Sukses

Kisah Imam Ahmad bin Hanbal yang Menghadapi Godaan Setan saat Sakaratul Maut

Kisah Imam Ahmad bin Hanbal yang disesatkan oleh dua setan di kanan kiri ketika ia sakaratul maut.

Liputan6.com, Jakarta - Masyhur di kalangan ulama ahli nasihat, sebuah riwayat tentang bujuk rayu setan ketika ada seorang hamba yang menghadapi sakaratul maut.

Setan berdiri di sebelah kiri dan kanannya dengan tujuan untuk merusak akidah dan keimanan si hamba dan mengajaknya bersama-sama dalam siksa neraka. 

Maka dari itu, Umar bin al-Khathab senantiasa berpesan, “Ajarilah orang-orang yang menghadapi kematian di antara kalian dengan kalimat Lailahaillah. Sebab, mereka melihat sesuatu yang tidak kalian lihat.” 

Di sisi lain, sakaratul maut merupakan akhir pertarungan antara iblis dengan manusia yang berupaya mengakhiri hayatnya dengan kalimat tauhid, sebagai puncak pencapaian atas apa yang dikabarkan oleh Rasulullah SAW dalam hadisnya.

 مَنْ كَانَ آخرُ كَلَامه لَاإلَهَ إلَّا اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ     

Artinya: “Siapa saja yang di akhir perkataannya adalah kalimat Lailahaillah, maka ia berhak masuk surga.” 

Karena itu, sebagai upaya menghindarkan tipu daya setan yang senantiasa ingin mencelakakan orang yang sedang menghadapi sakaratul maut, maka sebaiknya kita membimbingnya dengan kalimat tauhid: La ilaha illallah.

Bujukan setan itu bisa terjadi kepada siapa saja, termasuk orang-orang yang dikenal alim dan saleh. Salah satunya, Imam Ahmad bin Hanbal.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tipu Daya Setan saat Sakaratul Maut

Kejadian hadirnya setan di hadapan orang yang sakaratul maut pernah dialami langsung oleh Imam Ahmad bin Hanbal, seperti yang dikisahkan oleh putranya Abdullah bin Ahmad. 

Jelang Sang Imam wafat, Abdullah bin Ahmad berada di sampingnya seraya bersiap memegang kain untuk mengikat kedua rahangnya. Sang Imam tampak berkeringat.

Disangka sudah mengembuskan nafas terakhir, ia kemudian kembali tersadar dan berucap, “Tidak, menjauhlah! Tidak, menjauhlah!” Ia mengatakan itu hingga berkali-kali. 

Setan yang ada di sebelah kanan tampil dalam wujud ayah dari orang tengah sakaratul maut tadi. Sedangkan setan yang di sebelah kiri tampil dalam wujud ibunya.

Layaknya seorang ayah kepada anak yang sangat dicintainya, setan di sebelah kanan berkata, “Wahai anakku, dari dulu ayah sangat sayang kepadamu, ayah sangat cinta kepadamu. Namun ayah meninggal dalam keadaan memeluk Nasrani. Sebab, Nasrani adalah agama terbaik.”

Setan di sebelah kiri yang tampil dalam wujud ibunya juga berkata serupa, “Wahai anakku, perut ibu dulu sebagai tempatmu, air susu ibu sebagai minumanmu, dan kedua paha ibu sebagai pijakanmu. Namun ibu meninggal dalam keadaan memeluk  Yahudi. Sebab, Yahudi adalah agama terbaik.”  

Riwayat ini disebutkan oleh Abu al-Hasan al-Qasi al-Maki. Riwayat semakna juga disebutkan oleh al-Ghazali dalam Kasyfu ‘Ulumil Akhirah. 

Oleh Abdullah bin Ahmad, Sang Imam ditanya, “Wahai ayah, apa yang engkau inginkan dari perkataan itu?” 

Sambil terbata-bata, ia bercerita, “Tadi setan berdiri di sampingku sambil menggigit jari-jarinya. Ia berkata, ‘Wahai Ahmad, aku kehilanganmu (tak sanggup menyesatkanmu).’ Aku menjawab, ‘Tidak, menjauhlah! Tidak menjauhlah!’” 

Demikian pula ketika Imam Abu Ja‘far wafat, orang-orang yang menghadirinya berkata, “Ucapkanlah: ‘La ilaha illallah!’” Namun, Sang Imam malah menjawab, “Tidak! Tidak!” 

Tatkala tersadar, mereka bercerita dan Sang Imam menjelaskan, “Tadi aku kedatangan setan di sebelah kanan dan kiriku. Salah satunya berkata, ‘Meninggallah engkau dalam keadaan memeluk Yahudi, sebab ia adalah agama terbaik.’ Yang lainnya juga berkata, ‘Meninggallah dalam keadaan memeluk Nasrani, sebab ia adalah agama terbaik.’ Maka dari itu, tadi aku mengatakan, ‘Tidak! Tidak!’”  

Ketika Allah menghendaki akhir seorang hamba dalam keadaan baik, maka Dia akan menurunkan rahmat melalui malaikat Jibril. Dengan turunnya malaikat Jibril, wajah si hamba akan diusap dan segala yang meliputinya akan hilang. Di saat yang sama, dua setan yang berusaha menggodanya akan terusir. Menurut  Imam Al-Ghazali, salah satu upaya mengundang turunnya malaikat Jibril di hadapan orang yang sedang sakaratul maut adalah mewudhukan orang tersebut. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.