Sukses

Demi Tarik Wisatawan Asing, KJRI Perkenalkan Spesies Asli Indonesia di Kebun Binatang San Fransisco

KJRI San Fransisco memperkenalkan spesies asli Indonesia untuk menarik wisatawan asing.

Liputan6.com, San Fransisco - Upaya promosi wisata Indonesia saat ini menjadi bagian penting dari fokus pemerintah untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional pasca-pandemi.

Sektor pariwisata, bersamaan dengan sektor lainnya, perlu didorong terus agar bangkit kembali guna membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta membuka lapangan kerja. Salah satu bagian penting dari promosi pariwisata adalah aspek kesinambungannya (sustainability).

Konservasi dalam hal ini menjadi tema sentral dan strategis yang dapat menopang kemajuan iklim pariwisata nasional yang berkualitas, sehingga akan memperkuat citra sekaligus daya tarik bagi wisatawan nusantara maupun mancanegara. 

Sejalan dengan pentingnya program itu, KJRI San Francisco menggandeng San Francisco Zoo and Gardens (Kebun Binatang San Francisco) guna mempromosikan berbagai destinasi wisata Indonesia yang berbasis konservasi.

“Melalui kegiatan resepsi, tur edukasi ke situs Komodo dan Orang Utan di Kebun Binatang San Francisco bahkan kehormatan memberikan nama kepada spesies asli asal Indonesia, kita akan menggaungkan langkah diplomasi berbasis konservasi dan edukasi mengenai beberapa kekhasan fauna langka dan tujuan wisata konservasi di Indonesia," kata Konjen RI San Francisco, Prasetyo Hadi, dalam sambutannya di hadapan ratusan tamu undangan dan pengunjung lainnya pada 18 November 2022 lalu seperti dikutip dari situs Kemlu RI.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tujuan Edukasi

Kegiatan kolaborasi yang juga didukung oleh diaspora, pelajar dan mahasiswa Indonesia tersebut dimaksudkan untuk memberikan edukasi kepada seluruh korps diplomatik, pejabat pemerintah daerah San Francisco, akademisi serta mitra lokal dan asing lainnya di San Francisco Bay Area mengenai Komodo dan Orang Utan serta habitat asalnya di Indonesia.

“Publik AS perlu diberikan informasi yang benar dan pemahaman yang utuh mengenai Komodo dan Orang Utan, serta aksi pelindungan yang dilakukan Pemerintah terhadap hewan langka dan habitat asalnya."

"Destinasi wisata konservasi Indonesia yang dipromosikan di antaranya Taman Nasional Komodo, NTT dan beberapa kawasan wisata konservasi Taman Nasional Orang Utan seperti Tanjung Puting, Kutai, Gunung Palung, Betung Kerihun di Pulau Kalimantan, dan Gunung Leuser di Pulau Sumatera", ujar Prasetyo.

3 dari 4 halaman

Dapat Apresiasi

Hal senada juga diutarakan oleh CEO dan Direktur Eksekutif Kebun Binatang San Francisco, Tanya Peterson, yang juga hadir sebagai co-host dalam acara. Pihaknya mengapresiasi komitmen Pemerintah Indonesia dalam upaya pelestarian spesies langka, seperti Komodo dan Orang Utan.

“Kita mengetahui berbagai tantangan dewasa ini yang dihadapi berbagai negara, namun kami sangat menghargai komitmen Indonesia dalam melestarikan Komodo dan Orang Utan sebagai hewan langka dunia yang berhabitat asli di Indonesia," imbuh Tanya.

Baginya, kegiatan kolaborasi semacam ini sejalan dengan misi Kebun Binatang San Francisco untuk semakin mengenalkan berbagai macam binatang langka kepada masyarakat luas serta terus mengkampanyekan kepedulian dan pelastarian flora dan fauna kepada semua pihak.

Nuansa acara resepsi, tur edukasi dan promosi konservasi tersebut semakin terlihat lengkap karena para pengunjung disuguhkan pula dengan berbagai kuliner khas Indonesia seperti perkedel, risoles, lemper, dan rempeyek, serta minuman khas Indonesia, terutama kopi khas Flores, dimana habitat Komodo berasal.

4 dari 4 halaman

Bagian dari Diplomasi

KJRI San Francisco memperoleh keistimewaan untuk menyambut kedatangan seekor Komodo jantan hasil breeding di Amerika Serikat (AS), yang akan menemani seekor Komodo betina yang sudah ada di Kebun Binatang San Francisco, sekaligus secara resmi memberikan nama bagi dua ekor Komodo tersebut.

Nama SIKKA diberikan untuk Komodo betina yang berusia 9 tahun dan RINCA untuk Komodo jantan yang baru tiba kami beri nama RINCA. Kedua nama tersebut asli istilah lokal Indonesia, yang berasal dari Flores, NTT.

KJRI San Francisco juga mengapresiasi Kebun Binatang San Francisco dan para donor karena menyetujui penamaan tersebut, terutama untuk SIKKA, yang sebelumnya diberi nama Xena.

Nama SIKKA terinspirasi dari nama perempuan di Flores, yang merupakan bahasa resmi yang dituturkan oleh suku Sikka di Kabupaten Sikka bagian Tengah dan Timur, NTT. Sikka juga dikenal sebagai penghasil tenun dan kesenian tradisional yang dibuat masyarakat Flores saat ini. Sementara nama RINCA diambil dari pulau kecil di area habitat Komodo dan daerah Flores, salah satu dari tiga pulau terbesar tempat tinggal Komodo. 

Konsul Pensosbud KJRI San Francisco, Mahmudin Nur Al-Gozaly, mengemukakan bahwa kegiatan kolaborasi ini bagian dari langkah terobosan dalam diplomasi. “Kegiatan ini merupakan salah satu upaya soft diplomacy untuk meningkatkan citra positif Indonesia terkait pelindungan dan pelestarian satwa asli Indonesia, sekaligus sebagai bagian dari langkah memperkuat promosi yang lebih berkelanjutan mengenai citra dan beberapa destinasi wisata nasional", kata Mahmudin.

Kebun Binatang San Francisco dipilih sebagai mitra KJRI San Francisco karena kredibilitasnya dalam mengadvokasi tema “keberlanjutan", terbukti dengan telah diperolehnya penghargaan “Sustainability Award" tahun 2022 dari San Francisco Chamber of Commerce.

Kebun Binatang ini merupakan salah satu kebun binatang terbesar di California serta terdapat sedikitnya dua ribu binatang termasuk hewan langka dan terancam punah yang mewakili lebih dari 250 spesies serta berbagai aneka taman, yang dikunjungi sedikitnya 957 ribu orang setiap tahunnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.