Sukses

Sering Merasa Cemas dan Gelisah? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Alasan mengapa seseorang sering merasa cemas dan gelisah

Liputan6.com, Jakarta Sering merasa cemas dan gelisah adalah pengalaman yang dapat mempengaruhi banyak orang tanpa terkecuali. Dalam kehidupan modern yang penuh dengan tekanan dan tuntutan, tidaklah mengherankan jika banyak dari kita sering merasa cemas dan gelisah. Apakah Anda pernah bertanya-tanya apa sebenarnya yang menyebabkan perasaan tersebut muncul begitu sering? Mengapa kita cenderung merasa cemas dan gelisah dalam berbagai situasi, bahkan tanpa alasan yang jelas?  

Saat kita sering merasa cemas dan gelisah, ada sesuatu yang lebih dalam yang mendorong emosi tersebut. Meskipun terkadang dapat dihubungkan dengan situasi tertentu, seperti tekanan pekerjaan atau masalah pribadi, ada faktor-faktor internal yang turut berperan. Bagaimana pola pikir dan persepsi kita terhadap dunia dapat mempengaruhi seberapa sering kita merasa cemas dan gelisah. 

Faktor-faktor yang menyebabkan sering merasa cemas dan gelisah seringkali bersifat kompleks dan individual. Namun, mengenali dan memahami akar penyebabnya dapat menjadi langkah pertama untuk mengelola emosi tersebut dengan lebih baik. Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang apa yang memicu perasaan cemas dan gelisah, kita dapat mencari solusi yang tepat dan membangun strategi untuk menghadapinya dengan lebih efektif.

Untuk informasi lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber alasan mengapa seseorang sering merasa cemas dan gelisah, pada Selasa (30/4).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gangguan Kecemasan

Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap stres. Tingkat kecemasan ringan dapat bermanfaat dalam beberapa situasi. Hal ini dapat memberi peringatan terhadap bahaya dan membantu kita untuk mempersiapkan diri dan memperhatikan dengan lebih baik. Namun, gangguan kecemasan berbeda dengan perasaan gugup atau cemas yang normal dan melibatkan ketakutan atau kecemasan yang berlebihan. 

Gangguan kecemasan merupakan gangguan mental yang paling umum terjadi, mempengaruhi hampir 30% orang dewasa pada suatu titik dalam hidup mereka. Meskipun begitu, gangguan kecemasan dapat diobati dengan berbagai jenis terapi psikologis. Pengobatan ini membantu sebagian besar orang untuk menjalani kehidupan yang normal dan produktif.

Kecemasan merujuk pada antisipasi terhadap kekhawatiran masa depan dan lebih terkait dengan tegangan otot dan perilaku menghindar. Sementara itu, ketakutan adalah respons emosional terhadap ancaman yang terjadi secara langsung dan lebih terkait dengan reaksi bertarung atau melarikan diri,  entah bertahan dan melawan atau meninggalkan situasi untuk menghindari bahaya.

Gangguan kecemasan dapat menyebabkan seseorang mencoba menghindari situasi yang memicu atau memperburuk gejala kecemasannya. Kinerja kerja, tugas sekolah, dan hubungan pribadi dapat terpengaruh. Secara umum, untuk seseorang dapat didiagnosis mengalami gangguan kecemasan, ketakutan atau kecemasan tersebut harus di luar proporsi dengan situasi yang dihadapi atau tidak sesuai dengan usianya, dan menghambat kemampuannya untuk berfungsi normal.

Terdapat beberapa jenis gangguan kecemasan, antara lain gangguan kecemasan umum, gangguan panik dengan atau tanpa agorafobia, fobia spesifik, agorafobia, gangguan kecemasan sosial, gangguan kecemasan terhadap pemisahan, dan mutisme selektif. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang jenis-jenis gangguan kecemasan dan ciri-ciri mereka, dapat membantu dalam penanganan yang tepat dan memberikan dukungan yang dibutuhkan kepada individu yang mengalaminya.

 
3 dari 4 halaman

Jenis Gangguan Kecemasan

Ada berbagai tipe gangguan kecemasan yang memiliki gejala dan dampak yang berbeda-beda. Memahami jenis-jenis gangguan kecemasan ini dapat membantu kita untuk lebih memahami pengalaman orang-orang yang mengalaminya dan memberikan dukungan yang tepat. Berikut ini adalah jenis-jenis gangguan kecemasan:

Gangguan Kecemasan Umum (Generalized Anxiety Disorder - GAD)

GAD melibatkan kekhawatiran yang berlebihan dan persisten yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Kekhawatiran dan ketegangan ini dapat disertai dengan gejala fisik seperti gelisah, mudah lelah, kesulitan berkonsentrasi, tegang otot, atau masalah tidur. Seringkali kekhawatiran tersebut berfokus pada hal-hal sehari-hari seperti tanggung jawab pekerjaan, kesehatan keluarga, atau hal-hal minor seperti pekerjaan rumah, perbaikan mobil, atau janji-janji.

Gangguan Panik (Panic Disorder)

Gejala inti dari gangguan panik adalah serangan panik berulang, yang merupakan kombinasi yang sangat kuat antara distres fisik dan psikologis. Selama serangan, beberapa gejala ini terjadi secara bersamaan, seperti detak jantung cepat, berkeringat, gemetar, sesak napas, nyeri dada, pusing, dan rasa tercekik.

