Sukses

4 Gejala Dehidrasi yang Harus Diwaspadai, Bukan Sekadar Rasa Haus yang Muncul Saat Cuaca Panas

Dehidrasi bisa dialami oleh semua usia, kenali gejalanya.

Liputan6.com, Jakarta - Rasa haus yang muncul ketika cuaca panas atau usai beraktivitas berat bisa jadi tanda tubuh memerlukan asupan cairan. Ketika cuaca panas, tubuh rentan mengalami dehidrasi, kondisi ketika seseorang kehilangan lebih banyak cairan dalam tubuh ketimbang yang mereka terima.

Dikutip dari laman promkes.kemkes.go.id, tubuh sangat bergantung pada asupan cairan agar bisa berfungsi secara optimal. Bukan hanya untuk menghilangkan rasa haus, cairan dalam tubuh juga berfungsi sebagai pengatur suhu, pembentuk sel, pelarut, media transportasi, media eliminasi toksin, pelumas, dan bantalan.

Tanpa disadari, dehidrasi ringan sering kita alami dalam keseharian. Kondisi tersebut umumnya dapat ditangani dengan meminum segelas air dingin dan mengonsumsi beberapa potong buah yang mengandung banyak cairan. Dehidrasi ringan belum digolongkan sebagai masalah kesehatan serius.

Dehidrasi bisa dialami oleh semua usia. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak dan bayi juga bisa mengalami dehidrasi.

4 Gejala Dehidrasi

Gejala dehidrasi dapat bervariasi, tergantung pada tingkat keparahannya. Hal ini kerap membuat banyak orang tidak menyadari jika tengah mengalami dehidrasi.

Penting untuk menghindari bahaya dehidrasi yang berisiko merusak fungsi ginjal, meningkatkan risiko terkena batu ginjal, hingga kerusakan otot.

Berikut empat gejala dehidrasi yang harus diwaspadai, diantaranya adalah:

  1. Pusing
  2. Kelelahan/kurang energi 
  3. Intensitas buang air kecil menjadi jarang
  4. Merasa kering pada daerah mulut, bibir, dan mata

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kebutuhan Cairan Tubuh Tiap Kelompok Usia

Berdasarkan buku Pedoman Gizi Seimbang 2014, kebutuhan asupan cairan harian berbeda-beda pada umur masing-masing individu.

Pada rentang usia 0-12 tahun, tubuh memerlukan cairan sebanyak 1800mL. Sedangkan pada usia 13-15 tahun jumlah cairan yang dibutuhkan meningkat sebanyak 200mL. Kemudian pada usia 16-18 tahun, tubuh membutuhkan 2100mL, sedangkan pada rentang usia 19-50 tahun tubuh memerlukan cairan minimal 2300mL.

Meski demikian, kebutuhan cairan akan menyusut ketika manusia menginjak umur 65-80 tahun. Pada usia ini, individu cukup dengan 1600 mL cairan per hari. Tambah menyusut lagi menjadi 1500 mL saat usia berada di atas 80 tahun.

Berbeda pula kebutuhan cairan pada wanita hamil. Bagi wanita hamil, kebutuhan cairan tubuh dilihat saat ia berada pada trimester 1-3. Di sini cairan yang ia butuhkan bertambah—menyesuaikan dengan kebutuhan sesuai usianya—sebanyak 300mL.

Lalu, bagi ibu menyusui pada 6 bulan pertama asupan cairan ditambah sebanyak 800mL. Sementara pada ibu menyusui 6 bulan berikutnya cukup menambah cairan sebanyak 650mL.

Jika takaran-takaran di atas sangat membingungkan, ahli gizi, dr. Diana Sunardi, M.Gizi menyarankan solusi yang lebih mudah, yakni: minum 8-11 gelas air setiap harinya.

 

3 dari 3 halaman

Kelompok Orang yang Rentan Mengalami Dehidrasi

Dikutip dari laman promkes.kemkes.go.id, kelompok orang yang rentan mengalami dehirasi adalah bayi, anak-anak, orang tua, individu dengan riwayat penyakit kronis, serta individu dengan aktivitas kerja berat.

Kelompok bayi dan anak-anak rentan terserang dehidrasi karena belum mampu menyampaikan secara verbal jika mereka merasa haus.

Sedangkan pada orang tua, risiko dehidrasi menjadi besar karena cadangan cairan dalam tubuh semakin sedikit seiring bertambahnya usia. Kondisi ini akan semakin parah dengan adanya masalah mobilitas yang membatasi kemampuan mendapat asupan cairan bagi tubuh.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.