Sukses

4 Doa Pelunas Hutang, Ini Adab dan Konsekuensi Tak Lunasi Hutang

Membaca doa pelunas hutang bisa menjadi langkah penting agar bisa mendapatkan pertolongan dari Allah SWT untuk dapat melunasi hutang.

Liputan6.com, Jakarta Membaca doa pelunas hutang bisa menjadi langkah penting agar bisa mendapatkan pertolongan dari Allah SWT untuk dapat melunasi hutang. Sebab ada konsekuensi serius bagi siapa saja yang melalaikan membayar hutang.

Jangankan lalai, bahkan hanya menunda waktu untuk membayar hutang saja sudah dianggap sebagai kezaliman, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda,

“Menunda-nunda membayar utang bagi orang yang mampu (membayar) adalah kezaliman,” (HR Bukhari).

Para ulama menjelaskan bahwa orang yang sudah cukup secara finansial da mampu membayar utang, maka haram baginya untuk menunda, berbeda dengan orang yang belum cukup uang.

Lalu bagaimana dengan orang yang memang tidak memiliki kemampuan untuk membayar hutang? Bahkan jika kita kesulitan untuk membayar hutang pun, membayar hutang tetaplah kewajiban.

Bahkan hutang bisa memberatkan jiwa kita, sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut,

“Jiwa seorang mukmin masih bergantung dengan hutangnya hingga dia melunasinya.” (HR. Tirmidzi).

Oleh karena itu, penting bagi kita yang sedang mengalami kesulitan membayar hutang untuk memohon kepada Allah SWT agar dimudahkan urusannya dengan membaca doa pelunas hutang. Berikut adalah bacaan doa pelunas hutang seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (11/4/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Doa Pelunas Hutang yang Diajarkan kepada Ali bin Abi Thalib

Doa pelunas hutang pertama yang bisa kita baca adalah sebuah doa yang diajarkan Rasulullah SAW kepada Ali bin Abi Thalib.

اللَّهُمَّ اكْفِنِي بِحَلالِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

"Allahummak fini bi halalika ‘an haramika wa aghnini bifadhlika ‘aman siwaka,".

Artinya: "Ya Allah! Cukupilah aku dengan rezekiMu yang halal (hingga aku terhindar) dari yang haram. Perkayalah aku dengan karuniaMu (hingga aku tidak minta) kepada selainMu.” (HR Tirmidzi)

berdasarkan suatu riwayat, doa tersebut kemudian diajarkan Ali bin Abi Thalib kepada seorang budak yang berusaha untuk memerdekakan diri. Sebelumnya budak tersebut mengeluh kepada Ali RA mengenai cicilan biaya yang masih dia tanggung.

Demi bisa merdeka, budak itu harus membayar sejumlah uang kepada tuannya. Sayangnya, dia tidak bisa membayar uang itu sekaligus. Alhasil, budak itu terbebani cicilan biaya untuk memerdekakan diri.

Kepada budak itu, Ali RA berkata, " Maukah engkau kuberitahu beberapa kalimat yang diajarkan Rasulullah SAW kepadaku? Kalau kau terbebani utang sebesar gunung, niscaya Allah akan melunasinya."

3 dari 6 halaman

Doa Pelunas Hutang yang Diajarkan kepada Mu'adz bin Jabal

Doa pelunas hutang ini adalah doa yang diajarkan Rasulullah SAW kepada Mu'adz bin Jabal. Tidak hanya mengajarkan doa pelunas hutang, Rasulullah juga mengajarkan sejumlah amalan lain untuk dapat membantu melunasi hutangnya.

Kepada Mua'adz bin Jabal, Rasulullah memerintahkan untuk membaca surat Ali Imran ayat 26-27. Kemudian setelah mebaca ayat tersebut, Rasulullah SAW mengajarkan doa berikut,

قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (26) تُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ. (26). [آل عمران 26-27]. أَنْتَ رَحْمَنَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَرَحِيْمَهُمَا، تُؤْتِي مِنْهُمَا مَا تَشَاءُ وَتَمْنَعُ مِنْهُمَا مَا تَشَاءُ، فَقْضِ عَنِّي دَيْنِيْ

Artinya: “Katakanlah (Muhammad), ‘Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Kauberikan kekuasaan kepada siapapun yang Kaukehendaki, dan Kau Cabut kekuasaan dari siapa pun yang Kaukehendaki. Kau muliakan siapapun yang Kaukehendaki dan Kauhinakan siapapun yang Kaukehendaki. Di dalam kekuasaan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. (27) Kaumasukkan malam ke dalam siang dan Kaumasukkan siang ke dalam malam; Kaukeluarkan yang hidup dari yang mati dan Kaukeluarkan yang mati dari yang hidup; dan Kauberikan rezeki kepada siapa yang Kaukehendaki tanpa perhitungan.” (Surat Ali Imran :26-27). Engkau adalah Zat yang Maha Pengasih dan Penyayang di dunia dan di akhirat. Engkau berikan apa yang Kau Kehendaki dari keduanya, dan Engkau cegah apa yang Kau Kehendaki dari keduanya, karenanya lunasilah hutangku.”

Di akhir riwayat, Nabi SAW menegaskan ulang: “Andaikan kamu punya utang emas sepenuh bumi, niscaya Allah akan melunasinya darimu.”

