Liputan6.com, Jakarta - Ikan pari adalah salah satu spesies laut yang menarik perhatian karena bentuk tubuhnya yang unik, yakni lebar, pipih, dan menyerupai layang-layang. Dengan ekor panjang seperti cambuk, ikan pari kerap terlihat anggun saat berenang di dasar perairan.
Gerakannya yang tenang dan melayang di air sering membuatnya tampak seperti makhluk yang jinak dan tidak berbahaya. Namun, di balik penampilannya yang kalem, ikan pari ternyata menyimpan potensi bahaya yang tidak bisa dianggap remeh.
kan pari hidup di berbagai jenis habitat, mulai dari laut dalam, perairan tropis dangkal, hingga muara sungai dan danau air tawar. Spesies ini tersebar luas di seluruh dunia, termasuk di perairan Indonesia seperti di Bali, Raja Ampat, dan Kepulauan Derawan.
Advertisement
Baca Juga
Meski sering kali tidak agresif terhadap manusia, ikan pari merupakan predator alami yang memangsa moluska, krustasea, dan ikan kecil. Mereka juga memiliki mekanisme pertahanan diri yang sangat efisien dan bisa mematikan apabila merasa terancam.
Melansir laman AZ Animals pada Senin (14/04/2025), berikut beberapa alasan mengapa ikan pari patut diwaspadai.
1. Ekor Duri dengan Racun Mematikan
Salah satu senjata utama ikan pari terletak pada ekornya yang panjang dan fleksibel, lengkap dengan satu atau lebih duri tajam di bagian pangkalnya. Duri ini mengandung racun yang diproduksi oleh kelenjar khusus.
Saat dalam kondisi terancam, ikan pari akan melesatkan ekornya secara refleks, menusukkan duri beracun tersebut ke arah target, termasuk manusia. Tusukan duri ini tidak hanya menyakitkan, tetapi juga bisa menimbulkan efek sistemik.
Racunnya dapat menyebabkan nyeri hebat, pembengkakan, pusing, mual, bahkan gangguan pada sistem saraf atau jantung. Dalam kasus ekstrem, tusukan yang mengenai bagian tubuh vital seperti dada atau perut bisa berakibat fatal.
Salah satu insiden paling terkenal adalah kematian Steve Irwin, seorang pemandu alam dan pembawa acara TV asal Australia, akibat tusukan ikan pari di jantungnya pada 2006.
2. Luka Serangan yang Sulit Sembuh
Selain racun, duri ikan pari juga kerap mengandung kotoran dan bakteri yang terbawa dari dasar laut. Ketika duri ini menembus kulit, luka yang ditimbulkan tidak hanya menyakitkan tetapi juga berisiko tinggi mengalami infeksi.
Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, infeksi ini bisa menyebar, menyebabkan abses, nekrosis jaringan, bahkan memerlukan tindakan medis serius seperti operasi atau amputasi. Beberapa laporan medis menyebutkan bahwa korban tusukan ikan pari membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk pemulihan, disertai pengobatan antibiotik intensif dan pembersihan luka secara rutin.
3. Gerakan yang Sulit Diprediksi
Ikan pari termasuk makhluk laut yang memiliki kemampuan kamuflase luar biasa. Tubuhnya yang datar memungkinkan mereka untuk bersembunyi di dasar laut dengan menutupi tubuh menggunakan pasir.
Teknik penyamaran ini membuat mereka sulit terlihat, bahkan oleh penyelam berpengalaman sekalipun. Masalahnya, ikan pari akan bereaksi cepat jika merasa terganggu. Mereka bisa bergerak secara tiba-tiba dan menyabetkan ekornya ke arah ancaman.
Banyak kasus serangan ikan pari terjadi ketika seseorang tanpa sengaja menginjaknya saat berjalan di perairan dangkal. Oleh karena itu, para ahli menyarankan agar wisatawan menggoyangkan kaki mereka saat melangkah di laut untuk memperingatkan ikan pari yang mungkin tersembunyi di pasir.
(Tifani)