Sukses

Tak Usah Pikirkan Orang yang Celaka karena Tidak Sholat, Ini yang Mestinya Dilakukan Menurut UAH

Ustadz Adi Hidayat mengatakan bahwa tidak usah memikirkan orang yang tidak sholat itu bakal celaka

Liputan6.com, Cilacap - Pendakwah muda Ustadz Adi Hidayat  (UAH) menyatakan seseorang tidak perlu memikirkan orang yang celaka sebab tidak sholat.

Menurutnya hal ini sudah sangat jelas, sebab perbuatannya itu ia akan mendapatkan kecelakaan di hari kiamat atau akhirat.

Menurut dia, upaya yang seharusnya dilakukan jika menemukan seseorang yang tidak sholat ialah mendoakannya supaya cepat taubat.

“Orang tidak sholat celaka tidak usah dipikirkan, emang tidak sholat, yang perlu doakan,” papar UAH dikutip dari tayangan YouTube Short @yennyroyatna9917, Minggu (15/09/2024).

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

Orang Sholat Tapi Masih Celaka

Justru yang perlu dipikirkan ialah perihal orang yang melaksanakan sholat namun masih celaka. Menurutnya ini yang aneh dan harus dicari penyebabnya.

“Tapi kalau ada orang sholat masih celaka juga, itu rugi, apa yang salah Tuh!” tandasnya.

Beliau kemudian menyitir ayat Al-Qur'an yang menerangkan perihal orang yang sholat tapi celaka sebab ia lalai dalam sholatnya.

Alladzi ‘an sholaatihim saahun, lalai ia dalam sholatnya,” paparnya.

“Jadi ada orang sholat tapi lalai," sambungnya.

Kemudian UAH juga menjelaskan penyebab yang menjadikan ia terkategori sebagai orang yang lalai, yakni karena ia riya atau pamer dalam sholatnya bukan karena semata-mata karena Allah SWT.

“Apa di antara bentuk kelalaiannya, di antara sekian kelalaiannya, ternyata yang disebutkan Al-Qur’an, alladziinahum yuraauun, bahkan ada yang riya ketika mereka menunaikan sholat,” terangnya

“Penyakit-penyakit niat pertama yang bisa merusak pahala, menghilangkan kadar pahala kita di sisi Allah, riya,” pungkasnya.

3 dari 4 halaman

Tindakan-tindakan yang Terkategori Lalai dalam Sholat (1-2)

Menukil muhammadiyah.or.id, seringkali kita mendengar mengenai Firman Allah dalam surat Al-Ma’un ayat 4 yang artinya “celakalah orang yang shalat”. Bagaimana yang dimaksud dengan lalai dari salat dan tindakan apa saja yang dikategorikan di dalamnya?

Indikasi mempermudah salat dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa hal, yaitu Pertama, sebelum pelaksanaan salat yang dapat dinilai dari aspek: 1) Dalam berwudu, tidak memperhatikan tatacara wudhu yang benar, 2) Tidak memperdulikan soal kebersihan tempat dan pakaian yang digunakan untuk salat, 3) Menunda-nunda waktu salat padahal mampu mengerjakannya lebih awal. 

Kedua, dalam pelaksanaan salat. Mempermudah salat sewaktu pelaksanaan salat, ciri-cirinya antara lain: 1) Meniadakan aspek tuma’ninah (berhenti sejenak sampai sempurna bacaan doa), 2) Mendirikan salat secara asal-asalan, tidak berusaha menyempurnakan tata cara salat, dari segi rukun maupun sunahnya, 3) Lupa bahwa dengan salat seorang muslim sedang berhadapan dan berdoa kepada Allah. Adapun yang dimaksud dengan lalai dari salat dapat dikategorikan ke dalam dua hal: Pertama, lalai pada waktu salat, yaitu tidak untuk mengingat Allah tetapi justru kepada yang lain. Seperti ingat menonton sepak bola, ingat teman dan lain-lain. Padahal Allah berfirman dalam surat Thaha ayat 14:

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي (طه: ١٤)

dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (Q.S. Thaha:14)

4 dari 4 halaman

Tindakan-tindakan yang Terkategori Lalai dalam Sholat (3-4)

Ketiga, lalai sesudah salat, dalam artian tidak mampu mewujudkan tujuan salat, yaitu mencegah perbuatan keji dan munkar sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah surat al-Ankabut ayat 45:

إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ (العنكبوت: ٤٥)

Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. (Q.S. Al-Ankabut:45)

Oleh karena itu dalam mendirikan salat seorang muslim seharusnya: 1) Menyempurnakan syarat, 2) Menyempurnakan rukun, 3) Menyempurnakan sunnah, 4) Tepat waktu, 5) Memberi bekas pada pribadi mukmin baik dari segi hubungn vertikal maupun horizontal. Inilah inti dari firman Allah surat al-Mukminun ayat 1-2:

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (١) الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ (٢) (المؤمنون: ١-٢)

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya.(Q.S. Al-Mukminun:1-2)

Keempat, termasuk kategori lalai dari salat, yang mengetahui kewajiban salat tetapi tidak mau melaksanakannya.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul