Sukses

AS Setujui Penjualan Senjata Senilai Rp9,4 Triliun ke Taiwan, China Kirim Pesawat Tempur

Pengumuman tentang persetujuan penjualan senjata berteknologi tinggi ke Taiwan besar kemungkinan akan semakin meningkatkan ketegangan antara AS dan China.

Liputan6.com, Taipei - Taiwan melaporkan bahwa Angkatan Udara China berskala besar masuk ke zona pertahanan udaranya. Peristiwa itu terjadi kurang lebih pada saat bersamaan dengan pengumuman Amerika Serikat (AS), yang menyetujui penjualan senjata senilai US$ 619 juta atau sekitar Rp9,4 triliun ke Taiwan, termasuk rudal berteknologi tinggi untuk jet tempur F-16.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan, total 21 pesawat tempur China, yang terdiri dari 17 pesawat tempur multiperan Chengdu J-10 dan empat pesawat tempur canggih Shenyang J-16, terbang ke sudut barat daya Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) Taiwan pada Kamis (2/3/2023).

J-10, model pesawat tempur yang lebih tua yang pertama kali memasuki layanan 20 tahun lalu, terbang lebih dekat ke pantai China daripada Taiwan, sementara J-16, pesawat tempur yang jauh lebih baru dan lebih maju, terbang di daerah timur laut Kepulauan Pratas yang dikuasai Taiwan. Demikian menurut peta kejadian yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Taiwan.

"Delapan pesawat China lainnya dan empat kapal angkatan laut China juga terdeteksi beroperasi di lepas pantai Taiwan, tetapi tidak memasuki ADIZ," ungkap kementerian itu.

"Angkatan bersenjata Taiwan sedang memantau situasi dan menugaskan pesawat CAP (patroli udara), kapal angkatan laut, dan sistem rudal darat untuk menanggapi kegiatan ini."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dua Hari Berturut-Turut

Pada Rabu (1/3), Taiwan melaporkan bahwa 19 pesawat tempur angkatan udara China juga memasuki zona pertahanan udaranya.

Tapi tidak satu pun dari pesawat China melintasi garis median Selat Taiwan yang sensitif, yang telah berfungsi sebagai penghalang tidak resmi antara kedua pihak.

China belum mengomentari kegiatan militernya baru-baru ini di dekat Taiwan. Pada Januari, Beijing mengatakan pihaknya mengadakan latihan tempur di sekitar pulau itu untuk secara tegas melawan tindakan provokatif pasukan eksternal dan pasukan separatis kemerdekaan Taiwan.

Penjualan Senjata

Pengumuman tentang persetujuan penjualan senjata berteknologi tinggi ke Taiwan besar kemungkinan akan semakin meningkatkan ketegangan antara AS dan China.

Pentagon mengatakan pada Rabu bahwa Kementerian Luar Negeri AS telah menyetujui potensi penjualan senjata dan peralatan ke Taiwan termasuk 200 Advanced Medium-Range Air-to-Air Missiles (AMRAAM) anti-pesawat dan 100 rudal AGM-88B HARM yang dapat melumpuhkan stasiun radar darat.

"Usulan penjualan peralatan dan dukungan ini tidak akan mengubah keseimbangan dasar militer di wilayah," sebut Kementerian Pertahanan Taiwan. "Penjualan senjata akan berkontribusi pada kemampuan penerima untuk menyediakan pertahanan bagi wilayah udaranya, keamanan regional, dan interoperabilitas dengan AS."

Kementerian Pertahanan Taiwan menambahkan, rudal-rudal canggih tersebut akan membantu secara efektif mempertahankan wilayah udara dari ancaman dan provokasi militer Komunis serta akan meningkatkan persediaan pertahanan.

Taiwan telah mengeluh selama bertahun-tahun atas peningkatan aktivitas militer China di dekat pulau itu, sementara China membenarkan kehadirannya dengan mengatakan, itu merupakan usaha mempertahankan integritas teritorialnya .

China juga telah memperingatkan AS agar tidak "berkolusi" dengan Taiwan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.