Sukses

Alasan Psikologis Orang-Orang Menyukai Film Kriminal

Tahukah Anda bahwa ada penelitan yang menyebutkan genre film seperti ini lebih banyak diminati wanita daripada pria. Lalu, mengapa begitu tertarik pada tragedi mengerikan yang secara teori, dapat menimpa kita atau seseorang yang kita cintai kapan saja?

Liputan6.com, Jakarta Pandemi COVID-19 melanda, tak sedikit orang menghabiskan waktunya untuk menonton film di rumah. Salah satu genre film yang menjadi kesukaan sebagian orang adalah kriminal. Bagi penggemar genre ini, menebak siapa sang pelaku kejahatan yang sebenarnya dan bagaimana misteri terpecahkan amat seru.

Sebelum membahas lebih jauh, tahukah Anda bahwa ada penelitan yang menyebutkan genre film seperti ini lebih banyak diminati wanita daripada pria. Lalu, mengapa ada orang yang begitu tertarik pada tragedi mengerikan yang secara teori dapat menimpa kita atau seseorang yang kita cintai kapan saja?

Berikut pendapat para ahli, seperti dilansir Health:

1. Melatih diri bagaimana harus bertindak jika mengalami hal serupa

Menurut penelitian yang diterbitkan pada tahun 2010, wanita adalah fans terbesar kisah kriminal yang nyata daripada pria. Satu teori menjelaskan mengapa bisa terjadi hal demikian karena wanita mungkin merasa lebih rentan untuk diserang. Oleh karena itu, kaum hawa cenderung mengumpulkan informasi tentang bagaimana bertahan dari skenario kejahatan yang serupa jika itu menjadi kenyataan di kemudian hari.

Amanda Vicary, PhD, rekan penulis dari studi 2010 dan sekarang menjadi profesor di departemen psikologi di Illinois Wesleyan University mengatakan, "Jika Anda bertanya kepada orang-orang, 'Mengapa Anda menyukai kejahatan sejati?' Saya tidak berpikir sebagian besar dari mereka akan berkata, 'Saya sedang belajar bagaimana mencegahnya terjadi pada saya. Tapi menurut saya jauh di lubuk hati, mungkin itulah yang sedang terjadi."

Berdasarkan laporan hasil penelitiannya menemukan wanita paling tertarik pada kisah kejahatan nyata yang memberi mereka tips untuk mengenali bahaya dan bertahan hidup.

Menurut Vicary, sebuah kisah kriminal nyata memiliki penjelasan kondisi psikologis si "pembunuh". Sesuatu hal yang bisa para wanita pelajari tentang apa yang memicu tindakan kriminalitas dan tanda-tanda yang harus diperhatikan. Dari studi ini juga diketahui bahwa wanita menyukai bagaimana seseorang melarikan diri. Intinya, semua itu tentang kelangsungan hidup, jelasnya.

 

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Kejahatan sejati anehnya begitu meyakinkan

Bila merasa terhibur dengan menonton tayangan film bergenre kriminalitas, para ahli menyebut bahwa hal tersebut merupakan upaya seseorang meyakinkan diri sendiri bahwa nasib buruk seperti dalam film tidak akan pernah menimpa mereka.

Margot Levin, PhD, seorang psikolog klinis yang berbasis di New York City mengatakan, "Anda memisahkan (kondisi) Anda dengan (kondisi) korban, seperti (dengan mengatakan pada diri sendiri) 'Saya tidak akan menikahi pria yang menjalani kehidupan ganda sebagai pembunuh berantai.' (karena) Anda tidak memiliki latar belakang (yang serupa dengan korban) ataupun memiliki pengalaman yang akan membuat Anda akan terjerat (di kondisi yang sama)."

Sayangnya, pemikiran demikian juga merupakan bagian dari cara kita menyalahkan korban, karena ingin berpikir bahwa orang yang menderita melakukan sesuatu yang membuatnya pantas mendapatkan ganjaran. Sehingga wanita berpikir itu tidak akan pernah terjadi padanya, jelas Levin.

