Sukses

Filipina Setujui Penggunaan Darurat Vaksin COVID-19 Sinovac, Tapi Tidak untuk Tenaga Medis

Filipina telah menyetujui penggunaan darurat vaksin COVID-19 Sinovac.

Liputan6.com, Manila- Filipina telah menyetujui penggunaan darurat vaksin COVID-19 produksi Sinovac. Namun, negara itu tidak akan memberikan vaksin tersebut kepada tenaga medis karena berbagai tingkatan kemanjuran.

Menurut Badan Makanan dan Obat-obatan (FDA) Filipina, seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (22/2/2021), data uji coba tahap akhir menunjukkan vaksin Sinovac memiliki kemanjuran yang lebih rendah ketika digunakan untuk tenaga medis yang terpapar COVID-19 dibandingkan dengan orang sehat berusia 18 hingga 59 tahun, menurut kepala FDA Filipina, Rolando Enrique Domingo.

Filipina diketahui memiliki sekitar 1,4 juta tenaga medis.

"Menurut para ahli kami, vaksin (Sinovac) bukanlah vaksin terbaik untuk mereka (tenaga medis)," sebut Domingo dalam sebuah briefing.

Domingo mengutip hasil uji klinis CoronaVac Sinovac di Brasil, Turki dan Indonesia.

CoronaVac adalah kandidat ketiga yang mendapatkan persetujuan darurat untuk digunakan di negara Asia Tenggara dengan populasi lebih dari 108 juta jiwa itu.

Persetujuan itu membuka jalan untuk pengiriman 600.000 dosis vaksin Sinovac yang telah disetujui untuk diberikan oleh China, yang akan tiba pada Selasa 23 Februari tetapi telah ditunda karena tidak adanya otorisasi.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Filipina Belum Memulai Program Vaksinasi COVID-19

Filipina, yang menghadapi jumlah infeksi dan kematian akibat Virus Corona COVID-19 tertinggi kedua di Asia Tenggara, sejauh ini belum memulai kampanye vaksinasi di wilayahnya.

Negara itu mengandalkan 117.000 suntikan vaksin Pfizer/BioNTech yang diamankan melalui fasilitas penyediaan vaksin COVAX. 

Namun, belum diketahui secara jelas tentang pihak yang akan menanggung kerusakan jika terjadi efek samping dari vaksin yang pengirimannya tertunda.

Sebuah RUU sedang diproses di Kongres Filipina yang berupaya untuk memberikan ganti rugi kepada pembuat vaksin COVID-19.

"Kami meminta kesabaran Anda karena vaksin tertunda beberapa hari, tetapi akhirnya kami dapat memulai vaksinasi," kata juru bicara Kepresidenan Filipina, Harry Roque dalam pernyataan terpisah.

3 dari 3 halaman

Infografis Yuk Kenali Cara Kerja Vaksin COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.