Sukses

Jaga Berat Badan di Ramadhan, Ade Rai Sarankan Hal Ini

Ade Rai berbagi tips untuk menjaga berat badan selama Ramadhan. Pegiat kebugaran sekaligus Co-Creator Fita's programs ini menganjurkan untuk memperhatikan asupan yang dikonsumsi saat sahur.

Liputan6.com, Jakarta - Ade Rai berbagi tips untuk menjaga berat badan selama Ramadhan. Pegiat kebugaran sekaligus Co-Creator Fita's programs ini menganjurkan untuk memperhatikan asupan yang dikonsumsi saat sahur.

"Kalau saya mungkin perhatian di sahur. Kalau sahur kita jadikan sebagai sebuah syarat. Misalnya kita ternyata hanya mau minum kopi atau teh saja. Atau kalau mau makan, kita masukkannya kalau bisa protein, lemak dan serat," kata Ade Rai dalam sebuah diskusi daring.

Ade melanjutkan, agar penurunan berat badan sambil berpuasa dapat berjalan dengan sukses, sebaiknya saat sahur jangan mengonsumsi karbohidrat. Hal tersebut bertujuan agar tubuh dapat menggunakan lemak sebagai sumber tenaga saat berpuasa.

"Nah kalau seandainya di sahur kita enggak masukin karbohidrat, tidak terjadi kenaikan insulin. Jadi otomatis badan hanya tahunya 'Oh iya. Gula nggak masuk jadi masih pakai lemak sebagai sumber tenaga'," kata Ade, dilansir Antara.

"Jadi kalau cuma mengonsumsi protein, lemak dan serat saja, pada saat itu kita bisa hitung berarti terakhir kita makan itu jadi jam 9 malam. Berarti kita makan lagi baru jam 7 atau setengah 7 hari berikutnya. Itu artinya kita berpuasa hampir 22 jam," tambahnya.

Ade mengatakan bahwa setiap tubuh manusia memiliki kecerdasan tersendiri untuk mencari sumber daya energi lain ketika seseorang tidak makan. Oleh sebab itu, tidak perlu khawatir tubuh akan merasa lemas jika tidak mengonsumsi karbohidrat saat sahur.

"Justru kadang-kadang ketika kita tidak makan, badan itu punya kecerdasan buat mencari yang namanya alternatif sumber daya energi yang lain. Makanya dia pakai lemak," tuturnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Waktu Berolahraga

Selain itu, Ade Rai juga menjelaskan waktu terbaik untuj berolahraga selama puasa. Dia menyebut olahraga sebaiknya dilakukan menjelang waktu berbuka puasa.

"Kalau waktu yang tepat, sebenarnya idealnya ya kalau kita bicara secara hormonal itu the end of fasting. Itu adalah waktu yang paling tepat untuk kita melakukan aktivitas olahraga," jelasnya.

Ade Rai menyebut tubuh manusia memiliki dua mode. Mode pertama disebut fat storing, yakni ketika seseorang makan. Sedangkan mode kedua yakni fat burning, saat seseorang tidak makan.

 

3 dari 4 halaman

Gunakan Sisa Makanan

Tubuh akan menggunakan sisa-sisa makanan yang ada di dalam tubuh untuk dijadikan energi pada saat delapan jam berpuasa untuk mengoptimalkan fat burning. Misalnya makanan sisa sahur yang masih ada di dalam tubuh.

"Misal di sahurnya, atau sekitar 10 jam ke depan saja dia masih mencari yang namanya cadangan makanan yang masih ada. Uniknya pada saat kita berolahraga di ujung puasa sebelum buka puasa, itu akan mengoptimalkan badan, akan mengaktivasi hormon yang namanya sensitive lipase," jelas Ade.

"Jadi olahraga sebelum buka, saya rasa itu salah satu hal yang baik. Bisa dengan kardio, atau menurut saya yang paling bagus adalah latihan beban." imbuhnya.

4 dari 4 halaman

Tidak Harus Pakai Alat

Meski disebut latihan beban, bukan berarti harus menggunakan alat-alat berat. Ade menerangkan, latihan beban bisa dilakukan tanpa memerlukan alat apa pun. Contohnya seperti gerakan plank, ketika tubuh akan menahan berat beban sendiri sebagai bebannya.

"Di kepala kita bahwa latihan beban ini harus pakai besi atau yang berat-berat. Jawabannya tidak. Hanya cukup dengan menggunakan tubuh sendiri. Misalnya plank, jadi nggak ngapa-ngapain, diam saja tapi ototnya kerasa," tutup Ade Rai.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.