Vicary setuju, merujuk pada konteks teori dunia yang adil, "Ide bahwa orang memiliki kebutuhan bawaan untuk melihat dunia sebagai tempat yang aman dan teratur di mana hal buruk terjadi pada orang jahat, dan hal baik terjadi pada orang baik,” katanya.

Menurutnya, bisa jadi karena korban sedang mabuk, berjalan sendirian di malam hari, lupa mengunci pintu, dan sebagainya sehingga terjadi hal mengerikan pada korban.

3. Seperti menghindari kejadian buruk

Perasaan yang menakutkan tapi membuat banyak orang tertarik. Seperti itu kira-kira gambaran yang dirasakan penikmat film kriminilitas.

“Kami senang sekali,” Krista Jordan, PhD, seorang psikolog klinis yang berbasis di Austin, TX, mengatakan kepada Health. “Ini seperti jika Anda pernah mendengar seseorang berkata, 'Ya Tuhan, pesawat itu jatuh. Saya kenal seseorang yang seharusnya ada di dalamnya tetapi jadwal mereka dijadwal ulang pada menit terakhir'."

Uniknya, merupakan sifat alamiah manusia untuk terus bertahan hidup, namun secara bersamaan kita menyadari bahwa kita tidak bisa menipu kematian. Dengan mengonsumsi kisah kriminal nyata di mana Anda bukan korbannya, meskipun bisa benar-benar terjadi, Anda bisa merasa seperti baru saja menghindari kejadian buruk.

 

3 dari 4 halaman

4. Menjelajahi sisi gelap umat manusia

Manusia secara alami ingin tahu tentang manusia lain, meskipun manusia lain itu bukan penjahat yang keji. Suatu hal yang terasa baru akan menarik bagi Anda. "Misalnya Anda melihat sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya atau Anda mendengar sesuatu yang sangat jarang Anda dengar," jelas Jordan.

Sebuah fenomena negatif juga bisa menarik bagi Anda. "Otak lebih mudah memperhatikan informasi negatif daripada informasi positif. Sehingga mencari tahu tentang seluk beluk apa yang membuat seseorang menjadi pembunuh berantai lebih menarik daripada mencari tahu seluk beluk apa yang membuat seseorang altruistik, karena itu hal paling negatif yang bisa Anda pikirkan,” kata Jordan.

Anda mungkin juga tertarik pada kejahatan karena ini memberi Anda sudut pandang orang-orang yang sama sekali mengabaikan norma sosial.

“Seorang pembunuh berantai tidak peduli dengan konsekuensinya, tidak peduli dengan korban, dia hanya peduli tentang apa yang dia inginkan,” kata Levin.

“Ada bagian dari kita yang terpesona olehnya, karena kita tidak hidup seperti itu. Kita harus memikirkan konsekuensinya."

5. Memungkinkan Anda menjelajahi sisi gelap dalam diri sendiri

Jika Anda menganggap kejahatan sejati menarik, itu bisa jadi sebagian karena itu memberi Anda pelampiasan untuk emosi negatif Anda sendiri.

Menurut Jordan, jika mengacu teori Freud and Jung, untuk alasan yang berbeda keduanya merasa bahwa setiap orang memerlukan sarana untuk melampiaskan emosinya, yaitu salah satunya dengan melihat sesuatu yang relate/berhubungan dengan kita. Di saat yang sama, Anda bisa menjauhkan diri dari sifat penjahat, membuat Anda merasa aman dan terlindungi, kunci dalam menikmati film kriminal.

6. Bisa turut bermain layaknya detektif

Anda sering menghayati kisah nyata, ingin mengetahui siapa penjahatnya dan bagaimana menangkap pelakunya. Dengan memperhatikan setiap detail, kisah misteri-kriminal juga mengasah otak. Kondisi ini menimbulkan rasa kecemasan seperti bagaimana jika diri Anda dituduh melakukan sesuatu yang tidak Anda lakukan.

Jordan memberi saran agar siapapun yang tenggelam dalam kisah misteri kriminal dan memunculkan rasa kecemasan, perlu diingat bahwa itu bukan Anda. Anda hanya turut serta menyelidiki kasus untuk memecahkan misteri dan di saat yang sama merasa aman dan menarik.

4 dari 4 halaman

Infografis perfilman indonesia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.