Sukses

FPCI Gandeng 50 Kampus di Asia Tenggara Hadirkan Sesi Kuliah Terbaik Dunia Gratis

FPCI menggagas Southeast Asia Lecture Hall, bertujuan memberikan akses kuliah berkualitas tinggi gratis dan regular kepada mahasiswa Asia Tenggara dari pendidik kelas dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) menggandeng sekitar 50 kampus di Asia Tenggara untuk menghadirkan sesi kuliah dari para pendidik kelas dunia. Kolaborasi tersebut disebut dengan Southeast Asia Lecture Hall.

Program Southeast Asia Lecture Hall yang digagas bertujuan untuk memberikan akses kuliah berkualitas tinggi gratis dan regular kepada mahasiswa Asia Tenggara dari pendidik kelas dunia dengan berbagai bidang studi.

"Kami percaya bahwa ini adalah inisiatif pertama yang dilaksanakan di kawasan yang bertujuan untuk membantu mempromosikan emansipasi pendidikan karena kedua universitas di Asia Tenggara mengalami kesulitan dan mendapatkan akses ke kuliah bergengsi dunia," ujar Esther, moderator dalam pembukaan program Southeast Asia Lecture Hall yang digelar virtual, Rabu (28/7/2021).

"Untuk dapat melakukan hal ini FPCI telah bermitra dengan berbagai institusi dan universitas di seluruh Asia Tenggara," imbuh Esther.

Program tersebut awalnya tercetus dari sulitnya mendapatkan akses pendidikan tingkat tinggi oleh para siswa di Asia Tenggara.

"Ide bagaimana program ini muncul adalah ketika saya, sebagai Ketua Asosiasi Dosen Indonesia (ADI), berwisata keuniversitas yang berbeda di seluruh Indonesia dan melihat satu keluhan umum yakni akses dan kualitas pendidikan tidak setara. Semakin jauh saya bepergian ke luar Jakarta dan melihat universitas di sana, semakin terlihat kemungkinan besar mereka tidak akan mendapatkan akses ke kuliah berkualitas," ungkap Dr Dino Pati Djalal selaku founder FPCI dalam sambutannya.

Menurut Dino, hal tersebut menjadi masalah tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi Asia Tenggara pada umumnya. Kemudian iamenemukan minat yang besar dari kampus yang mengakui bahwa hal tersebut juga tantangan bagi mereka.

"Jika Anda ingin mendengar kuliah yang bagus, terkadang Anda harus menghadiri universitas top, yang sangat kompetitif dan mahal. Padahal tidak banyak orang yang mampu," tutur Dino.

Melalui Southeast Asia Lecture Hall, disediakanlah platform yang dapat memajukan emansipasi pendidikan, memberikan akses pendidikan yang berkualitas kepada semua orang dengan koneksi internet. "Tidak peduli di mana Anda berada, seberapa jauh Anda, atau seberapa jauh. Selama Anda memiliki koneksi internet yang baik, Anda akan dapat kuliah yang bagus bahkan tanpa membayar".

"Visi kami adalah untuk memicu rasa dan kualitas keunggulan yang lebih besar di antara mahasiswa dan dosen Asia Tenggara, dan untuk memfasilitasi komunitas Asia Tenggara dan komunitas akademisi ASEAN. Karena dari program ini, Anda dapat terhubung tidak hanya dengan dosen tetapi juga satu sama lain, semoga ini akan memfasilitasi lebih banyak koneksi dan kolaborasi," ucap Dino.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kuliah Digital Gratis

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarien mengatakan bahwa konsep program Southeast Asia Lecture Hall, yang menyediakan akses ke semua kuliah secara online dan digitalisasi sangat penting bagi Indonesia dan Asia Tenggara.

"Mendigitalkan kuliah itu adalah hal yang fantastis cara untuk benar-benar meningkatkan akses," ujar Nadiem.

Sementara itu, Secretary General of ASEAN Dato' Lim Jock Hoi melihat program Southeast Asia Lecture Hall bakal berguna apalagi di masa pandemi seperti sekarang.

Menurutnya, dampak pandemi COVID-19 pada pelajar dan remaja dapat beragam. Di ASEAN saja, pendidikan dan pelatihan lebih dari 150 juta anak-anak dan remaja telah terganggu oleh penutupan sekolah yang meluas dan lembaga pendidikan.

Pandemi COVID-19, menurut Dato' Lim, membuat akses ke konten dan perangkat digital berkualitas saat sekolah harus ditutup adalah tantangan lain - ini terutama berlaku untuk siswa yang tinggal di daerah pedesaan. "Sekarang adalah saat yang tepat untuk mempersiapkan siswa dan remaja untuk menghadapi ketidakpastian masa depan. Kita perlu membekali kaum muda kita dengan keterampilan dan memastikan kaum muda kita memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dan berkontribusi dalam pembuatan kebijakan dan perkembangan komunitas."

"ASEAN adalah komunitas muda dan bersemangat dan saya selalu percaya bahwa berinvestasi di pengembangan pemuda berarti berinvestasi di masa depan kita," imbuh Dato' Lim.

Southeast Asia Lecture Hall, program forum virtual ini bakal dilangsungkan setiap tiga minggu. Siswa akan dapat mendengarkan sesi kuliah gratis dari para cendekiawan terkemuka. Mereka juga akan menerima e-sertifikat.

Rangkaian 10 kuliah virtual dari para sarjana kelas dunia ini akan disampaikan kepada lebih dari 1.000 mahasiswa dari seluruh 11 negara Asia Tenggara. Berlangsung mulai Agustus 2021 hingga Maret 2022.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.