Sukses

Perlu Menenangkan Diri? Cobalah Teknik Pernapasan Ala Militer Ini

Terkadang ada banyak permasalahan yang membuat emosi kita tidak teratur. Pola bernapas ala militer ini mungkin bisa membantu Anda.

Liputan6.com, Jakarta - Apakah Anda sedang mengalami permasalahan emosi dan butuh membuat diri jadi rileks?

Permasalahan semacam ini kerap kali kita alami. Mulai dari permasalahan di ruang kerja dan tekanan lain. Pada permasalahan ini, kita tidak bisa melarikan diri dan harus mengahadapinya.

Ternyata, ada cara untuk mengatasi permasalahan ini. Kita bisa mengikuti cara para tentara untuk membuat diri kita tenang.

Cobalah teknik yang disebut pernapasan taktis -- juga dikenal sebagai pernapasan tempur, pernapasan empat hitungan, dan pernapasan diafragma untuk menurunkan detak jantung dan mendapatkan kembali kendali atas napas Anda.

"Ini adalah salah satu yang dapat Anda gunakan ketika sesuatu meledak di sekitar Anda," baik secara harfiah dan kiasan.

"Anda harus bisa tetap tenang dalam kondisi ini," jelas psikolog klinis Belisa Vranich, yang mendemonstrasikan versi pernapasan taktis.

Vranich adalah penulis buku Breathe: The Simple, Revolutionary 14-Day Program to Improve your Mental and Physical Health. Anda bisa memperlajari cara ini dan sehingga bisa menyelamatkan diri Anda pada kondisi semacam ini.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tahan Napas Bisa Diagnosis Virus Corona COVID-19? Ini Faktanya

Pola pernapasan ternyata dikaitkan dengan diagnosa Corona COVID-19. Beberapa rumor di media sosial mengklaim, orang dapat mendiagnosis mandiri apakah terjangkit Virus Corona COVID-19 atau tidak dengan cara menahan napas selama lebih dari 10 detik. Benarkah?

Faktanya adalah, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mampu menahan napas selama 10 detik atau lebih tanpa batuk atau merasa tidak nyaman bukan berarti orang tersebut bebas dari Virus Corona COVID-19 atau penyakit paru-paru lainnya.

"Anda tidak dapat mengonfirmasinya dengan latihan pernapasan ini, yang bahkan bisa berbahaya," pihak WHO memperingatkan, seperti dikutip dari Xinhua.

"Gejala COVID-19 yang paling umum adalah batuk kering, lesu, dan demam. Pada beberapa orang mungkin timbul bentuk penyakit yang lebih parah, misalnya pneumonia."

Badan kesehatan utama dunia itu menyatakan, tes laboratorium merupakan cara terbaik untuk mengonfirmasi apakah seseorang tertular Virus Corona jenis baru.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.