Sukses

Daftar Negara Paling Bahagia di Dunia, Indonesia di Urutan Ini

Dalam menyusun laporan tersebut, para peneliti juga mempertimbangkan indikator lain seperti PDB, dukungan sosial, kebebasan pribadi, dan tingkat korupsi setiap negara. Indikator-indikator tersebut dirata-rata selama tiga tahun terakhir mulai 2018 hingga 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Berdasarkan laporan tahunan berjudul World Happiness Report yang dirilis pada Jumat (19/3) sebagaimana dilansir AFP, Finlandia kembali dinobatkan sebagai negara paling bahagia di dunia menurut sebuah laporan tahunan terbaru yang disponsori PBB. Namun bagaimana dengan Indonesia?

Para peneliti di balik World Happiness Report menggunakan metode analisis Gallup dan meminta orang-orang di 149 negara untuk menilai kebahagiaan mereka sendiri. Dalam menyusun laporan tersebut, para peneliti juga mempertimbangkan indikator lain seperti PDB, dukungan sosial, kebebasan pribadi, dan tingkat korupsi setiap negara. Indikator-indikator tersebut dirata-rata selama tiga tahun terakhir mulai 2018 hingga 2020.

Indonesia berada pada peringkat 82 dari daftar tersebut. Sementara itu, Afghanistan berada pada peringkat paling bawah dan dinobatkan sebagai negara paling tidak bahagia di dunia pada tahun ini. Para peneliti juga membandingkan data tahun ini dengan rata-rata tahun sebelumnya untuk mengukur dampak pandemi Covid-19.

Mereka menemukan frekuensi emosi negatif yang lebih tinggi secara signifikan di lebih dari sepertiga negara. Kendati demikian, emosi positif tetap meningkat di 22 negara meski dunia sedang dilanda pandemi Covid-19.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Indonesia Mendapat Skor Rendah di Kawasan Asia-Pasifik

Salah satu penyusun laporan tersebut, John Helliwell, mengatakan bahwa secara rata-rata, tidak ada penurunan kesejahteraan ketika diukur dengan evaluasi setiap individu terhadap kehidupan mereka.

"Satu penjelasan yang mungkin adalah bahwa orang melihat Covid-19 sebagai ancaman umum dari luar yang memengaruhi semua orang dan ini telah menghasilkan rasa solidaritas yang lebih besar," imbuh Helliwell.

Sedangkan anggota lain yang menyusun laporan itu, Jeffrey Sachs, memperingatkan bahwa orang-orang perlu segera belajar dari Covid-19. Dia menambahkan, orang-orang seharusnya berfokus pada kesejahteraan, bukan sekadar kekayaan.

Menariknya lagi, lima lokasi kawasan Asia-Pasifik (Australia, China, Hong Kong SAR, Indonesia, dan Singapura) memiliki skor rata-rata 67,4 persen untuk “kebanyakan orang” mengikuti aturan COVID-19, sedangkan sembilan lokasi di Atlantik Utara (Denmark, Prancis, Jerman, Italia, Polandia, Spanyol Swedia, Inggris dan Amerika Serikat) mencapai skor rata-rata 55,4 persen.

Berdasarkan hasil penelitian, hanya Indonesia yang mendapat skor rendah di kawasan Asia-Pasifik untuk “kebanyakan orang” yang mengikuti aturan COVID-19, yaitu 43 persen.

 

Reporter: Lianna Leticia

3 dari 3 halaman

Infografis 3 Manfaat Tidur Cukup Cegah Risiko Penularan Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini