Sukses

Pelaku Penembakan di Rumah Sakit Oklahoma Tewas Bunuh Diri

Polisi Tulsa mengatakan dalam sebuah posting Facebook sebelum pukul 6 sore waktu setempat bahwa pelaku penembakan sudah tewas.

Liputan6.com, Tulsa - Polisi Tulsa mengkonfirmasi bahwa seorang penembak yang membunuh empat orang di Rumah Sakit Saint Francis tewas bunuh diri dengan senjatanya sendiri.

"Empat orang tak bersalah dan satu penembak" tewas, kata Jonathan Brooks dari departemen kepolisian Tulsa, Oklahoma mengatakan pada konferensi pers Rabu (1/6).

Polisi belum mengidentifikasi penembak dan mengatakan bahwa dia meninggal setelah luka tembak yang dilakukan sendiri. Penembak itu membawa senapan dan pistol, kata Brooks.

Polisi Tulsa mengatakan dalam sebuah posting Facebook sebelum pukul 6 sore waktu setempat bahwa pelaku penembakan sudah tewas.

"Petugas saat ini sedang memeriksa setiap ruangan di gedung untuk memeriksa ancaman susulan," kata polisi saat itu.

"Kami tahu ada banyak cedera, dan berpotensi banyak korban."

Kapten polisi Tulsa Richard Meulenberg mengatakan, beberapa orang terluka; dia menyebutnya sebagai "insiden bencana".

Sistem Kesehatan St. Francis mengunci areanya pada Rabu sore karena situasi di Gedung Medis Natalie. Gedung Natalie memiliki pusat operasi rawat jalan dan pusat kesehatan payudara.

Rekaman udara dari helikopter TV tampak menunjukkan responden pertama mendorong seseorang dengan tandu menjauh dari gedung rumah sakit.

Puluhan mobil polisi terlihat di luar kompleks rumah sakit, dan pihak berwenang menutup lalu lintas saat penyelidikan berlangsung.

Sebuah pusat reunifikasi bagi keluarga untuk menemukan orang yang mereka cintai didirikan di sekolah menengah terdekat rumah sakit.

Agen dari Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api dan Bahan Peledak juga berada di tempat kejadian, kata seorang juru bicara.

Pelaku itu menandai penembakan massal ke-233 untuk tahun ini di AS, menurut data yang dikumpulkan oleh Arsip Kekerasan Senjata.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Jenis Senjata

Pelaku memiliki satu rifle dan satu handgun. Polisi menyebut pelaku tewas karena luka terhadap diri sendiri.

Evakuasi dilakukan kepada ratusan orang. Identitas penembak masih belum diungkap ke publik.

Salah satu pengunjung rumah sakit bernama Debra Proctor mengaku shock atas kejadian ini. Proctor datang karena ada janji dengan dokter. 

"Polisi ada di mana-mana di tempat parkier, di blok-blok sekitar," ujar Proctor. "Mereka masih berdatangan ketika saya pulang."

Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah mendapatkan briefing terkait kasus ini. Sebelumnya, Presiden Biden sempat mengecam pelobi senjata api setelah kejadian penembakan di sebuah SD di Texas.

3 dari 5 halaman

Ucapan Presiden Biden tentang Pelobi Senjata

Belum lama ini, Presiden AS Joe Biden baru saja mengecam para pelobi-lobi senjata api. Kecaman itu diberikan Biden setelah peristiwa penembakan massal di Robb Elementary School. Belasan anak-anak tewas.

Peristiwa di SD Texas itu adalah penembakan sekolah terburuk dalam sejarah Texas. Presiden Joe Biden memulai pidatonya membahas keadaan psikologis para orang tua, serta para anak-anak lain yang menjadi saksi mata peristiwa tersebut. 

Presiden Biden turut menyorot kenapa AS terus-terusan mengalami penembakan massal seperti ini, sementara tetapi negara-negara lain tidak.

"Penembakan massal seperti ini jarang terjadi di tempat lain di dunia. Mengapa? Mereka punya masalah mental. Mereka punya pertikaian domestik di negara-negar lain. Mereka memiliki orang-orang yang tersesat. Tapi penembakan massal ini tidak terjadi sesering yang terjadi di AS," ujar Presiden Joe Biden dalam konferensi pers di Gedung Putih dan didampingi Ibu Negara Jill Biden.

Salah satu insiden penembakan massal di sekolah yang terparah dalam sejarah AS adalah penembakan Sandy Hook. Ketika itu, Joe Biden masih menjabat sebagai wakil presiden. 

Presiden Biden lantas mendorong agar Amerika Serikat bisa berani melawan pelobi-lobi senjata, serta menghadapi pihak-pihak yang menghalangi pengesahan aturan senjata api.

"Saatnya mengubah rasa sakit ini menjadi aksi," ujar Presiden Biden. "Untuk semua orang tua, untuk semua warga, kita harus memperjelas ke semua pejabat terpiilh di negara ini. Saatnya bertindak!"

Sejumlah politisi dari Partai Republik diketahui dekat dengan pelobi senjata api, termasuk dengan National Rifles Assosiation (NRA). 

4 dari 5 halaman

Penembakan di Festival Tahunan Oklahoma, 1 Orang Dilaporkan Tewas

Sebelumnya, satu orang tewas dan tujuh lainnya terluka dalam penembakan di sebuah festival luar ruangan pada Minggu (29/5) pagi di dekat Tulsa di negara bagian Oklahoma, Amerika Serikat, kata pihak berwenang.

Penembakan itu terjadi di acara Memorial Day tahunan dengan 1.500 orang hadir di Old City Square di Taft, sekitar 10 mil dari Tulsa, media lokal melaporkan.

Dua remaja termasuk di antara yang terluka dan tidak ada yang ditangkap, menurut Biro Investigasi Negara Bagian Oklahoma.

 

  

Lebih dari 17.000 orang tewas dalam serangan terkait senjata di seluruh Amerika Serikat selama lima bulan terakhir, termasuk sekitar 640 anak-anak dan remaja.

5 dari 5 halaman

Penembakan di Texas

Korban penembakan di Robb Elementary School di San Antonio, negara bagian Texas, terus bertambah. Berdasarkan informasi terkini, korban penembakan sekolah itu tembus 20 orang.

Insiden penembakan terjadi pada Selasa (24/5) waktu setempat. Mayoritas korban adalah anak-anak. Guru juga ada yang tewas.

Berdasarkan laporan AP News, Rabu (25/5/2022), ada 21 orang yang dilaporkan tewas akibat insiden tersebut. Ada 18 anak yang kehilangan nyawa.

Guru yang tewas adalah Eva Mireles yang mengajar kelas 4 SD.

ABC News menyebut pelaku juga menembak neneknya sebelum datang ke sekolah. Korban adalah anak kelas 3 dan 4 SD.

Kasus penembakan ini lebih parah ketimbang tragedi penembakan sekolah SMA Columbine (1999) dan SMA Stoneman Douglas (2018).

Jumlah kematian di penembakan Texas itu diperkirakan masih terus bertambah.

Hingga kini, kasus penembakan sekolah terparah di AS terjadi di SD Sandy Hook di negara bagian Connecticut. Pelaku bernama Adam Lanza yang berusia 20 tahun menewaskan 27 orang.

Adam Lanza disebut mengidap sejumlah masalah psikologis. Setelah melakukan aksi kejinya pada anak-anak, ia bunuh diri dengan tembakan di kepala.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.