Sukses

Mengenal Atrial Fibrilasi, Pemicu Peningkatan Detak Jantung Tak Beraturan Secara Tiba-Tiba

Atrial fibrilasi membuat jantung berdetak secara tidak beraturan tanpa penyebab yang jelas bahkan bisa sangat cepat.

Liputan6.com, Jakarta Atrial fibrilasi jantung adalah peningkatan detak jantung yang kencang dan tidak beraturan secara tiba-tiba tanpa alasan tertentu.

Ini berbeda dengan peningkatan detak jantung yang normal. Misalnya, jantung berdetak kencang saat berolahraga sebagai respons tubuh untuk mendapatkan asupan oksigen lebih.

Secara normal, jantung berdetak beraturan sebanyak 60 kali per menit (beats per minute) dan mencapai 100 kali saat sedang beraktivitas fisik. Namun pada gangguan atrial fibrilasi, angka itu dapat berubah menjadi tidak beraturan tanpa penyebab yang jelas bahkan bisa melebihi 100 kali seperti disampaikan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah konsultan intervensi dan aritmia jantung Eka Hospital BSD, Ignatius Yansen Ng.

Meski terlihat sepele kondisi tersebut merupakan dapat mengancam nyawa karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius. Ignatius menjelaskan, jantung memiliki empat ruang atau bilik dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Terdiri dari dua bilik atas yang disebut atrium dan dua bilik bawah disebut ventrikel.

Setiap bilik memiliki fungsi masing-masing dalam memompa dan menyimpan darah kotor serta darah bersih di dalam tubuh. Pada bilik jantung bagian atas, ada sekelompok sel yang bertanggung jawab dalam menyebabkan dan memastikan jantung berdetak secara normal.

Namun pada atrial fibrilasi, jantung berdetak secara tidak beraturan tanpa penyebab yang jelas bahkan bisa sangat cepat.

“Kondisi ini terjadi karena adanya masalah atau kelainan pada bilik jantung bagian atas (atrium) tersebut yang membuatnya berdetak secara tidak beraturan dan berdetak secara tidak sinkron dengan ruang jantung bagian bawah atau ventrikel,” papar Ignatius dalam keterangan pers dikutip Jumat (5/1/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Penyebab Atrial Fibrilasi Jantung

Ada beberapa faktor yang dipercaya dapat menyebabkan atau memicu terjadinya atrial fibrilasi jantung, termasuk:

  • Faktor usia yang merupakan faktor risiko utama;
  • Riwayat penyakit jantung seperti serangan jantung atau gagal jantung;
  • Memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi);
  • Ada gangguan pernapasan seperti pneumonia yang menghalangi suplai oksigen ke jantung;
  • Gangguan tidur seperti apnea tidur yang menghalangi asupan oksigen selama tidur;
  • Gaya hidup yang buruk seperti merokok dan konsumsi minuman alkohol.

Bagi banyak orang, atrial fibrilasi mungkin tidak akan menunjukan gejala. Namun, atrial fibrilasi jantung dapat menyebabkan detak jantung yang cepat dan berdebar-debar dan bisa menghasilkan rasa sesak napas atau bahkan pusing.

Jika dibiarkan terlalu lama tanpa penanganan, atrial fibrilasi dapat berimbas buruk pada kesehatan, salah satunya yaitu gagal jantung dan meningkatkan risiko untuk terkena serangan stroke.

3 dari 5 halaman

Penanganan Atrial Fibrilasi Jantung

Atrial fibrilasi jantung memiliki risiko yang berbahaya untuk kesehatan, sehingga penanganan sebaiknya dilakukan secepatnya apabila sudah terdiagnosis.

Penanganan atrial fibrilasi akan lebih baik dan lebih efektif bila dilakukan dalam kondisi dini sebelum terjadi komplikasi pada jantung dan otak. Dokter dapat mendiagnosis atrial fibrilasi dengan beberapa tes, seperti elektrokardiogram atau EKG untuk melihat aktivitas jantung.

Atrial fibrilasi adalah gangguan yang dapat menyebabkan detak jantung menjadi lebih cepat. Maka dari itu, dokter perlu memperbaiki gangguan yang menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dari biasanya.

Pengobatan akan ditentukan berdasarkan dari tingkat keparahan aritmia yang terjadi. Jika atrial fibrilasi tidak terlalu parah, maka dokter dapat merekomendasikan obat atau penanganan seperti kardioversi listrik untuk mengembalikan denyut jantung kembali normal.

4 dari 5 halaman

Jika Atrial Fibrilasi Sudah Parah

Jika pengobatan dan kardioversi listrik tidak cukup untuk mengatasi masalah atrial fibrilasi yang sudah mengancam kesehatan, maka dokter akan merekomendasikan beberapa metode.

Salah satu metode yang dapat dilakukan yaitu cryoablation. Ini adalah metode ablasi jantung terbaru menggunakan energi dingin untuk memperbaiki gangguan listrik pada bagian jantung yang menyebabkan detak menjadi tidak beraturan.

Cryoablation adalah metode minimal invasif yang dilakukan untuk mengembalikan irama jantung normal dengan menonaktifkan bagian jantung yang membuat detak jantung tidak teratur.

Prosedur ini bekerja dengan memasukkan sebuah selang kecil disebut kateter dengan balon di ujungnya yang digunakan untuk menangani gangguan irama jantung, terutama atrial fibrilasi.

Berbeda dengan prosedur ablasi konvensional, cryoablation menggunakan energi dingin ketimbang energi panas dan membekukan bagian jantung yang menyebabkan jantung berdetak secara lebih cepat tidak beraturan. Penggunaan energi dingin dipercaya lebih aman dan lebih efektif dalam menangani gangguan aritmia jantung seperti atrial fibrilasi.

5 dari 5 halaman

Proses Cryoablation untuk Tangani Atrial Fibrilasi

Proses cryoablation minimal invasif memungkinkan dokter untuk menangani pasien tanpa harus melakukan pembedahan besar. Dokter hanya perlu membuat sayatan kecil untuk memasukan selang kateter yang biasanya akan dimasukan melalui selangkangan dan akan dimasukan perlahan hingga mencapai jantung.

Melalui sensor yang ada di ujung kateter, dokter dapat melihat langsung keadaan jantung pasien sehingga bisa menentukan dan mengevaluasi letak bagian jantung yang menyebabkan atrial fibrilasi.

Setelah dokter menemukan pusat masalah, maka balon yang ada di ujung akan dipompa hingga mengembang, dan energi dingin akan dialirkan melalui kateter. Kemudian membekukan dan mengisolasi vena pulmonalis atau bagian jantung yang menyebabkan detak jantung tak beraturan.

Setelah tindakan dilakukan, dokter kemudian akan mengeluarkan kateter dan menutup luka dengan jahitan. Setelah itu, pasien akan dibawa ke ruang pemulihan dan beristirahat, biasanya selama 1 hari untuk dilihat perkembangannya pasca tindakan. Jika dirasa tidak ada masalah, maka dokter dapat memulangkan pasien. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.