Sukses

Negosiator Palestina Saeb Erekat Meninggal Dunia Usai Dirawat Karena COVID-19

Negosiator Palestina, Saeb Erekat, telah meninggal dunia di usia 65 tahun.

Liputan6.com, Yerusalem- Negosiator Palestina, Saeb Erekat, telah meninggal dunia pada Selasa (10/11/2020) dalam usia 65 tahun. 

Ia menghembuskan nafas terakhirnya setelah beberapa pekan menjalani perawatan karena terinfeksi COVID-19. 

Selama beberapa tahun terakhir, Erekat menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), merupakan pendukung dalam lingkaran Presiden Mahmoud Abbas, seperti dikutip dari AFP, Selasa (10/11/2020).

Kabar kematiannya disampaikan dalam sebuah pernyataan oleh kantor kepresidenan Palestina Mahmoud Abbas. 

"Kepergian seorang saudara dan seorang teman dari pejuang besar, yakni Dr. Saeb Erekat, merupakan kehilangan besar bagi Palestina dan rakyat kami, dan kami sangat berduka," kata pernyataan tersebut. 

Pada tahun 2017, Erekat menjalani transplantasi paru-paru di AS setelah beberapa tahun berjuang melawan fibrosis paru.

PLO mengumumkan bahwa Erekat dinyatakan positif COVID-19 pada 9 Oktober 2020. Kemduian pada 18 Oktober, ia dirawat di rumah sakit Hadassah Ein Kerem di Israel. 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Cita-Cita Mendiang Saeb Erekat untuk Perdamaian Israel-Palestina

Erekat telah lama terlibat dalam negosiasi yang bercita-cita untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina. Is juga merupakan anggota parlemen Palestina sejak tahun 1996. 

Pejabat Palestina kelahiran tahun 1955 tersebut juga tumbuh besar di tengah kemenangan telak Israel dalam Perang Enam Hari pada tahun 1967. 

Seorang ayah dengan empat anak tersebut pun mendedikasikan sebagian besar hidupnya untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina. 

Pada 2015, ketika serangkaian kekerasan terjadi di Palestina, Erekat menyalahkan kebijakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas peristiwa tersebut.

"Saya mengecam mereka yang menghancurkan harapan," ujar Erekat kepada AFP pada saat itu. 

"Saya mengecam mereka yang memilih permukiman dan dikte daripada perdamaian dan negosiasi. Dan saya katakan kepada Anda, saya tidak memaafkan pembunuhan warga sipil ... baik itu orang-orang Israel atau Palestina," tegasnya. 

"Saya orang yang cinta damai. Saya ingin berdamai. Saya mengakui hak Israel untuk hidup," jelas Erekat. 

Selain itu, pada masa hidupnya, Erekat memiliki relasi dekat dengan Yasser Arafat, yang merupakan pemimpin bersejarah gerakan nasional Palestina.

3 dari 3 halaman

Infografis Meredam Kepanikan Wabah Virus Corona

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.