4 dari 6 halaman

Doa Pelunas Hutang yang Diajarkan kepada Mu'adz bin Jabal Lainnya

Selain doa pelunas hutang sebelumnya, Rasulullah juga mengajarkan doa peklunas hutang lain kepada Mu'adz bin Jabal. Adapun bacaan doa pelunas hutang tersebut adalah sebagai berikut,

اَللَّهُمَّ فَارِجَ الْهَمِّ وَكَاشِفَ الْكَرْبِ مُجِيبَ دَعْوَةِ الْمُضْطَرِّ، رَحْمَنَ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَرَحِيْمَهُمَا، اِرْحَمْنِي فِي قَضَاءِ دَيْنِي رَحْمَةً تُغْنِينِي بِهَا عَنْ رَحْمَةِ مَنْ سِوَاكَ

Artinya, “Ya Allah Zat yang membukakan (solusi) keprihatinan, yang membukakan (solusi) kesusahan, yang mengabulkan doa orang yang terdesak, Zat yang Maha Pengasih dan Penyayang di dunia dan di akhirat, belas kasihanilah aku dalam melunasi hutangku, dengan dengan belas kasih yang dengannya aku tidak membutuhkan belas kasih selain dari-Mu.”

Mengenai doa pelunas hutang tersebut, Mu’adz kemudian berkata: “Lalu aku terus-menerus membaca doa itu, kemudian lunaslah utangku.”

5 dari 6 halaman

Doa Pelunas Hutang yang Diajarkan kepada Abu Umamah

Doa pelunas hutang berikutnya adalah doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada Abu Umamah. Adapun bacaan doa pelunas hutang sebagai berikut,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ، وَقَهْرِ الرِّجَالِ

Allâhumma innî a‘ûdzu bika minal hammi wal hazan. Wa a‘ûdzu bika minal ‘ajzi wal kasal. Wa a‘ûdzu bika minal jubni wal bukhl. Wa a‘ûdzu bika min ghalabatid daini wa qahrir rijâl

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan kesedihan, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, aku berlindung kepada-Mu dari ketakutan dan kekikiran, aku berlindung kepada-Mu dari lilitan hutang dan tekanan orang-orang.”

Mengenai doa pelunas hutang tersebut, Abu Umamah menuturkan, “ Setelah aku mengamalkan doa itu, Allah benar-benar menghilangkan kebingunganku dan memberi kemampuan melunasi utang.”

6 dari 6 halaman

Adab Berhutang

Setelah mengetahui sejuml;ah doa pelunas hutang, penting bagi kita untuk memahami baik-baik mengenai adab ketika berhutang. Ada ketika berhutang adalah, sikap yang ditunjukkan dan dilakukan ketika seseorang akan berhutang. Adapun adab ketika berhutang adalah sebagai berikut,

  1. Orang yang hendak berutang, harus meniatkan diri untuk sebisa mungkin membayarnya tepat waktu saat jatuh tempo.
  2. Saat menjalankan transaksi utang piutang dengan nominal yang cukup banyak, disarankan untuk melibatkan saksi atau ditulis dengan tanda tangan kedua belah pihak, agar jika terjadi permasalahan bisa ditengahi oleh saksi atau tulisan tersebut.
  3. Jika sudah jatuh tempo dan memiliki cukup harta di luar persediaan makanan pokok sehari-hari, maka utang harus segera dibayarkan. Menunda membayar utang padahal mampu, maka termasuk perbuatan zalim.
  4. Jika sudah jatuh tempo dan belum membayar, dan pemberi utang mencekalnya agar tidak pergi jauh, maka orang yang memiliki utang wajib mematuhinya. Sebab, bepergian bisa menimbulkan kekhawatiran utang tidak dibayarkan.
  5. Jika sudah jatuh tempo, pemilik utang belum kuat membayar, misalnya utang berupa sepeda motor, lalu di rumahnya terdapat aset serupa, maka sepeda motor tersebut dapat ditarik melalui putusan pengadilan. Jika utang uang atau benda lain, namun di rumahnya tidak ada aset, maka hakim boleh menjual paksa dari aset yang dimiliki pemilik utang.
  6. Orang yang memiliki utang perlu mengetahui hukuman dan balasan dalam ajaran islam, bagi orang yang enggan melunasi utang sampai dirinya meninggal. Dengan mengetahui hal ini, dapat membuat seseorang lebih berhati-hati dalam berutang.

Konsekuensi Melalaikan Hutang

Membayar hutang adalah kewajiban. Oleh karena itu tidak diperbolehkan bagi siapa pun untuk melalaikan dalam membayar hutang. Sebab, ada konsekuensi serius yang akan diterima bagi seseorang yang berniat untuk tidak membayar hutangnya.

Dalam sebuah Hadist Riwayat Ibnu Majah, Rasulullah bersabda, “Siapa saja yang mengambil harta orang lain (berhutang) seraya bermaksud untuk membayarnya, maka Allah akan (memudahkan) melunasinya bagi orang tersebut. Dan siapa saja yang mengambilnya seraya bermaksud merusaknya (tidak melunasinya), maka Allah akan merusak orang tersebut,” (HR. Ibnu Majah).

Dari hadist tersebut, ulama menjelaskan lebih lanjut, bahwa orang yang dengan sengaja melalaikan kewajiban membayar utang, maka Allah akan membiarkan orang tersebut mengalami kesulitan hidup. Bahkan, balasan yang lebih buruk bisa didapatkan. Di mana orang yang melalaikan utang, meskipun dirinya mati dalam keadaan syahid sekalipun, dosa utang tetap tidak terampuni.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.