Fobia Spesifik (Specific Phobia)

Fobia spesifik adalah ketakutan yang berlebihan dan persisten terhadap objek, situasi, atau aktivitas tertentu yang umumnya tidak berbahaya. Meskipun penderita menyadari bahwa ketakutannya berlebihan, mereka sulit mengatasi rasa takut tersebut. Fobia ini dapat menyebabkan distres yang cukup besar sehingga beberapa orang menghindari dengan cara yang ekstrem apa yang mereka takuti, seperti berbicara di depan umum, takut terbang, atau takut pada laba-laba.

Agorafobia

Agorafobia adalah ketakutan terhadap situasi di mana melarikan diri bisa sulit atau memalukan, atau bantuan mungkin tidak tersedia jika terjadi gejala panik. Ketakutan ini tidak sesuai dengan situasi sebenarnya dan berlangsung secara persisten selama enam bulan atau lebih. Penderita agorafobia menghindari situasi tersebut, memerlukan teman, atau bertahan dengan rasa takut atau kegelisahan yang intens.

Gangguan Kecemasan Sosial (Social Anxiety Disorder)

Penderita gangguan kecemasan sosial merasakan kecemasan dan ketidaknyamanan yang signifikan terhadap situasi di mana mereka bisa merasa malu, diremehkan, ditolak, atau dianggap rendah dalam interaksi sosial. Contoh umumnya adalah takut berbicara di depan umum, bertemu orang baru, atau makan/minum di tempat umum. Kecemasan ini menyebabkan masalah dalam fungsi sehari-hari dan berlangsung setidaknya enam bulan.

Gangguan Kecemasan Pemisahan (Separation Anxiety Disorder)

Penderita gangguan kecemasan pemisahan merasa takut atau cemas secara berlebihan terhadap pemisahan dari orang yang mereka sayangi. Rasa takut ini tidak sesuai dengan usia mereka, berlangsung secara persisten, dan menyebabkan masalah dalam fungsi sehari-hari. Gejala fisik yang muncul seringkali terjadi sejak masa anak-anak, tetapi dapat berlanjut hingga dewasa.

Mutisme Selektif (Selective Mutism)

Anak-anak dengan mutisme selektif tidak berbicara dalam beberapa situasi sosial di mana mereka diharapkan berbicara, seperti di sekolah, meskipun mereka bisa berbicara di situasi lain. Mereka mungkin akan berbicara di rumah di depan anggota keluarga, tetapi tidak di depan orang lain, seperti teman dekat atau kakek-nenek. Mutisme ini dapat mengganggu komunikasi sosial dan memiliki konsekuensi signifikan dalam hal akademis dan isolasi sosial.

Setiap jenis gangguan kecemasan memiliki karakteristiknya sendiri dan memerlukan pendekatan pengobatan yang sesuai. Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang setiap jenis gangguan kecemasan dan gejalanya, kita dapat memberikan dukungan yang lebih efektif kepada individu yang mengalaminya.

4 dari 4 halaman

 Diagnosis, Pengobatan dan Dukungan Mandiri

Langkah pertama yang penting dalam mengatasi gangguan kecemasan adalah berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan bahwa tidak ada masalah fisik yang menyebabkan gejala yang dialami. Jika sebuah gangguan kecemasan didiagnosis, seorang profesional kesehatan mental dapat bekerja sama dengan Anda untuk menemukan pengobatan terbaik. 

Namun sayangnya, banyak orang yang mengalami gangguan kecemasan tidak mencari bantuan. Mereka mungkin tidak menyadari bahwa mereka memiliki kondisi yang dapat diobati dengan pengobatan yang efektif.

Meskipun setiap jenis gangguan kecemasan memiliki karakteristik yang unik, sebagian besar merespons dengan baik terhadap dua jenis pengobatan: psikoterapi atau "terapi bicara," dan obat-obatan. Pengobatan ini dapat diberikan secara tunggal atau kombinasi. Terapi kognitif perilaku (CBT), merupakan salah satu jenis terapi bicara, dapat membantu seseorang mempelajari cara berpikir, merespon, dan berperilaku yang berbeda untuk membantu merasa kurang cemas. 

Obat-obatan tidak akan menyembuhkan gangguan kecemasan, namun dapat memberikan bantuan signifikan dari gejala. Obat-obatan yang paling umum digunakan adalah obat anti-kecemasan (umumnya diresepkan hanya untuk jangka waktu yang singkat) dan antidepresan. Beta-blocker, yang biasa digunakan untuk kondisi jantung, kadang-kadang digunakan untuk mengendalikan gejala fisik dari kecemasan.

Terdapat sejumlah hal yang dapat dilakukan oleh individu untuk membantu mengatasi gejala gangguan kecemasan dan membuat pengobatan lebih efektif. Teknik manajemen stres dan meditasi dapat membantu. Kelompok dukungan (baik tatap muka maupun online) dapat memberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman dan strategi mengatasi. 

Belajar lebih banyak tentang detail suatu gangguan dan membantu keluarga dan teman untuk memahami kondisi tersebut dengan lebih baik juga dapat membantu. Hindari konsumsi kafein, yang dapat memperburuk gejala, dan konsultasikan dengan dokter Anda tentang penggunaan obat-obatan tertentu.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.