Sukses

13 Penyebab Anak Bayi Susah BAB, Contoh Kasus, dan Cara Mengatasinya

Penting bagi orang tua untuk memahami penyebab anak bayi susah BAB dan cara mengatasinya agar dapat memberikan perawatan yang tepat dan efektif.

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi anak bayi susah BAB adalah masalah yang sering dihadapi oleh orang tua, terutama dalam merawat bayi mereka. Penyebab anak bayi susah BAB bisa bermacam-macam, termasuk dehidrasi, konsumsi susu formula, atau gangguan sistem pencernaan seperti penyakit Hirschsprung.

Penting bagi orang tua untuk memahami penyebab anak bayi susah BAB dan cara mengatasinya agar dapat memberikan perawatan yang tepat dan efektif.

Sebagai contoh kasus, bayi yang mengalami sembelit karena dehidrasi akibat sakit muntah atau diare berlebihan memerlukan perhatian medis yang cepat. Orang tua harus memastikan bayi mendapatkan cairan tambahan untuk menggantikan yang hilang dan menghindari dehidrasi yang dapat memperparah masalah. Selain itu, mengidentifikasi dan menghindari makanan atau faktor lain yang dapat memicu sembelit juga penting untuk membantu anak bayi susah BAB pulih dengan cepat.

Orang tua perlu memahami bahwa penyebab anak bayi susah BAB bisa sangat bervariasi dan kadang-kadang memerlukan perhatian medis yang spesifik. Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan anak penting untuk menentukan penyebab yang tepat dan rencana pengobatan yang sesuai.

Berikut Liputan6.com ulas penyebab anak bayi susah BAB merangkum dari Siloam Hospitals, Puri Bunda Hospital, dan Ciputra Hospital, Minggu (17/3/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Dehidrasi

Anak bayi susah BAB bisa disebabkan oleh dehidrasi karena kekurangan cairan. Misalnya, bayi yang sedang sakit muntah atau diare berlebihan dapat kehilangan banyak cairan, menyebabkan sembelit.

Sebagai contoh, bayi yang mengalami infeksi saluran pernapasan atas dan kehilangan banyak cairan melalui keringat dan napas yang cepat dapat mengalami sembelit. Cara mengatasinya adalah dengan memberikan ASI atau susu formula secara ekstra untuk menggantikan cairan yang hilang.

2. Pemberian makanan padat sebelum waktunya

Memberikan makanan padat terlalu dini kepada bayi yang belum siap bisa menyebabkan masalah pencernaan, termasuk anak bayi susah BAB. Sebagai contoh, memberikan makanan padat kepada bayi di bawah usia enam bulan dapat menyebabkan sembelit karena sistem pencernaannya belum siap.

Rekomendasi untuk mengatasi hal ini adalah menunggu hingga bayi mencapai usia yang tepat dan menunjukkan tanda-tanda kesiapan untuk makan makanan padat.

3. Konsumsi susu formula

Beberapa bayi mungkin mengalami sembelit atau anak bayi susah BAB karena konsumsi susu formula. Sebagai contoh, susu formula tertentu mungkin mengandung bahan-bahan yang sulit dicerna oleh bayi, menyebabkan sembelit. Cara mengatasinya adalah dengan berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk memilih susu formula yang sesuai untuk bayi.

4. Defisiensi tiroid

Anak bayi susah BAB bisa menjadi gejala dari defisiensi tiroid, yang dapat memengaruhi metabolisme dan pencernaan. Sebagai contoh, bayi yang lahir dengan hipotiroidisme (kurangnya hormon tiroid) mungkin mengalami sembelit. Cara mengatasinya adalah dengan melakukan pemeriksaan medis yang tepat dan pengobatan yang sesuai oleh dokter.

 

3 dari 4 halaman

5. Alergi atau intoleransi makanan

Alergi atau intoleransi makanan tertentu juga bisa menjadi penyebab anak bayi susah BAB. Sebagai contoh, alergi terhadap protein susu sapi atau intoleransi terhadap gluten dapat menyebabkan masalah pencernaan, termasuk sembelit. Cara mengatasinya adalah dengan mengidentifikasi makanan yang menyebabkan reaksi alergi atau intoleransi dan menghindarinya dari diet bayi.

6. Gangguan sistem pencernaan dari lahir, seperti penyakit Hirschsprung

Penyakit Hirschsprung adalah gangguan pada sistem pencernaan yang bisa menyebabkan sembelit berat pada bayi. Rekomendasi untuk mengatasi hal ini adalah dengan melakukan diagnosis dini dan pengobatan yang sesuai oleh dokter spesialis.

7. Hiperkalsemia

Kadar kalsium yang tinggi dalam darah (hiperkalsemia) juga dapat menyebabkan sembelit pada bayi. Sebagai contoh, bayi yang menerima terlalu banyak suplemen kalsium atau mengalami gangguan pada kelenjar paratiroid dapat mengalami sembelit. Cara mengatasinya adalah dengan mengontrol asupan kalsium dan melakukan pengobatan yang sesuai oleh dokter.

8. Keracunan makanan

Keracunan makanan juga bisa menjadi penyebab anak bayi susah BAB. Sebagai contoh, bayi yang mengalami keracunan makanan mungkin mengalami diare atau sembelit sebagai reaksi terhadap infeksi bakteri atau toksin. Cara mengatasinya adalah dengan memberikan cairan tambahan untuk mencegah dehidrasi dan memperhatikan gejala yang mungkin memerlukan perawatan medis.

4 dari 4 halaman

9. Kondisi medis tertentu

Beberapa kondisi medis tertentu, seperti fibrosis kistik atau penyakit Crohn, dapat menyebabkan anak bayi susah BAB. Sebagai contoh, fibrosis kistik dapat mengganggu fungsi pencernaan dan menyebabkan sembelit. Cara mengatasinya adalah dengan melakukan pengobatan yang sesuai dan memantau gejala dengan cermat.

10. Gangguan masalah saraf pada bagian usus

Gangguan masalah saraf pada bagian usus juga dapat menyebabkan anak bayi susah BAB. Sebagai contoh, gangguan pada saraf usus dapat mengganggu gerakan normal usus dan menyebabkan sembelit. Cara mengatasinya adalah dengan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang sesuai oleh dokter spesialis.

11. Masalah penyakit pada sumsum tulang belakang

Masalah penyakit pada sumsum tulang belakang juga dapat berkontribusi pada anak bayi susah BAB. Sebagai contoh, kelainan pada sumsum tulang belakang seperti spina bifida dapat memengaruhi fungsi usus dan menyebabkan sembelit. Cara mengatasinya adalah dengan mengelola kondisi medis secara menyeluruh dan melakukan pengobatan yang sesuai.

12. Faktor psikologis

Faktor psikologis juga dapat memengaruhi anak bayi susah BAB. Misalnya, bayi yang merasa stres atau tidak nyaman dalam lingkungan baru atau saat bepergian jauh mungkin mengalami sembelit sebagai respons. Cara mengatasinya adalah dengan menciptakan lingkungan yang nyaman dan memberikan dukungan emosional yang cukup bagi bayi.

13. Menelan udara berlebihan selama menyusu

Bayi yang menelan udara berlebihan selama menyusu juga dapat mengalami sembelit. Sebagai contoh, bayi yang menyusu dengan teknik yang tidak benar atau menggunakan dot yang tidak sesuai mungkin mengalami perut kembung dan sembelit. Cara mengatasinya adalah dengan memastikan bayi menyusu dengan benar dan mengurangi udara yang tertelan selama menyusu.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.