar, Rusdi, Nurbaini, Dahniar, Baherma, Alimudin, Rona Susansti,Adiwarman, dan Yusuf. Dua orang lainnya masih diidentifikasi. Di Kabupaten Agam ada tiga korban hilang dengan nama masing-masing Sahar, Am, dan Halimahtusadiah yang seluruhnya warga Kecamatan Candung. Total korban meninggal dunia saat ini mencapai 44 orang dari Kabupaten Agam, Tanah Datar, Kota Padang Panjang dan Padang Pariaman.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.