Sukses

7 Hal Terkait Kasus Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman di Pengadilan AS

Putra mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MbS), diseret ke pengadilan AS karena ancaman pembunuhan.

Liputan6.com, Washington, D.C. - Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) dari Arab Saudi diseret ke pengadilan di Amerika Serikat. Ia dituduh mencoba melakukan pembunuhan kepada mantan pejabat Arab Saudi bernama Saad al-Jabri (39). 

Saad al-Jabri adalah mantan pejabat di Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi. Ia dekat dengan intelijen asing, serta mengetahui informasi rahasia yang bisa merugikan Pangeran MbS. 

Posisi Saad al-Jabri kini berada di Toronto, Kanada. Ia mengaku bahwa Pangeran MbS berniat menghabisi nyawanya, bahkan sang pangeran pernah mengirim WhatsApp berisi ancaman.

Saad al-Jabri melaporkan kasus ini ke pengadilan di Washington, D.C. agar dapat perlindungan. Ia diwakili oleh firma hukum Jenner & Block. 

Berikut 7 hal terkait dugaan upaya pembunuhan oleh putra mahkota Arab Saudi, berdasarkan dokumen pengadilan Saad al-Jabri yang diunggah The Washington Post, Senin (10/8/2020):

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

1. Pangeran Arab Saudi disebut Haus Kekuasaan

Pada pembuka aduannya, Saad al-Jabri menggambarkan persamaan antara Pangeran Mohammed bin Salman dan Raja Richard III dari Inggris.

Sejarah mencatat Richard III (1452-1485) sebagai sosok berdarah dingin, ia diduga tega menghabisi dua keponakannya (putra Raja Edward V) agar dirinya bisa menjadi raja.

Saad al-Jabri menyebut Pangeran MbS memiliki nafsu berkuasa yang serupa. 

"Dalam hal ini, kekuasaan yang dicari adalah mahkota merdeka dari Kerajaan Arab Saudi, dan pria yang mencarinya adalah Mohammed bin Salman al Saud," tulis dokumen pengadilan.

3 dari 8 halaman

2. Diincar Sejak 2017

Saad al-Jabri telah diincar sejak 2017. Ia menjadi sasaran karena informasi rahasia yang ia tahu serta kedekatannya dengan intelijan AS.

Kedekatan Saad al-Jabri dengan intelijen AS dianggap mengancam hubungan Pangeran MbS dan pemerintah AS.

"Itulah mengapa tertuduh bin Salman menginginkan dia mati dan mengapa tertuduh bin Salman telah berupaya mencapai tujuan itu dalam tiga tahun terakhir," tulis dokumen pengadilan.

Pangeran MbS dituduh sempat mengirim tim pemburu bernama Tiger Squad untuk menghabisi Saad al-Jabri. Hal itu terjadi setelah pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi

4 dari 8 halaman

3. Informasi Rahasia

Saad al-Jabir mengaku punya beragam informasi terkait manuver Pangeran MbS di lingkaran kekuasaan Arab Saudi.

Informasi yang dimaksud Dr. Saad mulai dari korupsi bisnis hingga pembentukan tim pembunuh yang digunakan untuk menghabisi jurnalis Jamal Khashoggi.

Pihak Dr. Saad mengaku hanya sedikit orang yang tahu informasi itu.

"Sedikit sekali tempat yang memiliki informasi yang sensitif, memalukan, dan mencelakakan terkait tertuduh bin Salman dibanding pikiran dan ingatan Dr. Saad, kecuai mungkin rekaman yang Dr. Saad buat saat mengantisipasi pembunuhannya," tulis dokumen itu.

5 dari 8 halaman

4. Pangeran Saudi Kirim Pesan WA

Pada 9 September 2017 menjelang tengah malam, Dr. Saad mendapatkan pesan dari Pangeran Mohammed bin Salman.

Isi pesan berupa tuntutan agar Dr. Saad kembali ke Arab Saudi dalam "24 jam!".

Pangeran MbS juga menyiapkan pesawat pribadi agar Dr. Saad pulang ke Arab Saudi.

Sehari kemudian, Pangeran MbS kembali mengirim pesan WA bahwa ia siap menggunakan "segala cara yang ada" untuk menghabisi Dr. Saad.

6 dari 8 halaman

5. Tuduhan Penculikan Anak dan Penyiksaan

Saad al-Jabri memiliki dua anak bernama Omar (22 tahun) dan Sarah (20 tahun). Keduanya diculik pada 16 Maret 2020. 

Berdasarkan dokumen pengadilan, Omar dan Sarah dibawa pergi dari rumah keluarga di Riyadh pada pagi hari. Sebanyak 50 orang bersenjata membawa kedua pemuda itu. 

Orang dekat Pangeran Mbs dituduh terlibat dalam penculikan itu. 

Anggota keluarga Saad al-Jabri lainnya juga sudah diculik dan disiksa dalam rangka memancing Jabri supaya kembali ke Arab Saudi.

7 dari 8 halaman

6. Interpol, Hacker, dan Fatwa

Pangeran Mohammed bin Salman juga disebut berupaya memasukan Dr. Saad ke daftar Interpol. Pihak Dr. Saad menyebut upaya itu dilakukan untuk membatasi gerak-gerik Dr. Saad dan keluarganya.

Tak hanya itu, Dr. Saad juga kena serangan hacker terhadap smartphone pribadinya. Akun bank Dr. Saad ikut dibekukan. 

Terkini, Pangeran Mohammed bin Salman sudah memperoleh fatwa untuk menghalalkan pembunuhan Dr. Saad. 

8 dari 8 halaman

7. Siapa Saja yang Dilaporkan?

Berikut nama-nama pihak yang dilaporkan, mulai dari Pangeran MbS, ajudannya, hingga anggota Tiger Squad:

  1. Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Alsaud - putra mahkota Arab Saudi.
  2. Bader Alasaker - kepala kantor pribadi Pangeran MbS dan pemimpin Prince Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Foundation (MiSK Foundation)
  3. Saud Alqahtani - ajudan top Pangeran MbS. Dituduh ikut memantau Tiger Squad.
  4. Ahmed Alassiri - petinggi intelijen di Arab Saudi, serta penasihat Pangeran MbS
  5. Youssef Alrajhi - Direkrut untuk melacak Dr. Saad al-Jabri di AS. Ia juga kandidat Ph.D di Universitas Harvard.
  6. Mohammed Alhamed - pendiri dan presiden Saudi Elite Group yang mempromosikan reformasi sosial dan ekonomi dari Pangeran MbS.
  7. Layla Abuljadayel - anggota Saudi Elite Group. Ia pernah ditugaskan melacak keluarga Dr. Saad di Amerika Saudi.
  8. John Doe 1 (identitas tak diketahui) - dituduh mengintai tempat tinggal keluarga Dr. Saad di Boston, Massachusetts.
  9. Bijad Alharbi - warga Arab Saudi, dituduh melacak Dr. Saad di Amerika Serikat.

Anggota Tiger Squad: regu ini memiliki hampir 50 anggota yang terdiri atas anggota intelijen, militer, dan ahli forensik. Ada 6 anggota yang disebut dalam dokumen pengadilan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.