Sukses

Candaan Donald Trump: Saya Ingin Menjadi Paus Selanjutnya

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berkelakar ingin menjadi Paus berikutnya. Sementara itu, konklaf pemilihan paus baru akan dimulai pada 7 Mei 2025.

Diperbarui 30 Apr 2025, 16:04 WIB Diterbitkan 30 Apr 2025, 16:04 WIB

Liputan6.com, Washington D.C - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan candaannya bahwa ia ingin menjadi pemimpin Gereja Katolik berikutnya.

"Saya ingin menjadi paus," katanya kepada seorang wartawan pada Selasa (29/4/2025) sebelum berbagi pandangannya tentang siapa yang seharusnya mengambil peran tersebut.

Trump, yang selain cukup sibuk menjabat sebagai presiden Amerika Serikat adalah seorang miliarder yang telah menikah tiga kali, jelas tidak mungkin dipilih untuk menjabat sebagai kepala Gereja Katolik, dikutip dari Politico, Rabu (30/5).

Institusi yang berusia hampir 2.000 tahun itu saat ini sedang mencari pemimpin spiritual baru setelah kematian Paus Fransiskus beberapa waktu lalu.

Ketika ditanya siapa yang harus menggantikan Paus Fransiskus, Trump berkata "Saya tidak punya preferensi," tetapi menambahkan: "Saya harus mengatakan, kami memiliki seorang kardinal yang kebetulan berasal dari tempat bernama New York yang sangat baik, jadi kita lihat saja apa yang terjadi."

Kardinal New York, Timothy Dolan, diyakini tidak termasuk di antara para calon terdepan untuk menggantikan Fransiskus. Sejauh ini juga tidak pernah ada paus dari AS.

Senator Republik terkemuka Lindsey Graham bahkan mendukung upaya Trump (yang nyaris tidak mungkin itu) dengan mengatakan di media sosial bahwa ia "senang mendengarnya".

"Ini benar-benar akan menjadi kandidat kuda hitam, tetapi saya akan meminta konklaf kepausan dan umat Katolik untuk tetap berpikiran terbuka tentang kemungkinan ini!" kata Graham.

"Kombinasi Paus-Presiden AS yang pertama memiliki banyak keuntungan. Waspadalah terhadap asap putih, Trump MMXXVIII!"