Sukses

PBB: Ratusan Anak Tanpa Pendamping Dievakuasi dari Afghanistan

PBB melaporkan bahwa usai Taliban berkuasa, ratusan anak terpisah dari keluarga mereka.

Liputan6.com, Kabul - PBB melaporkan bahwa banyak anak-anak dipisahkan dari keluarga mereka di tengah kondisi kacau di Afghanistan setelah Taliban berkuasa, dan ratusan dari mereka dievakuasi tanpa pendamping dari negara itu.

Melansir Channel News Asia, Rabu (8/9/2021), badan anak-anak PBB UNICEF mengatakan bahwa mereka dan mitranya telah mendaftarkan sekitar 300 anak-anak tanpa pendamping dan terpisah yang dievakuasi dari Afghanistan sejak 14 Agustus.

"Kami memperkirakan jumlah ini akan meningkat melalui upaya identifikasi yang berkelanjutan," kata kepala UNICEF Henrietta Fore dalam sebuah pernyataan.

Ia juga menyuarakan keprihatinan atas kesejahteraan dan keselamatan mereka.

Badan tersebut mengatakan bahwa banyak anak telah terpisah dari keluarga mereka ketika puluhan ribu orang berbondong-bondong ke bandara Kabul dalam upaya putus asa untuk meninggalkan negara itu sebelum pasukan AS ditarik sepenuhnya pada akhir Agustus.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Nasib Anak Afghanistan

Amerika Serikat pada hari-hari terakhirnya, mengangkut lebih dari 123.000 orang keluar dari bandara Kabul termasuk warga negara AS dan juru bahasa dan lainnya yang mendukung misi AS dan memenuhi syarat untuk mendapatkan visa khusus untuk berimigrasi.

Beberapa anak yang terpisah telah dievakuasi dalam penerbangan ke Jerman, Qatar dan negara-negara lain, kata UNICEF.

"Saya hanya bisa membayangkan betapa ketakutannya anak-anak ini tiba-tiba menemukan diri mereka sendiri tanpa keluarga mereka ketika krisis di bandara berlangsung atau ketika mereka dibawa pergi dalam penerbangan evakuasi," kata Fore.

Dia menunjukkan bahwa anak-anak yang terpisah adalah "di antara anak-anak yang paling rentan di dunia". 

"Sangat penting bahwa mereka dengan cepat diidentifikasi dan tetap aman selama proses pelacakan keluarga dan reunifikasi," katanya, menekankan bahwa "semua pihak harus memprioritaskan kepentingan terbaik anak dan melindungi anak dari pelecehan, penelantaran dan kekerasan". 

UNICEF saat ini memberikan dukungan teknis kepada pemerintah yang menampung anak-anak yang dievakuasi, dan membantu mendaftarkan mereka yang tidak didampingi, melacak keluarga mereka dan bekerja untuk menyatukan mereka kembali.

Badan PBB tersebut menekankan pentingnya memberikan semua anak yang terpisah atau tanpa pendamping dengan "pengasuhan alternatif sementara yang aman" sementara upaya itu sedang berlangsung.

Anak-anak sebaiknya ditempatkan dengan anggota keluarga besar atau di lingkungan berbasis keluarga, sementara perawatan institusional harus menjadi pilihan terakhir dan hanya sementara, katanya.

3 dari 3 halaman

Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.