Sukses

5 Orang dari 68 Kasus Omicron di RI Belum Divaksinasi Sama Sekali

Dari 68 kasus Omicron yang terdeteksi di RI, lima orang diantaranya belum melakukan vaksinasi sama sekali.

Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes dr Siti Nadia Tarmidzi mengungkapkan bahwa dari 68 orang yang dinyatakan positif dengan varian Omicron, lima diantaranya belum melakukan vaksinasi COVID-19 sama sekali.

"Jadi kalau kita lihat dari kondisi tersebut, lima orang belum sama sekali divaksin, dan satu orang sudah mendapatkan vaksinasi dosis satu," ujar Nadia dalam konferensi pers Menjaga Pandemi Tetap Landai Pasca Nataru ditulis Jumat (31/12/2021).

Nadia juga mengungkapkan, sebagian besar pasien yang positif dengan varian Omicron pun tidak bergejala. Hanya ada 16 pasien yang mengalami gejala ringan.

"Dari 68 kasus yang kita deteksi, ini sebenarnya hampir sebagian besar itu tidak bergejala. Kalau kita lihat 52 itu tidak bergejala sama sekali, sisanya itu bergejala tapi sangat-sangat ringan," kata Nadia.

Dalam kesempatan yang sama, Nadia menjelaskan bahwa capaian vaksinasi di Indonesia sendiri belum begitu optimal terutama bagi kategori lansia.

Padahal, kategori lansia menjadi salah satu kelompok yang diutamakan sejak vaksinasi COVID-19 dimulai. Sejauh ini, baru ada 14 provinsi yang capaian vaksinasi lansianya mencapai target.

"Kalau kita lihat seluruh sasaran itu provinsi-provinsi itu sudah mencapai 70 persen, terutama ibukota provinsi. Tapi kalau kita lihat lansia, itu baru 14 provinsi yang mencapai target 60 persen," kata Nadia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Karantina di rumah sakit

Meski kebanyakan dari pasien tidak bergejala, Nadia juga memastikan bahwa semua pasien yang positif melakukan karantina di dua rumah sakit yakni RSPI Sulianti Saroso dan RSDC Wisma Atlet.

Hingga hari ini, pasien yang dirawat di RSPI Sulianti Saroso ada sebanyak sembilan orang.

"Ada yang dikirim ke rumah sakit Sulianti. Itu sebenarnya lebih kepada kita ingin memastikan terutama kalau penularan lokal tertangani, karena memiliki proses pengendalian infeksi yang lebih baik," ujar Nadia.

"Di sisi lain juga untuk memastikan bahwa Omicron ini bisa kita lokalisir dengan cepat. Walaupun kita tahu ada penularan yang sifatnya transmisi lokal, untuk membatasinya, maka kemudian meski tidak bergejala, tetap dilakukan isolasinya di rumah sakit," tambahnya.

3 dari 3 halaman

Infografis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.