Sukses

Hanifan Artinya Lurus atau Sifat yang Lurus, Simak Penjelasannya

Hanifan artinya dalam bahasa Arab yang diterjemah dalam bahasa Indonesia adalah lurus.

Liputan6.com, Jakarta - Hanifan artinya dalam bahasa Arab yang diterjemah dalam bahasa Indonesia adalah lurus. Tulisan Arabnya حَنِيف. Kamus Online Almaany menjelaskan kata atau lafadz hanifan artinya merujuk pada keadaan atau sifat lurus atau tegak.

Dalam penelitian berjudul Penafsiran Kata Hanif dalam Al-Qur’an oleh Ridhoul Wahidi, menjelaskan bahwa hanif atau hanifan artinya menurut bahasa adalah lurus dan tidak condong pada sesuatu apapun. Sedangkan menurut istilah, hanifan artinya selalu berpegang kepada kebenaran dan tak pernah meninggalkannya.

Lafadz hanif atau hanifan dalam Al-Qur’an disebutkan sebanyak 12 kali yang tersebar dalam sembilan ayat. Surat al-Baqarah terdapat 1 lafadz, dalam Surat al-Imran terdapat 2 lafadz, dalam Surat an-Nisa' terdapat 1 lafadz, dalam Surat al-An'am terdapat 2 lafadz, dalam Surat Yunus terdapat 1 lafadz.

Dalam Surat an-Nahl terdapat 2 lafadz, dalam Surat al-Hajj terdapat 1 lafadz, dalam Surat al-Rum terdapat 1 lafadz, dan dalam Surat al-Bayyinah terdapat 1 lafadz. Simak penjelasan lengkapnya.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang hanifan artinya lurus, Jumat (19/5/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Artinya Lurus atau Sikap yang Lurus

Hanifan artinya lurus. Ini sebuah kata yang berasal dari akar kata dasar حُنَفَاء - حَنِيف dalam bahasa Arab. Kamus Online Almaany menjelaskan kata dasar hanifan artinya merujuk pada keadaan atau sifat lurus atau tegak. Dalam konteks agama Islam, Hanifan artinya mengacu pada sikap lurus dan teguh dalam menjalankan agama, yaitu mengikuti jalan lurus yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.

Hanifan artinya merujuk pada para tokoh dan individu yang menjunjung tinggi kebenaran dan menjauhi segala bentuk penyimpangan agama. Kata ini juga menggambarkan karakteristik Nabi Ibrahim (Abraham) sebelum kedatangan agama Islam, di mana ia dikenal sebagai Hanif, yaitu individu yang berpegang teguh pada keimanan kepada Tuhan yang Maha Esa.

وَقَالُوْا كُوْنُوْا هُوْدًا اَوْ نَصٰرٰى تَهْتَدُوْا ۗ قُلْ بَلْ مِلَّةَ اِبْرٰهٖمَ حَنِيْفًا ۗوَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ 

Dan mereka berkata, “Jadilah kamu (penganut) Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk.” Katakanlah, “(Tidak!) Tetapi (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus dan dia tidak termasuk golongan orang yang mempersekutukan Tuhan.” (QS. Al-Baqarah Ayat 135)

Dalam penelitian berjudul Penafsiran Kata Hanif dalam Al-Qur’an oleh Ridhoul Wahidi, menjelaskan bahwa hanif atau hanifan artinya menurut bahasa adalah lurus dan tidak condong pada sesuatu apapun. Sedangkan menurut istilah, hanifan artinya selalu berpegang kepada kebenaran dan tak pernah meninggalkannya.

Itu artinya, Hanifan melibatkan kesucian hati dan niat yang murni dalam menjalankan ibadah dan mematuhi perintah Allah. Hanifan juga mencakup keyakinan yang kuat dan tidak terpengaruh oleh pemikiran atau praktik-praktik yang bertentangan dengan ajaran agama.

Artinya Istiqomah di Jalan Lurus

Dalam penelitian berjudul Makna Lafadz Diin Al-Qayyimah dan Diin Hanifan dalam Al-Qur’an dan Implikasinya terhadap Karakteristik Da’I oleh Wildan Fajar Setiawan dan Asep Ahmad Sidiq, menurut tafsir al-Munir, lafadz diin hanifan artinya istiqomah menjalankan kewajiban agama dan menjauhi segala bentuk keburukan.

Ini melibatkan sikap yang tulus, ikhlas, dan cenderung kepada agama yang benar, yaitu Islam. Hanifan artinya menjauhkan diri dari segala bentuk distorsi agama dan menghindari kebatilan serta keyakinan sesat. Istiqomah dalam konteks ini berarti teguh memegang agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

Hanifan artinya lurus yang mencerminkan konsistensi dan kejujuran dalam praktek agama. Seseorang yang Hanifan tidak tergoda oleh kemudahan atau kesenangan dunia yang melencengkan dari jalan yang lurus. Mereka memilih untuk hidup sesuai dengan prinsip-prinsip agama, bahkan dalam situasi yang sulit atau menantang.

Sikap Hanifan mencerminkan keteguhan dalam keyakinan dan penolakan terhadap segala bentuk kemusyrikan atau penyimpangan agama. Seseorang yang Hanifan tidak tergoyahkan oleh pengaruh negatif atau propaganda yang bertujuan menggoyahkan keyakinan dalam agama Islam.

3 dari 3 halaman

Dalam Al-Qur’an

Ridhoul Wahidi menjelaskan lafadz hanif atau hanifan dalam Al-Qur’an disebutkan sebanyak 12 kali yang tersebar dalam sembilan ayat.

وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ

“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan sholat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).” (QS. Al-Bayyinah Ayat 5)

Dalam Surat al-Baqarah terdapat 1 lafadz, dalam Surat al-Imran terdapat 2 lafadz, dalam Surat an-Nisa' terdapat 1 lafadz, dalam Surat al-An'am terdapat 2 lafadz, dalam Surat Yunus terdapat 1 lafadz, dalam Surat an-Nahl terdapat 2 lafadz, dalam Surat al-Hajj terdapat 1 lafadz, dalam Surat al-Rum terdapat 1 lafadz, dan dalam Surat al-Bayyinah terdapat 1 lafadz.

Menurut para ulama', seperti Abu al-Aliyah dalam Tafsir Ibn Katsir yang ditulis ibn Katsir, menjelaskan makna kata hanif atau hanifan artinya orang yang konsisten menghadap qiblat saat melaksanakan sholat dan menunaikan ibadah haji bagi yang mampu. Beberapa ulama juga mengartikannya sebagai iman kepada semua para Rasul.

Abu Qatadah berpendapat bahwa hanif atau hanifan artinya mengacu pada keyakinan dan kesaksian bahwa tidak ada tuhan selain Allah SWT. Meskipun terdapat variasi penafsiran, inti dari Al-Baqarah ayat 135 tersebut adalah untuk menyadarkan orang-orang Yahudi dan Nasrani atas perbuatan-perbuatan mereka yang tidak sesuai dengan sikap, akhlak, dan pemikiran Nabi Ibrahim.

Mereka mengaku sebagai keturunan Ibrahim, namun tidak berperilaku dan berpikir seperti Ibrahim, mereka mengaku sebagai pengikut agama Ibrahim, tetapi merubah dan tidak memeliharanya sebagaimana yang dilakukan oleh Ibrahim.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.