Sukses

Topan Mocha Bergerak Menuju Bangladesh dan Myanmar, Ratusan Ribu Orang Dievakuasi

Kondisi terakhir, hujan sudah turun di kamp tersebut dan bendera peringatan merah telah dikibarkan.

Liputan6.com, Dhaka - Sekitar setengah juta orang di wilayah Bangladesh Tenggara tengah dievakuasi ke daerah yang lebih aman lantaran ancaman topan yang bisa sangat berbahaya.

Dilansir BBC, Minggu (14/5/2023), Siklon Mocha diperkirakan akan terjadi di wilayah tersebut pada Minggu, dengan kecepatan angin 170kph (106mph) dan gelombang badai hingga 3,6m (12ft).

Menyusul peringatan bencana tersebut, ada kekhawatiran bahwa topan dapat menghantam kamp pengungsi terbesar di dunia, Cox's Bazar, tempat hampir satu juta orang tinggal di rumah darurat.

Kondisi terakhir, hujan sudah turun di kamp tersebut dan bendera peringatan merah telah dikibarkan.

Topan Siklon Mocha bisa menjadi badai paling kuat yang terlihat di Bangladesh dalam hampir dua dekade.

Saat sistem cuaca mengarah ke pantai Bangladesh-Myanmar, bandara terdekat telah ditutup, para nelayan diminta untuk menangguhkan pekerjaan mereka dan 1.500 tempat pengungsian telah didirikan bagi orang-orang yang dievakuasi. 

"Kami siap menghadapi bahaya apa pun... kami tidak ingin kehilangan satu nyawa pun," kata Wakil Komisaris tambahan di Cox's Bazar Vibhushan Kanti Das.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Terus Berada Dalam Bahaya

Sejak kemarin, banyak keluarga telah berdatangan di tempat penampungan dan ratusan orang juga telah mengungsi di sebuah sekolah di Cox's Bazar. Ada yang membawa kantong plastik berisi beberapa barang miliknya. Yang lain datang dengan ternak, ayam, dan ternak mereka.

Jannat (17) mengambil tempat di sebuah kelas, bersama bayinya yang berusia dua bulan. Dia hanya membawa beberapa pakaian bersamanya di dalam tas. Suaminya masih berada di rumah mereka di pinggir pantai, memastikan semuanya aman sebelum bergabung dengannya.

Dia mengatakan dia takut dengan topan ini, setelah rumahnya rusak akibat Topan Sitrang tahun lalu.

"Saya khawatir tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Saya khawatir rumah saya akan terendam lagi," kata Jannat.

Hampir satu juta pengungsi Rohingya yang telah melarikan diri dari negara tetangga Myanmar terus berada dalam bahaya, tinggal di tempat penampungan bambu tipis dengan penutup terpal.

PBB mengatakan pihaknya sedang berupaya melindungi daerah-daerah ini.

Pemerintah Bangladesh tidak mengizinkan pengungsi meninggalkan kamp mereka, sehingga banyak yang mengatakan mereka ketakutan dan tidak yakin apa yang akan terjadi jika tempat penampungan mereka dilanda badai.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini