Sukses

Miliarder Ini Buka Sayembara Rp541 Milliar Jika Bisa Pecahkan Kasus Pembunuhan Orang Tuanya

Putra dari dua miliarder Kanada ini menawarkan hadiah uang sebesar Rp541 Milliar untuk ditukarkan dengan informasi pembunuh orang tuanya.

Liputan6.com, Toronto - Pada akhir tahun lalu, sayembara uang sebesar Rp15 juta bagi orang pertama yang memotret putri duyung di Israel sempat jadi sorotan. Banyak orang yang berbondong-bondong ke pantai demi mendapatkan hadiah uang sekaligus melihat makhluk mitos itu.

Namun, apa jadinya jika ada sayembara dengan jumlah uang yang ditawarkan jauh melebihi itu, bahkan mencapai miliaran?

Menurut pemberitaan BBC yang dikutip Jumat (31/3/2023), Putra dari dua miliarder Kanada menawarkan hadiah uang sebesar Rp541 Milliar bagi orang yang bisa memecahkan kasus pembunuhan orang tuanya.

Pada akhir tahun 2017, Barry Sherman (75), dan Honey Sherman (70), ditemukan tercekik di rumah mereka yang terletak Toronto, dan pembunuhan mereka masih belum terpecahkan.

Keluarga Sherman sebelumnya menawarkan US$10 juta (sekitar Rp145 Miliar) untuk membantu menangkap dan menghukum pembunuh pasangan itu.

Kini, total hadiah uang untuk siapa pun yang memiliki informasi sekarang sudah dinaikkan mencapai US$35 juta (sekitar Rp541 miliar).

Dalam pernyataan yang dibagikan kepada media Kanada menjelang peringatan lima tahun kematian orang tuanya, Jonathan Sherman mengatakan, "Menghentikan upaya tidak akan mungkin dilakukan sampai mereka yang bertanggung jawab atas tindakan jahat ini diadili."

Barry Sherman adalah salah satu orang terkaya di Kanada yang memiliki perusahaan obat generik Apotex.

Dia dan istrinya, Honey, adalah dermawan terkenal yang memberikan jutaan dolar ke rumah sakit, universitas, dan organisasi Yahudi.

Kekayaan bersih pasangan itu diperkirakan antara US$5 miliar dan US$10 miliar.

Sampai saat ini, polisi belum dapat menetapkan tersangka.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Informasi Terkait Kasusnya

Pada Januari 2018, sekitar enam minggu setelah Sherman ditemukan, polisi mengatakan pasangan itu adalah korban pembunuhan ganda, dan keduanya telah menjadi sasaran.

Polisi Toronto juga sempat merilis rekaman video yang menunjukkan seseorang sedang berjalan di luar rumah pasangan itu sehari sebelum mereka dibunuh. Berharap untuk dapat informasi tambahan dari publik, polisi yakin bahwa orang tertangkap dalam kamera itu adalah tersangka.

Mereka belum mengkonfirmasi mengenai tersangka yang sudah teridentifikasi atau belum, tetapi mereka mengatakan akan tetap berkomitmen untuk menyelesaikan kasus tersebut.

Sejak kejadian pembunuhan, polisi telah melakukan sedikitnya 250 wawancara saksi, menerima 1.255 petunjuk dari masyarakat, dan memperoleh 41 surat perintah.

Empat anak dewasa dari pasangan yang terbunuh itu sebelumnya mengkritik Polisi Toronto atas penanganan penyelidikan mereka yang tidak kompeten, dan telah menyewa penyelidik swasta untuk menyelidiki secara terpisah.

Dalam pernyataan terbarunya, Sherman mengatakan kematian orang tuanya adalah mimpi buruk, dan bahwa dia diliputi perasaan sakit dan kehilangan sejak jasad mereka ditemukan lima tahun lalu.

"Rasa sakit yang tak terukur ini dirasakan setiap hari ketika saya menyadari bahwa kedua anak saya sendiri tidak akan pernah memiliki hak istimewa untuk bertemu dengan orang tua saya," katanya.

Sherman menambahkan orang tuanya "pantas menikmati hasil kerja mereka, dan menghabiskan tahun-tahun senja mereka seperti kakek nenek pada umumnya, bersama keluarga".

3 dari 4 halaman

Kisah Lain, Sayembara Rp 110 Miliar

Sementara itu, sosialita Inggris Tamara Ecclestone menawarkan hadiah 6 juta Pound Sterling (sekitar Rp110 Miliar) untuk informasi yang dapat mengembalikan perhiasan senilai puluhan juta dolar yang dicuri dari rumahnya di London.

Pada Desember 2019, pencuri menggerebek rumah sosialita berusia 38 tahun yang merupakan putri mantan supremo Formula 1, Bernie Ecclestone.

Disadur dari CNN, Jumat (31/3/2023) Tamara mengatakan bahwa pencurinya mengambil perhiasan dan benda warisan keluarga.

Dalam serangkaian posting yang dibagikan di Instagram story-nya pada hari Minggu, Ecclestone mengatakan, “Meskipun saya telah menerima nasib, saya akan dengan senang hati memberikan hadiah uang sebesar 25% dari nilai barang apa pun yang polisi dapat kembalikan dari informasi yang bisa diberikan oleh sumber. Jika Anda adalah sumbernya, Anda mendapatkan hadiahnya."

Dia melanjutkan, "Dengan total nilai perampokan menjadi 26 juta Pound Sterling- itu adalah hadiah hingga 6 juta Pound Sterling bagi siapa saja yang dapat membantu saya mendapatkan kembali apa yang menjadi hak saya."

4 dari 4 halaman

Perampokan Perumahan Bernilai Tinggi

Tamara Ecclestone bercerita bahwa saat itu dia sedang berlibur di Lapland bersama anak dan suaminya, pemilik galeri seni Jay Rutland, ketika perampokan terjadi di rumah Kensington mereka.

Menggambarkan dampak perampokan itu terhadap dirinya, Ecclestone mengatakan di Instagram, “Pikiran tentang orang-orang yang menjijikkan itu, mengobrak-abrik setiap kamar di rumah saya, menyerbu rumah saya, menyentuh barang-barang saya dan mencuri beberapa hal yang paling berharga bagi saya, berarti Saya tidak akan pernah bisa sepenuhnya istirahat dan berasa aman di rumah itu lagi."

Ecclestone mengatakan penggerebekan itu "masih membuat trauma keluarga saya dan saya sampai hari ini".

Pada November tahun 2021, sekelompok pencuri perhiasan dipenjara karena serangkaian perampokan di rumah selebriti, termasuk rumah Ecclestone.

Tokoh terkenal lainnya seperti mantan pesepakbola Inggris Frank Lampard dan istri presenter TV-nya, Christine, juga menjadi sasaran.

Polisi menyebut pencurian itu sebagai "serangkaian perampokan perumahan bernilai tertinggi dalam sejarah Inggris".

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.